26.8 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Berita Fintech Indonesia: Fintech GoTo Diprediksi Meningkat

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini datang dari layanan financial technology (fintech) milik Gojek Tokopedia atau GoTo.

Adapun kontribusi layanan financial technology (fintech), pilar ketiga dari lini bisnis PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), yakni GoTo Financial, diprediksi bakal meningkat. Hal itu seiring dengan proyeksi percepatan profitabilitas atau keuntungan perusahaan digital terbesar di Indonesia tersebut.

Hal itu, antara lain, karena terwujudnya kolaborasi GoTo Financial dengan PT Bank Jago Tbk (ARTO) lewat pembukaan akses layanan Bank Jago di aplikasi GoBiz untuk para mitra usaha Gojek dan GoTo Financial. GoTo Group punya 21,4% saham di Bank Jago.

Menurut Deputy Head of Research Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, pihaknya mengapresiasi kolaborasi Bank Jago yang mengoptimalkan ekosistem GoTo, utamanya pilar bisnis GoTo Financial via GoBiz, yang merupakan aplikasi merchant untuk mengelola bisnis para mitra usaha Gojek dan GoTo Financial.

”Ini menjadi salah satu sinergi ekosistem GoTo dengan Bank Jago dan ke depannya jika penyaluran kredit atau modal kerja kepada mitra usaha GoBiz bisa berjalan dengan baik, tentu saja menjadi extra revenue dari sisi GoTo Financial,” kata Paulus, dikutip dari Liputan6, Senin (15/8/2022).

Baca jugaBerita Fintech Indonesia: Tips untuk Dapat Pinjaman Kilat

Adapun dampak kolaborasi Bank Jago dengan GoTo Financial, kata Paulus, utamanya kontribusinya terhadap percepatan profitabilitas GoTo akan terus meningkat, seiring dengan semakin luasnya daya jangkau kepada masyarakat.

”Ruang tumbuhnya masih besar. Memang kami juga masih menunggu bentuk-bentuk sinergi lain dari ekosistem GoTo dengan partner kerja sama lain, seperti dengan Bank Jago ini salah satunya,” paparnya.

Berita Fintech Indonesia

Berita Fintech Indonesia: Fintech GoTo

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan, dalam risetnya baru-baru ini juga mengungkap hal senada. Kata dia, lini bisnis fintech GoTo yang menjadi perekat segmen bisnis on-demand dan e-commerce akan semakin berkembang dan menyumbang pendapatan lebih banyak ke GoTo Group.

Sebagai informasi, GoTo Financial punya beberapa bisnis yang terbagi dalam empat kategori, yakni pembayaran konsumen, pembayaran pedagang, solusi pedagang, dan platform pinjaman.

Pembayaran konsumen ini dijalankan lewat GoPay, yang merupakan pemimpin pasar (88%), menurut survei terbaru dari Populix. Untuk solusi merchant, GoTo Financial menggunakan brand GoBiz dan Moka yang menawarkan layanan POS (Point of Sale) yang memudahkan merchant mengakses pembayaran digital dari konsumen.

Sementara itu, untuk platform pinjaman, GoTo Financial menawarkan layanan GoPaylater dan GoModal yang memberikan akses ke pinjaman modal (GoModal) dan skema beli sekarang bayar nanti (GoPaylater) dengan imbalan biaya berlangganan dan pendapatan bunga.

Dalam risetnya, analis CGS-CIMB menyatakan, ke depannya Bank Jago akan bermitra dengan GoTo Financial untuk memberikan produk pinjaman kepada para merchant dan konsumen GoTo. Adapun pendapatan yang dihasilkan dari produk pinjaman ini bisa dibagi dua, antara GoTo Financial dengan Bank Jago.

Target Harga—Berita Fintech Indonesia

Di lain sisi, Citi Research dari Citigroup Sekuritas Indonesia (CSI) memberikan target harga (target price) yang tinggi untuk saham GoTo. Hal itu karena mereka yakin dengan kekuatan kolaborasi ekosistem Gojek, Tokopedia, GoTo Financial, dan Bank Jago yang menjadi andalan masyarakat Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

Tim riset Citi menilai, ekosistem GoTo yang terintegrasi adalah keunikan yang bisa meningkatkan prospek pertumbuhan dan monetisasi GoTo Group pada masa mendatang, utamanya saat GoPay dan Bank Jago meningkatkan kapabilitas monetisasinya.

Baca jugaBerita Fintech Indonesia: Pinjaman Online Syariah Pasti Aman

”Tingkat pengambilan yang relatif rendah (low tax rates) untuk e-commerce GoTo dan GoTo Financial, dalam pandangan kami, memiliki potensi positif dan akan menghasilkan pendapatan serta profitabilitas yang lebih tinggi. Kami sedikit di depan dibandingkan konsensus dalam menilai pertumbuhan GTV (Gross Transaction Value) dan perkiraan pendapatan,” demikian tulis tim riset Citi yang disusun oleh Ferry Wong CFA, Ryan Davis, Justian Rama, Alicia Yap CFA, dan Nelson Cheung.

Dalam proyeksi Citi Sekuritas, GTV GoTo tumbuh 42% pada 2022 menjadi Rp655 triliun, tumbuh 49% pada 2023 menjadi Rp974 triliun, dan naik 43% pada 2024 menjadi Rp1.389 triliun.

Pendapatan bersih GoTo diyakini melesat 51% pada 2022 menjadi Rp23 triliun, naik 46% pada 2023 menjadi Rp34 triliun, dan meningkat lagi 41% pada 2024 menjadi Rp47 triliun.

Fakta tentang GoTo

Mengutip laman resmi Tokopedia, ada sejumlah fakta tentang perusahaan rintisan ini yang sangat menarik untuk disimak, yakni sebagai berikut.

1. GoTo memberikan kombinasi layanan e-commerce, on-demand, serta layanan keuangan dan pembayaran pertama di Asia.

2. Ekosistem GoTo grup mewakili 2% dari total Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia dan berkembang melayani 270 juta konsumen di Indonesia, serta pasar negara berkembang di Asia Tenggara.

3. GoTo memberikan peluang lebih banyak untuk menjadi mitra driver, UMKM, atau bentuk wirausaha lainnya.

4. GoTo menjadi gabungan usaha terbesar yang pernah ada di negeri ini dan menjadi kombinasi terbesar antara dua perusahaan berbasis internet dan layanan media di wilayah Asia.

5. Investor utama yang dimiliki oleh Gojek dan Tokopeda di antaranya Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visam dan Warburg Pincus.

6. GoTo Grup telah memiliki total Gross Transaction Value (GTV) secara grup lebih dari US$ 22 miliar pada 2020, memiliki lebih dari 1,8 miliar transaksi pada 2020, lebih dari 2 juta mitra driver yang terdaftar per Desember 2020, lebih dari 11 juta mitra usaha atau merchant per Desember 2020, lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, dan berkontribusi 2% pada total PDB Indonesia.

Sekian berita fintech Indonesia terbaru hari ini tentang layanan fintech GoTo.

Baca jugaBerita Fintech Indonesia: Pinjaman Fintech tanpa Jaminan

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.

 

Penulis: Boy Riza Utama

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU