28.4 C
Jakarta
Minggu, 28 April, 2024

Berita Kripto Hari Ini: Tahun Ini, Kapitalisasi Pasar Stablecoin Turun Rp 108,61 Triliun

JAKARTA, duniafintech.com – Berita kripto hari ini terkait kapitalisasi pasar stablecoin yang turun Rp 108,61 triliun pada tahun 2023 ini.

Adapun sejak awal 2023, industri kripto telah melonjak 41,77 persen dan mencatat kapitalisasi pasar sebesar USD 1,17 triliun. 

Akan tetapi, di tengah pertumbuhan ini, stablecoin alami koreksi sebesar USD 7,3 miliar dalam rentang waktu 140 hari.

Berikut ini berita kripto hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari Liputan6.com.

Baca juga: Cryptocurrency Hari Ini: Pelaku Industri Kripto Terlibat Kejahatan akan Ditindak Tegas DOJ

Berita Kripto Hari Ini: Banyak Proyek Mengalami Penebusan Substansial

Mengutip bitcoin.com, sesuai data terbaru, nilai kapitalisasi pasar stablecoin susut sebesar USD 7,3 miliar atau sekitar Rp 108,61 triliun (asumsi kurs Rp 14.878 per dolar Amerika Serikat) pada 2023. 

Adapun pada 6 Januari 2023, kapitalisasi pasar stablecoin berada di USD 138,12 miliar.

Akan tetapi, saat ini kapitalisasi pasar stablecoin turun menjadi USD 130,79 miliar.

Diketahui, hal itu terjadi seiring banyak proyek stablecoin mengalami penebusan substansial dalam empat bulan terakhir, dengan USDC kehilangan lebih dari USD 14 miliar. 

Demikian pula BUSD alami penebusan melebihi USD 11 miliar sejak minggu pertama Januari. Sedangkan DAI hadapi penebusan sebesar USD 361 juta.

Sementara itu, USDC dan BUSD merosot USD 7,3 miliar pada 2023, beberapa proyek stablecoin lainnya berhasil imbangi kerugian ini dengan kenaikan. 

Salah satunya TUSD yang memulai tahun dengan kapitalisasi pasar USD 846,57 juta. 

Saat ini, stablecoin tersebut membukukan valuasi pasar USD 2,04 miliar, naik 140,97 persen.

Demikian halnya tether (USDT) yang catat kenaikan signifikan untuk kapitalisasi pasar. 

Pada minggu pertama Januari, kapitalisasi pasar USDT mencapai USD 66,29 miliar, tetapi sejak itu melonjak 25 persen, mencapai USD 89,25 miliar.

Pada 6 Januari 2023, stablecoin itu catat volume perdagangan USD 27,11 miliar dalam 24 jam.

Namun, pada 21 Mei 2023, volume pasar token yang dipatok dolar AS turun drastis mencapai USD 10,77 miliar.

Volume perdagangan meski tampak lebih kecil, perdagangan stablecoin senilai USD 10,77 miliar masih mewakili porsi yang signifikan, terhitung 57,9 persen dari total volume perdagangan 24 jam dalam kripto.

Di sisi lain, volume token yang dipatok dalam dolar AS mencapai USD 27,11 miliar, menyumbang 81,36 persen dari volume perdagangan global pada 6 Januari 2023 dari 12.775 aset kripto yang terdaftar di coingecko.com.

Berita Kripto Hari Ini: AS Selidiki Dompet Kripto Terafiliasi Perusahaan Rusia

Sementara itu, Kantor Pengawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan AS meluncurkan sanksi besar-besaran baru terhadap perusahaan industri Rusia, serta orang dan entitas yang membantu Rusia memindahkan uang sementara negara itu berperang di Ukraina.

Melangsir CoinDesk, Senin (22/5/2023), di antara 22 individu dan 104 entitas dalam daftar sanksi yang diterbitkan Jumat, ada satu dompet mata uang kripto, yang pertama kali ditemukan oleh perusahaan intelijen blockchain Elliptic.

Dompet di blockchain Ethereum milik penduduk Uni Emirat Arab dari Irlandia, John Desmond Hanafin, menurut OFAC.

Sebuah dompet yang terkait dengan perusahaan yang dipimpinnya, menurut data blockchain, menerima lebih dari USD 5,2 juta atau setara Rp 77,6 miliar (asumsi kurs Rp 14.936 per dolar AS) dalam stablecoin Tether (USDT) sejak awal perang.

Menurut OFAC, Hanafin membantu warga negara Rusia berpenghasilan tinggi mendapatkan paspor dari negara lain, serta memindahkan uang lintas batas, sementara Rusia telah terputus dari jaringan pembayaran global utama oleh sanksi sebelumnya.

Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Harga Bitcoin Anjlok 10 Persen dalam Sepekan, Ini Penyebabnya

Tidak jelas untuk tujuan apa Hanafin dan perusahaannya menggunakan kripto. Dompet yang ditunjuk oleh OFAC menerima banyak transaksi besar sejak Februari 2022, satu transaksi sebanyak 1.132.000 USDT. 

Sebagian besar uang yang dikirim ke dompet berasal dari bursa terpusat seperti Binance, Huobi, OKX, dan FTX yang sekarang bangkrut, menurut data di Etherscan.

OFAC juga memberikan sanksi kepada Cryptovenience dan CryptAnet, perusahaan yang dikendalikan oleh warga negara Swiss Anselm Oskar Schmucki.

Berita Kripto Hari Ini

Amerika Serikat Persulit Penambangan Bitcoin, Joe Biden Bakal Pungut Pajak 30 Persen

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) akan mempersulit penambangan bitcoin karena rencana Presiden Joe Biden telah mengusulkan pajak hingga 30 persen untuk penambangan kripto.

Rencana ini ditujukan untuk mencegah masalah ekonomi dan lingkungan, tetapi para ahli mengatakan rencana tersebut akan sulit diterapkan. 

Diperkenalkan dalam anggaran federal Presiden Joe Biden 2024, proposal untuk pajak cukai Digital Asset Mining Energy (DAME) akan mengenakan pajak hingga 30 persen dari biaya listrik penambang kripto dengan peningkatan 10 persen yang tersebar selama tiga tahun mulai Januari 2024.

Pajak tersebut akan meningkat sekitar USD 3,5 miliar atau setara Rp 52,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.963 per dolar AS) selama 10 tahun, diarahkan untuk memerangi perubahan iklim.

Saat ini, perusahaan penambangan kripto tidak perlu membayar biaya penuh yang mereka berikan kepada orang lain, dalam bentuk pencemaran lingkungan lokal, harga energi yang lebih tinggi, dan dampak peningkatan emisi gas rumah kaca terhadap iklim.

“Pajak DAME mendorong perusahaan untuk mulai memperhitungkan dengan lebih baik kerugian yang mereka timbulkan pada masyarakat,” tulis Dewan Penasihat Ekonomi Presiden (CEA) dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Investopedia. 

CEA memperkirakan penambangan kripto di Amerika Serikat mengkonsumsi listrik sebanyak pada 2022 seperti semua komputer rumah atau penerangan perumahan di negara itu.

Khususnya, pajak yang diusulkan Biden pada penambangan kripto akan mempengaruhi bitcoin lebih dari pasar kripto lainnya, karena ini adalah satu-satunya jaringan kripto utama yang menggunakan konsensus bukti kerja (PoW) sebagai mekanisme dasarnya untuk mencapai konsensus. 

Jaringan lain, seperti Ethereum dan BNB Chain, menggunakan metode alternatif yang dikenal sebagai proof-of-stake (PoS), yang menggunakan lebih sedikit energi. Industri kripto, bagaimana pun, berpendapat sebagian besar penambangan kripto bergantung pada sumber energi yang berkelanjutan.

Baca juga: 6 Game Penghasil Uang Kripto Terbaik yang Terbukti Membayar

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE