JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi ekonomi khususnya di sektor keuangan digital mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan dengan peningkatan masyarakat dalam berbelanja online, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mencatat untuk transaksi menggunakan keuangan digital mengalami peningkatan 39,76 persen di bulan Juli 2022 year on year (yoy) atau sebesar Rp35,5 triliun. Sedangkan untuk transaksi digital banking mengalami peningkatan mencapai 27,82 persen (yoy) atau sebesar Rp4.359,7 triliun.
Baca juga: Bank Indonesia Tidak Bijak Anggap Kripto Jadi Ancaman Keuangan Global
Sedangkan untuk nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit dan kartu kredit mengalami peningkatan 34,87 persen (yoy) atau sebesar Rp739,4 triliun. Menurut Perry dengan melihat peningkatan transaksi di sektor keuangan digital, pihaknya memperkuat implementasi Kartu Kredit Pemerintah Domesti serta Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP).
“Untuk mendorong implementasi layanan sistem pembayaran yangmemenuhi prinsip integrasi, interkoneksi dan interoperabilitas,” kata Perry.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital Indonesia akan mencapai US$146 miliar di tahun 2025, dan bertumbuh delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun di tahun 2030.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pandemi Covid-19 telah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi dan menciptakan prospek cerah pada potensi ekonomi dan keuangan digital Indonesia. Dia menambahkan nilai perdagangan digital mencapai Rp401 triliun di tahun 2021. Menurutnya hal itu terjadi seiring dengan meningkatkan akseptasi dan preferensi berbelanja daring serta didukung perluasan sistem pembayaran digital dan akselerasi digital banking.
Baca juga: Bank Indonesia Luncurkan Uang Rupiah Tahun Emisi 2022
Airlangga mengatakan pemerintah saat ini tengah mengoptimalkan peluang digitalisasi melalui implementesi sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital. Selain itu, mewujudkan upaya penguatan kerjasama dan konektivitas pada lingkup regional maupun global di berbagai sektor, termasuk sektor perdagangan dan pembayaran di ASEAN.
“Digitalisasi ekonomi dan keuangan digital harus diakselerasi dengan perbaikan-perbaikan dan telah mendorong capaian inklusi keuangan nasional,” kata Airlangga.
Sementara itu, menurut tanggapan pengamat dari Institute for Development of Economics and Finance Nailul Huda dengan adanya rangsangan teknologi seperti kemudahan tranasaksi diskon melalui keuangan digital tentunya membuat transaksi menjadi semakin naik dan sektor konsumsi menjadi naik.
Dia mengatakan dengan peningkatan sektor konsumsi masyarakat tentunya akan menyumbang pertumbuhan ekonomi. Dia mengungkapkan sektor konsumsi rumah tanggal memberikan kontribusi 50 persen lebih terhadap Pendapatan Domestik Bruto.
“Jadi memang sektor konsumsi masyarakat atau rumah tangga menyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi,” kata Huda kepada duniafintech.com.
Baca juga: Prediksi Gubernur Bank Indonesia Bila Harga BBM Naik
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com