32.5 C
Jakarta
Jumat, 29 Maret, 2024

BI Pastikan Utang Luar Negeri Indonesia Masih Terkendali

JAKARTA, duniafintech.comBank Indonesia (BI) menegaskan struktur Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia masih tetap terkendali, terhitung pada bulan Juli 2022.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan terkendalinya ULN Indonesia dapat dibuktikan dengan melihat rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,7 persen, menurun jika dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 31,8 persen.

Sealin itu, dia menambahkan struktur ULN Indonesia masih tergolong sehat. Hal itu ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,8 persen dari total ULN. Oleh karena itu, untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN dengan didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi resiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” kata Erwin.

Baca juga: Yakin Utang Indonesia Terkecil Dengan Negara Lain? ini Jawabannya

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan di bulan Juli 2022. Tercatat sebesar US$400,4 miliar di bulan Juli 2022, jika dibandingkan bulan sebelumnya US$403,6 miliar dolar.

Kepala Departmen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta. Secara tahunan posisi ULN Juli 2022 mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy).

“Lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2 persen (yoy),” kata Erwin.

Baca juga: Bank Indonesia Catat Transaksi Keuangan Digital Meningkat 34,87 Persen 

Untuk posisi ULN pemerintah, Erwin menjelaskan posisi bulan sebelumnya sebesar US$187,3 miliar mengalami penurunan sebesar US$185,6 miliar. Secara tahunan, ULN pemerintah mengalami kontraksi sebesar 9,9 persen (yoy). lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada Juni 2022 yaitu sebesar 8,6 persen (yoy).

Menurutnya penurunan ULN pemerintah terjadi akibat adanya pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik sejalan dengan masih tingginya ketidapastian di pasar keuangan global. Sementara itu, instrumen pinjaman mengalami kenaikan posisi dari bulan sebelumnya digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek.

“Baik untuk penanganan Covid-19, pembangunan infrastruktur maupun untuk pembangunan proyek dan program lainnya,” kata Erwin.

Baca juga: Bank Indonesia Tarik Peredaran Uang Rupiah Tahun Emisi 1995

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE