30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Perkembangan Bitcoin dan Blockchain di Sierra Leone

duniafintech.com – Sierra Leone adalah sebuah negara di Afrika Barat, di Samudra Atlantik. Terkenal karena pantai berpasir putih yang melapisi Semenanjung Freetown. Ibukotanya, Freetown, memperingati sejarah perdagangan budak bangsa dengan landmark Cotton Tree dan King’s Yard Gate.

Keduanya dikenal sebagai tempat perlindungan bagi budak yang kembali pada abad ke-18 dan ke-19. Pulau Bunce di dekatnya adalah titik keberangkatan utama selama masa perdagangan budak.

Negara ini juga berbatasan dengan Guinea di timur laut, Liberia di tenggara dan Samudra Atlantik di barat daya.

Baca juga: Wow, Tiket Konser K-Pop Ini Bisa Dibeli dengan Kripto!

Perkembangan Aset Kripto di Sierra Leone

Di Sierra Leone, Bitcoin diperdagangkan secara bebas tanpa ikatan aturan. Penduduk bisa melakukan trading Leone (fiat setempat) melalui beberapa platform perdagangan seperti Spectrocoin.com, Paxful.com hingga LocalBitcoins.com.

Meski tidak ada regulasi mengenai kripto di negara tersebut, Bitcoin sendiri sudah cukup lama menjejakkan langkah di Sierra Leone. Di tahun 2014 misalnya, sebuah perusahaan aksesoris mode bernama Bureh di ibu kota Freetown mengambil langkah pertama dalam menciptakan ekonomi berbasis kripto untuk Afrika sub-Sahara dengan menerima Bitcoin melalui prosesor pembayaran BitPay. Alih-alih jumlah transaksi, Daniel Heyman, sang co-founder waktu itu hanya berharap agar Bitcoin mendapatkan kesempatan lebih besar mengambil peran di pasar.

Adopsi Blockchain dengan Harapan Menjadi Smart Country

Perkembangan Bitcoin di Sierra Leone ternyata juga membuka kesempatan yang lebih besar bagi Blockchain, teknologi dasar dalam kripto aset untuk memainkan peran penting di negara ini. Pada 2017 lalu, Dr. Ernest Bai Koroma, presiden Sierra Leone mengumumkan bahwa mereka sedang membuat program untuk menjadikan negara sebagai ‘Smart Country’ pertama di Afrika.

Program ini merupakan kemitraan antara pemerintah Sierra Leone, penyedia solusi Blockchain RippleNami dan Data Edge Revenue, sebuah perusahaan integrasi sistem di Sierra Leone. Inisiatif ini akan memajukan sistem teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan platform teknologi Blockchain RippleNami yang dipatenkan. Ini juga akan memungkinkan negara tersebut memperoleh akses ke pasar global serta memperluas kemandirian ekonominya.

Baca juga: European Regulatory Dukung Peraturan Aset Digital Baru

Negara Pertama yang Melakukan Pemilihan Presiden dengan Blockchain

Kabar meluasnya penggunaan teknologi Blokchain di Sierra Leone muncul kembali di tahun 2018. Negara itu mengukuhkan diri sebagai negara pertama yang menggunakan Blockchain untuk melakukan pemilihan presiden.

Dalam pemilihan presiden yang berlangsung tahun lalu itu, teknologi Blockchain digunakan untuk memverifikasi hasil penghitungan suara. Meskipun hanya digunakan untuk wilayah-wilayah berpopulasi padat, ini merupakan prestasi membanggakan tersendiri bagi negara di Benua Afrika tersebut.

Proses pemungutan suara diawasi oleh Agora, sebuah startup Blockchain yang berbasis di Swiss. Setelah pemungutan suara berlangsung, hingga 400.000 surat suara kemudian secara manual dimasukkan ke dalam Blockchain Agora.

Itulah uraian ringkas mengenai perkembangan kripto aset dan teknologi Blockchain di Sierra Leone.

-Dita Safitri-

 

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU