32.5 C
Jakarta
Jumat, 29 Maret, 2024

Cara Efektif Nabung untuk Beli Rumah dalam Jangka Pendek

DuniaFintech.com – Hunian berupa rumah tentu menjadi salah satu kebutuhan pokok yang wajib terpenuhi. Namun karena harganya yang mahal dan selalu mengalami kenaikan, bank atau lembaga keuangan pun menyediakan fasilitas berupa kredit pemilikan rumah atau KPR bagi masyarakat. Bagi Anda yang memang sudah memiliki tujuan finansial yaitu membeli rumah dalam waktu dekat atau tiga tahun dari sekarang secara kredit atau angsuran, berikut cara efektif nabung untuk beli rumah dari Lifepal.

Hitung harga rumah yang diinginkan dan sesuaikan dengan inflasi

Cara efektif nabung untuk beli rumah yang pertama adalah Anda harus menghitung harga ruamah yang Anda inginkan, ingat bahwa harga yang tertera juga akan Kapan Anda ingin membeli rumah? Apakah tahun ini, tahun depan, atau beberapa tahun lagi?

Jika Anda berniat membelinya tidak di tahun ini, maka Anda perlu menghitung ulang harga rumah tersebut. Karena, setiap tahun harga rumah mengalami kenaikan. Lakukan perhitungan dengan menyertakan tingkat inflasi.

Contohnya, saat ini Anda tertarik dengan rumah yang ditawarkan suatu developer di kawasan Jawa Barat dengan harga Rp 500 juta. Jika Anda berniat membeli rumah dengan spesifikasi dan lokasi sama seperti di tahun depan, maka besar kemungkinan harga rumah itu sudah naik.

Apabila asumsi kenaikan harga rumah per tahun adalah 8%, maka harga rumah yang Anda buru sudah menjadi Rp 540 juta di tahun depan. 

Untuk menghitung harga rumah dalam satu atau beberapa tahun ke depan, Anda bisa menggunakan Kalkulator Inflasi dari Lifepal. 

Dalam kolom persentase inflasi tahunan, Anda bisa memasukkan angka rata-rata kenaikan harga rumah berdasarkan Indeks Harga Properti (IHPR) yang dirilis Bank Indonesia, atau informasi lain seputar persentase kenaikan harga rumah dari riset-riset situs pengembang properti.

Baca juga :

Simpan dana Anda di investasi rendah risiko 

Terlepas dari KPR atau tunai, Anda disarankan untuk tidak menempatkan dana di rekening tabungan. Hal itu disebabkan karena bunga yang ada di rekening tabungan sangatlah kecil, dan ada potongan biaya serta pajak yang dikenakan pada Anda.

Namun mengingat jangka waktu pembelian rumah itu cukup pendek, yaitu di bawah setahun hingga tiga tahun, maka pertimbangkan untuk menyimpan dana di beberapa instrumen investasi ini untuk membeli rumah.

a. Deposito

Jika jangka waktu membeli rumah adalah setahun atau kurang dari setahun dari sekarang, maka tidak ada salahnya menempatkan dana yang ingin Anda alokasikan untuk uang muka (DP) maupun pembayaran tunai di deposito.

Sebagai sebuah simpanan, deposito dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan menawarkan suku bunga yang jauh lebih tinggi dari tabungan. Hanya saja, investasi ini dikenakan pajak final 20%.

Terhitung sejak 22 September 2020, masih ada bank umum yang menawarkan bunga sebesar 5,50% per tahun. Namun jika imbal hasil itu dirasa kurang, Anda bisa mengajukan deposito di beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang menawarkan bunga relatif lebih besar ketimbang deposito di bank umum.

Sesuaikanlah waktu jatuh tempo deposito Anda dengan waktu pembayaran DP atau pembelian rumah secara tunai. 

b. Reksa dana pasar uang & pendapatan tetap

Reksa dana pasar uang (RDPU) merupakan reksa dana teraman, lantaran portofolio efek dalam reksa dana adalah instrumen pasar uang. Sementara itu, Reksa dana pendapatan tetap (RDPT) memiliki portofolio efek yang terdiri dari surat utang seperti obligasi negara atau korporasi, serta beberapa instrumen pasar uang di dalamnya. 

RDPU juga bisa menjadi alternatif investasi selain deposito yang bisa membantu Anda mengumpulkan dana, dalam jangka waktu pendek yaitu di bawah setahun hingga dua tahun. 

Sementara itu RDPT bisa digunakan bila kita ingin membeli rumah dalam waktu tiga tahun lagi atau lebih.

Imbal hasil beberapa RDPU di September 2020 umumnya adalah 6 persenan per tahun, sementara itu RDPT bisa mencapai 9 hingga 10%, akan tetapi RDPT memiliki volatilitas yang sedikit lebih tinggi dari RDPU.

Meski tidak bisa memberikan imbal hasil tetap, reksa dana memiliki keunggulan yaitu bisa digunakan untuk menabung berkala, bebas pajak, minimal investasi kecil, dan bisa ditarik kapan saja. Fitur ini tentu menjadi keunggulan tersendiri yang tidak dimiliki oleh deposito. 

Surat Berharga Negara (SBN)

SBN juga bisa menjadi alternatif investasi untuk membeli rumah, jika Anda berniat melakukan pembelian tiga tahun yang akan datang. 

SBN hadir dalam versi konvensional (obligasi) atau syariah (sukuk). Kelebihan dari surat utang ini adalah kupon keuntungannya akan dibayarkan secara berkala, dan dijamin oleh negara.

Salah satu alasan memilih SBN ketimbang surat utang perusahaan swasta adalah karena risikonya yang lebih rendah. Surat utang swasta tentunya memiliki default risk yang lebih tinggi ketimbang SBN.

Sebagian SBN tentu bisa dijual kembali di pasar sekunder pada periode tertentu. Namun demi memaksimalkan keuntungan dan menghindari capital loss, maka ada baiknya untuk memegangnya hingga memasuki jatuh tempo.

Adapun pajak dari SBN adalah sebesar 15% dan bersifat final.

Investasi berkala atau lumpsum?

Tidak semua investasi di atas bisa dibeli secara berkala, namun semuanya bisa dibeli dengan metode lumpsum atau sekali bayar.

Deposito atau SBN merupakan investasi yang hanya bisa dilakukan secara lumpsum. Sedangkan reksa dana, bisa lump sum, bisa pula tidak.

Baik lump sum atau berkala ada untung ruginya. 

Lump sum memang bisa menghasilkan keuntungan bulanan yang besar karena pokok modal yang disetor tentu lebih besar. Tapi dengan mengeluarkan uang dalam jumlah besar, maka bisa saja Anda mengalami kekurangan aset lancar yang akan mengganggu Anda memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu, dengan metode investasi berkala memungkinkan Anda untuk berinvestasi secara rutin baik secara bulanan, mingguan, atau tahunan, dengan jumlah yang ditentukan.

Untuk membantu Anda mengetahui berapa pokok investasi yang harus Anda sisihkan agar Anda bisa mendapatkan uang sesuai yang dibutuhkan dengan menggunakan Kalkulator Menabung Bulanan dari Lifepal. 

Jika investasi berkala, sesuaikan pengeluaran menabung dengan saving ratio

Dalam perencanaan keuangan, rasio menabung atau saving ratio yang ideal adalah minimal 10% dari penghasilan bulanan.

Bila Anda masih bingung berapa yang harus Anda sisihkan per bulan, agar arus kas bulanan Anda sehat, maka alokasikan saja minimal 10% dari penghasilan untuk menabung beli rumah.

Itulah beberapa tips dari Lifepal untuk menabung beli rumah. Intinya, jika memang pembelian rumah akan dilakukan dalam hitungan bulan hingga tiga tahun, hindari menempatkan dana di instrumen investasi tinggi risiko.

Instrumen investasi tinggi risiko memang bisa memberikan imbal hasil tinggi, namun dalam jangka waktu pendek, fluktuasinya juga cukup tinggi dan berpotensi membuat modal investasi kita tergerus. 

(DuniaFintech/ Dinda Luvita)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE