26.5 C
Jakarta
Senin, 9 Desember, 2024

Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham dengan 4 Langkah Tepat

JAKARTA, duniafintech.com – Cara menghitung nilai intrinsik saham bisa dilakukan dengan empat (4) langkah tepat. Apa saja ya langkahnya?

Saham sendiri hingga kini masih menjadi salah satu instrumen investasi yang populer di tengah masyarakat. Hal itu karena cara kerjanya yang mudah dilakukan hingga menjadi investor saham bisa meraup keuntungan yang lumayan besar.

Bagi para pemula, tentunya ia pun harus mengetahui dan memahami berbagai hal mengenai saham, mulai dari memilih perusahaan dengan tepat hingga mampu menganalisis nilai intrinsik dari perusahaan tersebut.

Penasaran bagaimana caranya? Simak yuk ulasannya berikut ini, seperti dinukil dari Qoala.

Baca juga: Cara Membeli Saham Luar Negeri dan Pilihan Sekuritasnya

Apa Itu Nilai Intrinsik Saham?

Pada dasarnya, nilai intrinsik merupakan nilai yang ada di suatu hal itu sendiri. Dalam hal ini, nilai intrinsik saham adalah nilai yang sesungguhnya dari suatu saham. Akan tetapi, nilai tersebut berbeda dari nilai/harga saham atau nilai buku.

Dengan demikian, nilai intrinsik saham ini dilihat berdasarkan aspek yang mempengaruhi bagus tidaknya suatu perusahaan, mulai dari aset yang terlihat dan tidak, prospek kemajuan, nama perusahaan, dan sebagainya.

Adapun setiap investor/pemegang saham wajib menilai intrinsik perusahaan sebab hal itu menjadi penentu harga dari saham yang akan dipilih sedang diskon atau tidak. Dengan harga saham yang diskon, plus perusahaan yang tepat, investor pun nantinya dapat meraih hasil yang maksimal di kemudian hari.

Pedoman Nilai Intrinsik untuk Menentukan Jual Beli Saham

Nilai intrinsik menunjukan present value arus kas yang diterima dari sebuah saham. Ada 3 pedoman mudah yang dapat digunakan dalam menentukan saham ini jual, beli, atau dipertahankan, yaitu:

  • Kalau nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah) disarankan untuk membeli saham tersebut atau ditahan bila saham tersebut telah dimiliki.
  • Kalau nilai intrinsik kurang dari harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal) tidak dianjurkan untuk memiliki saham tersebut atau bila telah memiliki saham tersebut sebaiknya dilepas.
  • Kalau nilai intrinsik sama dengan harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham

1. EPS Growth — Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham

Ini adalah salah satu metode untuk menghitung nilai intrinsik dengan menentukan terlebih dahulu pertumbuhan laba perusahaan selama 5—10 tahun terakhir. Cara menghitung pertumbuhan laba perusahaan dapat menggunakan rumus Compound Annual Growth Rate (CAGR).

Adapun konsep utama dari CAGR, yakni bagaimana kamu mampu melihat tingkat pertumbuhan rata-rata dari penurunan dan kenaikan suatu nilai dalam periode waktu tertentu yang biasanya lebih dari setahun.

Rumus: CAGR (V Final/V Begin) 1/t – 1

Adapun rumus di atas menjadi cara menghitung pertumbuhan laba perusahaan rata-rata. Vfinal atau final value merupakan nilai akhir dari besaran laba perusahaan, sementara Vbegin atau beginning value adalah nilai awal besaran laba perusahaan, dan t atau time in years merupakan jumlah tahun dalam periode perhitungannya.

Rumus ini tidak menggambarkan pertumbuhan rata-rata tahunan perusahaan karena memiliki kekurangan yaitu hanya menghitung laba di periode awal dan akhir saja. Sehingga apa yang terjadi di antara kedua periode tidak dapat mengubah hasil perhitungan.

Oleh sebab itu, jika hendak menghitung menggunakan CAGR maka kamu harus berhati-hati karena bisa saja laba emiten yang kamu hitung sangat rendah di tahun awal dan melonjak di akhir perhitungannya. Setelah mendapat laju pertumbuhan laba, masuk pada proyeksi EPS untuk menghitung nilai intrinsik saham.

Contoh:

Daftar laba suatu perusahaan selama beberapa tahun terakhir:

Tahun Laba (dalam Jutaan Rupiah)

2009 61.153

2010 107.123

2011 128.358

2012 352.246

2013 325.246

2014 291.418

2015 519.067

2016 702.358

2017 708.192

2018 697.784

CAGR perusahaan di atas adalah:

CAGR = (697.784/61.153)1/9 -1

CAGR = 0,31 = 31%

Penting digarisbawahi, gunakan nilai CAGR ini kalau nilai korelasinya >0,6 dan apabila lebih dari 15% maka menggunakan nilai maksimal 20%

2. EPS (Pertumbuhan laba per saham 5 – 10 tahun kedepan)

Rumusnya:

EPS 2019 = EPS 2018 + (EPS 2018 x CAGR)

EPS 2019 = 60,4 + (60,4 x 20%)

EPS 2019 = 72,48

Nilai EPS lima tahun kedepan pada tabel berikut ini:

Tahun EPS CAGR Proyeksi EPS

2019 60.40 20% 72.48

2020 72.48 20% 86.98

2021 86.98 20% 104.37

2022 104.37 20% 125.25

2023 125.25 20% 150.29

Total EPS 539.37

3. Diskon EPS

Berikutnya, kamu dapat memberikan diskon dengan mempertimbangan nilai inflasi terkini serta faktor lainnya. Contohnya, menggunakan 6,8%. Diskon EPS adalah sebagai berikut:

Discounted EPS = TOTAL EPS / (1+Rate)

Discounted EPS 2023 = 539,37/ (1+6,8%)

Discounted EPS 2023 = 505,03

Dengan demikian, diskon EPS pada tabel berikut ini:

Tahun EPS Proyeksi Diskon Diskon EPS

2023 539.37 6,8% 505.03

2022 505.03 6,8% 472.87

2021 472.87 6,8% 442.76

2020 442.76 6,8% 414.57

2019 414.57 6,8% 388.18

Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham

4. Hitung Nilai Intrinsik Saham

Silakan kamu jumlahkan total EPS tahun pertama setelah didiskon dengan nilai buku per saham (BVPS) sebesar 403.5, yakni:

Nilai Intrinsik = Discounted EPS + BVPS

Nilai Intrinsik = 388,18 + 403,5

Nilai Intrinsik = 791,68

Dengan demikian, nilai intrinsik dari perusahaan tersebut adalah Rp791.68 per saham

Baca juga: Ekuitas Pemilik Saham: Klasifikasi, Komponen, Cara Hitungnya

Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham Warren Buffett

Untuk perhitungan nilai intrinsik ala Warren Buffet, kamu bisa lihat contoh di bawah ini.

Misalkan ini adalah data dari laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan.

Jumlah saham TLKM adalah 99 miliar lembar saham. Nilai ekuitas TLKM adalah Rp101,72 triliun, sehingga setiap lembar saham TLKM mewakili ekuitas sebesar Rp1.027. Laba bersih per saham (EPS) TLKM untuk tahun 2020 tercatat Rp224

Ambil dari laporan keuangan tahunan 2020 (pakai laporan keuangan untuk tahun penuh, bukan yang kuartalan).

Kalau diasumsikan bahwa TLKM masih akan beroperasi hingga 20 tahun mendatang dan bahwa selama 20 tersebut perusahaan berhasil mencetak EPS Rp224 per tahunnya maka akumulasi dari EPS tersebut selama sepuluh tahun adalah Rp4.480.

Ditambah ekuitas sebesar Rp1.027 tadi, diperoleh angka Rp5.507. Adapun angka Rp5.507 per saham itulah yang lantas menjadi nilai intrinsik awal bagi saham TLKM.

Kemudian, pikirkan kembali soal apakah selama 20 tahun itu EPS TLKM akan tetap Rp224 per tahunnya? Tentunya tidak sebab kemungkinan akan naik terus setiap tahunnya.

Coba untuk menggunakan angka konservatif, yakni bahwa setiap tahunnya laba bersih TLKM akan naik 20%. Artinya, EPS TLKM pada tahun 2021 akan menjadi Rp269, pada tahun 2022 menjadi Rp 323, dan demikian seterusnya hingga di tahun 2041 (selama 20 tahun) TLKM akan mencetak EPS Rp11.225.

Dengan demikian, jumlah akumulasi EPS selama 20 tahun tersebut, yaitu antara tahun 2021—2041, akan mencapai Rp65.887. Sebagai catatan, EPS untuk tahun 2020 yang sebesar Rp 224 tidak ikut dihitung sebab EPS ini sudah termasuk dalam ekuitas perusahaan di tahun yang sama (dalam bentuk saldo laba).

Penting diingat kembali bahwa dalam menghitung nilai intrinsik, yang dihitung adalah akumulasi dari laba bersih yang akan perusahaan kumpulkan kedepannya, jadi tidak termasuk laba bersih yang sudah diperoleh di tahun 2020.

Saat ini, ingat bahwa uang sebesar Rp5.000 pada sepuluh tahun yang lalu nilainya berbeda dengan Rp5.000 pada saat ini. Pada dua puluh tahun ke depan, sangat mungkin bahwa uang Rp5.000 itu akan semakin tidak bernilai lagi.

Artinya, saat kamu mengatakan bahwa akumulasi laba bersih TLKM adalah 65.887 pada tahun 2041 dan mengingat bahwa nilai dari uang sebesar Rp 65 ribu di dua puluh tahun yang akan datang tentunya akan berbeda dengan Rp65 ribu pada saat ini, angkanya kemudian harus disesuaikan.

Caranya adalah dengan membaginya dengan angka bunga pertahun yang ditawarkan oleh instrumen invest yang paling aman, dalam hal ini menurut Buffett bunga dari obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.

Di Indonesia sendiri ada beberapa jenis obligasi pemerintah seperti itu, misalnya SUN, ORI, dan sukuk. Ambil saja suku bunga sukuk, yang angkanya 6,25% per tahun. Maka dari itu, uang sebesar Rp65.887 di tahun 2041 adalah setara dengan Rp57.909 di tahun 2040, dan setara dengan Rp54.290 di tahun 2039, dan demikian seterusnya hingga menjadi Rp15.298 di tahun 2020. Ditambah dengan posisi ekuitas terakhir perusahaan, yaitu Rp1.027, maka totalnya menjadi Rp16.955.

Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik saham TLKM pada saat ini adalah kurang lebih Rp16.955 atau masih jauh lebih tinggi daripada harga sahamnya, yang hanya Rp3.330.

Kesimpulannya, saham TLKM masih murah sebab Margin Of Safety (MOS) TLKM mencapai 510% (16.995 berbanding 3.330). Buffett sendiri menilai bahwa MOS yang cukup safe alias aman untuk sebuah saham adalah minimal 25%.

Akan tetapi, angka 16.995 itu bisa keluar sebagai nilai intrinsik untuk TLKM jika kamu mengasumsikan bahwa TLKM ini cukup tangguh untuk secara stabil terus beroperasi hingga, setidaknya, 20 tahun ke depan.

Sekian ulasan tentang cara menghitung nilai intrinsik saham yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Cara Membeli Saham di Ajaib dengan 4 Langkah Mudah

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU