28.2 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

Perlu Tahu! Ini 5 Dampak Covid-19 Terhadap Fintek

DuniaFintech.com – Apa saja dampak Covid-19 terhadap fintek? Sektor finansial teknologi (Fintek) berkembang pesat di Asia dalam beberapa tahun terakhir. Namun seperti sektor keuangan lain, sektor fintek juga terkena dampak Covid-19. Berikut lima dampak dari pandemi Covid-19 terhadap industri fintek:

Yang Kuat, Yang Bertahan

Menurut media analis pasar CB Insights, dampak Covid-19 terhadap fintek pertama adalah minat investor terhadap fintek di Asia menjadi yang terendah pada kuartal pertama dan kedua tahun ini sejak akhir 2016. Ini adalah konsekuensi langsung dari pandemi Covid-19 yang telah meningkatkan ketidakpastian industri fintek di masa depan. Akses modal yang terbatas akan memaksa beberapa perusahaan untuk tutup dan menyisakan perusahaan yang lebih besar dan lebih kuat.

Ketidakpastian yang  berkepanjangan akan menurunkan jumlah startup dan pada gilirannya memberikan keuntungan bagi perusahaan yang mampu bertahan. Startup akan lebih sulit untuk mengejar ketinggalan. Namun tetap ada peluang bagi startup, sebab perusahaan besar sekali pun semakin lemah di tengah pandemi Covid-19.

Pengurangan Jumlah Pemberi Pinjaman Alternatif

Menurut Riset Robocash Group, sekitar 54 persen peminjam akan meminjamkan dananya setelah pembatas lockdown dicabut. Selain itu, penundaan pembayaran telah mengurangi aliran pendapatan bagi pemberi pinjaman. Akibatnya, permintaan yang lebih rendah dan persyaratan yang ketat menyebabkan penurunan persediaan dan, dalam beberapa kasus, memaksa perusahaan menghentikan operasinya.

Kebangkruktan peminjam dan ketidakpastian ekonomi telah menyebabkan keluarnya dana investor dari P2P lending. Di Eropa, selama bulan Maret dan April tahun ini, pinjaman P2P turun menjadi sepertiga dari volume kumulatif bulan sebelumnya dan memaksa beberapa perusahaan bangkrut. Meskipun beberapa laporan mengisyaratkan potensi pemulihan musim panas ini, semakin lama ketidakpastian berlangsung, semakin sedikit pemain yang bertahan di pasar.

Perluasan Keuangan Digital

Pembatasan karantina telah meningkatkan penggunaan layanan jarak jauh, mulai dari belanja online, pengiriman, hiburan, layanan streaming, dan pembayaran seluler. Orang yang terbiasa dengan keuntungan dunia digital cenderung terus menggunakannya secara aktif setelah pandemi Covid-19.

Pembayaran tanpa uang tunai adalah contoh sempurna. Karena itu Inggris, Jerman, Irlandia, Polandia, Norwegia, Mesir dan negara lain telah menaikkan batasan ukuran pembayaran tanpa uang tunai. Dalam beberapa kasus, jumlahnya menjadi lebih dari dua kali lipat.

Hal lainnya adalah kemajuan regulasi. Adanya pandemi Covid-19 telah mendorong adopsi fintek dan regulasi teknologi di China, sedangkan Korea Selatan memfasilitasi pengenalan hukum cryptocurrency.

Baca juga:

Mengaburkan Garis Batas antara Bank dan Fintech

Perbankan tradisional semakin melihat fintek menjadi salah satu dampak Covid-19 terhadap fintek. Digitalisasi yang tak terelakkan bukanlah satu-satunya alasan. Industri keuangan telah menghadapi penurunan kinerja keuangan sejak tahun lalu. Bloomberg Intelligence menyatakan bahwa rasio biaya terhadap pendapatan rata-rata bank-bank top Eropa mencapai 67 persen pada 2019, tingkat tertinggi sejak 2008. Pengembalian ekuitas turun ke level terendah dalam tiga tahun di -8,7 persen.

Resesi global tahun 2020 telah memperburuk situasi. Pendapatan penduduk yang lebih rendah, pengangguran yang membengkak dan ketidakpastian keuangan mengurangi jumlah dan ukuran simpanan bank dan pinjaman tujuan, seperti hipotek, pinjaman mobil dan lain-lain. Bank Berenberg memperkirakan penurunan pendapatan bank-bank Eropa dan Amerika pada 2020 akan mencapai 8,5 persen, sementara laba akan turun 30 persen dari perkirakan tahun lalu. Di Asia, situasinya serupa, bank-bank di Singapura juga memperkirakan penurunan pendapatan yang signifikan.

Perubahan model operasi dan transformasi digital menjadi sarana bagi bank untuk mengatasi kesulitan. Hal ini juga menuntut bank untuk memberikan pinjaman yang lebih kecil dan menilai pelanggan secara kurang formal, serta mulai mengakuisisi perusahaan fintek. Hebatnya, fintek sendiri cukup aktif dalam hal ini, karena mencari peluang untuk memperkuat kinerja.

Perubahan Menuju Personalisasi yang Lebih Tinggi

Terakhir dampak Covid-19 terhadap fintek adalah lonjakan minat telemedicine di tengah Covid-19 berpotensi tumbuh menjadi fenomena skala besar. Secara potensial, ini dapat meningkatkan minat komersial pada data biologis, seperti suhu tubuh, tekanan darah, dan lainnya. Hal ini akan memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk meningkatkan penilaian dan perkiraan, dan mempengaruhi cara orang berpikir dan bertindak.

Meski merupakan tren jangka panjang, dengan adopsi 5G yang masif, hal itu menjanjikan perubahan paradigma konsumen secara dramatis. Perubahan ini terutama akan mempengaruhi layanan fintek seperti perangkat lunak, penargetan dan akuisisi pelanggan, prosedur penilaian kredit, dll.

(DuniaFintech/ Rasyid Baihaqi)

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU