26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Kembali Hadapi Tekanan, Intip Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini

JAKARTA, duniafintech.com – Kurs Dollar ke rupiah pada hari ini diperkirakan melanjutkan pelemahan di hadapan dolar AS pada perdagangan Kamis (15/9/2022) bersama sejumlah mata uang lainnya di kawasan Asia. 

Mengutip data dari Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,38 persen atau 56 poin ke Rp 14.907 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga mengalami penurunan 0,23 persen atau 0,248 poin ke 109,56. 

Rabu (14/9/2022) kemarin, cenderung diwarnai oleh lonjakan dolar AS akibat panasnya inflasi di negeri Paman Sam, Amerika Serikat. 

Lantas pada Selasa (13/9/2022), mata uang rupiah ditutup melemah 0,06 persen atau 9,5 persen ke Rp 14.851,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik sebesar 1,37 persen menjadi 109,815 pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat.

Mengutip Antara, Rabu (14/9/2022) indeks dolar AS tampak menguat untuk pertama kalinya dalam lima sesi perdagangan, didukung oleh data inflasi dan ekspektasi suku bunga yang lebih hawkish.

Di sisi lain, referensi kurs dollar ke rupiah hari ini bisa diikuti oleh nasabah yang ingin menukarkan valas atau valuta asing. 

Kurs Rupiah ke Dollar Hari Ini

Melalui situs resmi Bank BCA, beberapa kurs dollar ke rupiah yang berlaku yakni TT counter, e-rate, maupun bank notes yang bisa didapatkan oleh para nasabah. 

Simak kurs dollar ke rupiah yang dicatat dari laman Bank BCA (Diperbarui pada pukul 08.05 WIB per Selasa 15 September 2022) atau hari ini, inilah ulasannya:

Kurs dollar rupiah e-rate:

  • Kurs beli Rp 14.894,00 per dollar AS
  • Kurs jual Rp 14.914,00 per dollar AS

Kurs dollar rupiah TT counter:

  • Kurs beli Rp 14.754,00 per dollar AS
  • Kurs jual Rp 15.054,00 per dollar AS

Kurs dollar rupiah bank notes:

  • Kurs beli Rp 14.804,00 per dollar AS
  • Kurs jual Rp 15.104,00 per dollar AS

Dollar ke Rupiah Hari Ini

Hal yang Perlu Anda Pahami

Sebagai informasi buat Anda, ada perbedaan tingkat dollar rupiah yang pada kurs TT counter, kurs e rate, dan kurs bank notes.

Penggunaan kurs dollar rupiah TT counter hanya berlaku ketika nasabah melakukan setoran atau transfer melalui counter bank. 

Baca jugaIntip Kurs Dolar ke Rupiah Hari Ini, Cek Sebelum Tukar Valas

Kurs dollar rupiah e-rate merupakan kurs yang berlaku jika nasabah melakukan transaksi dengan nilai nominal equivalent diatas 25.000 dollar AS. 

Bank BCA menghimbau para nasabah untuk menghubungi cabang terdekat terlebih dahulu. Sementara untuk kurs dollar rupiah bank notes berlaku saat nasabah menukarkan uangnya melalui kantor bank secara langsung. 

Adapun kurs ini hanya berlaku pada sudut pandang bank saja. Kurs beli dipakai ketika bank membeli dollar dari nasabah, sedangkan kurs jual dipakai ketika bank menjual dollar ke nasabah.

Berita Seputar Kurs Dollar ke Rupiah Hari ini

Di sisi lain, dollar ke rupiah hari ini mendekati angka Rp 15.000. Nilai tukar rupiah diperkirakan melanjutkan pelemahan di hadapan dolar AS pada perdagangan Kamis (15/9/2022) bersama sejumlah mata uang lainnya di Asia. 

Baca jugaBerita Bitcoin Hari Ini: BTC-ETH Merosot, Simak Pergerakan Harganya

Rupiah ditutup melemah 0,38 persen atau 56 poin ke Rp 14.907 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga mengalami penurunan 0,23 persen atau 0,248 poin ke 109,56. 

Melansir Bisnis.com, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah hari ini kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.890 – Rp 14.930 per dolar AS. 

Adapun indeks dolar AS sempat menguat terhadap mata uang lainnya setelah kenaikan tajam sesi sebelumnya setelah laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan. 

Indeks Harga Konsumen menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 8,3 persen untuk Agustus, di atas perkiraan 8,1 persen oleh para ekonom. Adapun, data ‘core CPI’ naik 0,6 persen, dua kali lipat dari yang diharapkan, dan mendorong tingkat inflasi inti tahunan naik menjadi 6,3 persen dari 5,9 persen pada Juli, atau tertinggi 40 tahun pada Maret. 

“Para ekonom telah memperingatkan bahwa The Fed pada akhirnya dapat mendorong Amerika Serikat ke dalam resesi yang dalam dengan kenaikan suku bunga paling tajam dalam empat dekade, mengatakan sektor perumahan yang terbang tinggi dan pasar saham yang pernah bergairah bisa berakhir menjadi korban The Fed,” kata Ibrahim dalam riset, Rabu (14/9/2022).

Lantas pasar telah memperkirakan kemungkinan besar bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pekan depan, tetapi kemungkinan kenaikan suku bunga penuh 1 persen sekarang juga sedang dipertimbangkan. 

Perkiraan awal menunjukkan produk domestik bruto AS, atau PDB, kemungkinan berkontraksi sebesar 0,6 persen pada kuartal kedua setelah perlambatan 1,6 persen pada kuartal pertama. Dua kuartal berturut-turut pertumbuhan PDB biasanya menempatkan ekonomi dalam resesi.

Dari sisi internal, terdapat tantangan untuk mencapai target produk domestik bruto atau PDB Nominal pada 2023, yang naik dari proyeksi awal, karena sulitnya mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi hingga 5,3 persen tahun depann. 

Berdasarkan kesepakatan Kementerian Keuangan dan Banggar DPR RI, pemerintah mematok target PDB Nominal dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 senilai Rp 21.037,9 triliun. Jumlah itu naik dari target semula di angka Rp 20.988,6 triliun. Target PDB Nominal 2023 itu pun naik dari estimasi realisasi tahun ini di kisaran Rp 18.000 triliun. 

Artinya, terdapat target penambahan PDB Nominal hingga Rp3.000 triliun pada tahun depan. Tantangannya ke depan ada pada bagaimana mencapai berbagai asumsi makro tersebut sehingga target PDB bisa terpenuhi. 

Walaupun berbagai kebijakan yang ada saat ini cenderung kontraktif sehingga menjadi tantangan untuk meningkatkan laju pertumbuhan lebih tinggi pada tahun depan. 

Apalagi ditambah ada efek inflasi tahun ini, akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi. 

“Jadi, faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan menjadi 5,3 persen pada 2023 itu menjadi semakin susah, apalagi ditambah pertimbangan dukungan fiskal 2023 semakin kontraktif lagi karena ingin mencapai defisit [APBN] di bawah 3 persen. Memang ini kalau dilihat dari kemungkinan tercapainya, pemerintah terlalu optimistis,” kata Ibrahim lagi. 

Pemerintah harus melakukan perbaikan struktur ekonomi secara maksimal, yakni dengan meningkatkan konsumsi domestik dan tidak bergantung kepada penerimaan ekspor. 

Pasalnya, masa-masa indah commodity boom diperkirakan berakhir tahun ini sehingga penerimaan tahun depan cenderung lebih rendah.

Itulah ulasan seputar kurs dollar ke rupiah hari ini. Semoga bermanfaat ya.

Baca jugaBerita Kripto Hari Ini: Bursa Kripto Ditargetkan Meluncur Tahun Ini

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU