duniafintech.comย –ย Kode Quick Respons (QR) kini sudah semakin masif digunakan di Indonesia, mulai dari transportasi hingga untuk bersedekah.ย Kini, perusahaan Financial Technology (Fintech) seperti Go-Pay dan LinkAja, sudah mulai tertarik untuk mengembangkan layanan pembayaran nirsentuh berbasis identifikasi frekuensi radio atau sensor (Radio Frequency Identification / RFID).
Baru-baru ini, LinkAja tengah mengembangkan teknologi RFID untuk pembayaran tol. Teknologi ini lebih dulu dikembangkan oleh anak usaha Jasa Marga, Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), dimana Jasa Marga ingin menerapkan sistem pembayaran tanpa henti atau Single Lane Free Flow (SLFF) di tol.
Dan untuk mewujudkan hal tersebut, Jasa Marga telah menggandeng LinkAja untuk menerapkan sistem pembayaran SLFF tersebut.
Direktur Utama PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), Danu Wicaksana, mengatakan kepada KataData:
โRFID ini sementara baru digunakan untuk [pembayaran] tol dulu, belum untuk berbelanja.โ
Sistem pembayaran ini disebut tanpa henti (non stop), karena pengemudi tidak perlu berhenti untuk membayar tol layaknya cara pembayaran saat ini. Sebab, RFID ini telah terhubung dengan akun rekening pengguna.
Dan untuk bisa terhubung, penyelenggara jasa jalan tol akan menggunakan teknologi Dedicated Short Range Communication (DSRC).
Dan canggihnya ya sobat DuniaFintech, DSRC ini akan dapat memungkinkan penyimpanan data dan identitas kendaraan pada alat yang dipasang di kendaraan (On Board Unit/OBU). Sistem kerja DSRC berbasis pada pertukaran informasi antara OBU dan mesin pembaca data yang terpasang di gerbang tol. Pertukaran data menggunakan gelombang 5,8 Ghz dalam jarak dekat.
Sebelumnya, teknologi ini juga sudah digunakan oleh JD.ID untuk sistem pembayaran di toko tanpa kasir (cashierless) bernama JD.ID X-Mart di PIK Avenue, Jakarta. JD.ID mengadopsi teknologi kode QR dan RFID untuk mengembangkan toko tersebut.
Jadi, saat sobat akan masuk ke dalam toko, konsumen harus memindai kode QR di aplikasi JD.ID ke alat yang ada di gerbang masuk toko. Di depan gerbang tersebut ada kamera yang akan mengidentifikasi wajah konsumen. Setelah itu, gerbang akan terbuka dan konsumen bisa masuk ke toko dan berbelanja.
Produk yang ada di dalam toko sudah dilengkapi dengan RFID, sehingga manajemen JD.ID akan mengetahui barang mana saja yang diambil oleh konsumen. Sebelum keluar, wajah konsumen akan diidentifikasi untuk memproses pembayaran secara otomatis. Setelahnya, pintu keluar akan terbuka layaknya bertransaksi di toko tanpa kasir milik Amazon, Amazon GO, di Amerika Serikat.
Sistem pembayaran seperti inilah yang juga ingin dikembangkan oleh Fintech seperti Go-Pay, LinkAja dan OVO.
Direktur OVO, Harianto Gunawan pun mengatakan:
“Pada prinsipnya, kami terus mengkaji potensi untuk mengembangkan instrumen lain untuk memudahkan pengguna OVO dalam melakukan berbagai transaksi non-tunai dalam kesehariannya.โ
Managing Director Go-Pay, Budi Gandasoebrata juga berpendapat serupa dengan Harianto. Budi mengatakan:
“Perusahaan berminat menggunakan RFID, sepanjang mudah digunakan oleh pengguna di Indonesia. Pengguna sudah harus familiar, alat yang dibutuhkan sederhana dan biayanya terjangkau sehingga dapat secara cepat dipakai oleh banyak rekan usaha (scalable), terutama sampai lapisan mikro sekalipun.โ
picture:ย pixabay.com
-Syofri Ardiyanto-