DuniaFintech.com – Google resmi memperpanjang kegiatan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi para pegawainya hingga Juni 2021. Hal itu disampaikan pada hari Senin lalu waktu setempat.Â
“Untuk memberi karyawan kemampuan untuk merencanakan kegiatan ke depan, kami memperpanjang kegiatan bekerja dari rumah hingga. 30 Juni 2021,” ujar CEO Google, Sundar Pichai melalui emailnya kepada para karyawannya.
Google, sebuah unit bisnis dari perusahaan holding bernama Alphabet ini pada awalnya mengatakan bahwa karyawan diharapkan untuk kembali ke kantor pada Januari 2021.
Perubahan ini tentu akan mempengaruhi kegiatan hampir semua karyawan Google yang berjumlah 200 ribu orang. Sementara itu, sebagian perusahaan teknologi telah mengumumkan bahwa karyawan dapat bekerja dari rumah atau WFH hingga akhir tahun 2020.
Amazon dan Apple telah meminta para karyawannya kembali bekerja di kantor pada bulan Januari tahun depan. Di sisi lain, Twitter telah memberikan pilihan kepada karyawan untuk bekerja dari rumah alias WFH selamanya jika mereka mau.Â
Baca juga:
- Situs Penghasil Bitcoin Gratis 2020 Terbukti Tanpa PHP
- Pinjam Uang Cuma dengan KTP Tanpa Slip Gaji, Disini Tempatnya!
- Daftar Marketplace Aset Kripto
- Mau Dapat Passive Income? Lakukan Beberapa Cara Ini!
- Tips Belajar Saham Untuk Pemula Ini Bisa Bikin Untung!
Seperti halnya Google, Facebook telah mengambil pendekatan jangka panjang tentang bagaimana dan kapan seharusnya karyawan kembali bekerja di kantor. Pada bulan Mei lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg menyatakan pihaknya memberikan kesempatan bagi karyawannya yang ingin bekerja dari rumah secara permanen.
Dia juga mengatakan bahwa dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan, kemungkinan sekitar 50% tenaga kerja di Facebook akan bekerja dari jarak jauh. Semua perusahaan diatas berbasis di negeri Paman Sam yang mana saat ini menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia.
Sebagai informasi, dari update terakhir pada 27 Juli 2020, Amerika Serikat telah melaporkan lebih dari 4,2 juta kasus virus corona, dengan setidaknya 146.900 kematian, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
(DuniaFintech/ Drean M.I)
