JAKARTA, duniafintech.com – Hadapi resesi ekonomi global, pemerintah memastikan tidak akan mendaftarkan Indonesia untuk memperoleh bantuan IMF.
Sebab dari kekuatan eksternal dan internal ekonomi Indonesia masih tergolong kuat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan untuk faktor eksternal, Indonesia masih sangat kuat dalam hal hadapi resesi ekonomi global ini IMF merevisi proyeksi ekonomi global dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi yakni di angka 5,3 persen.
Kinerja Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) juga tercatat cukup baik di tengah tekanan global dan pelemahan indeks saham global, dimana pada 10 Oktober 2022 IHSG mencatat return 6 persen (ytd) di posisi 6.982,5.
“Walaupun terjadi goncangan, namun indikator eksternal Indonesia relatif kuat,” kata Airlangga.
Baca juga: Resesi Ekonomi Global 2023, ini Jurus Jitu Indonesia
Terkait hadapi resesi ekonomi global, dia menambahkan untuk Volatility Index Indonesia senilai 30,49 atau masih dalam batas indikatif 30. Kemudian terkait level indeks Exchange Market Pressure (EMP) per September 2022 berada di angka 1,06 atau masih berada di bawah batas treshold level satu yaitu sebesar 1,78. Demikian pula juga dengan perbandingan Credit Default Swap (CDS) Indonesia yang relatif lebih rendah dibandingkan Meksiko, Turki, Brasil, dan Afrika selatan.
Baca juga: Ini Pernyataan Jokowi Tebar Ketakutan Soal Resesi Ekonomi Global
Hadapi Resesi Ekonomi Global, Pemerintah Pastikan Indonesia Kuat
Berbagai kebijakan seperti pengetatan terhadap suku bunga telah dilakukan oleh beberapa negara, termasuk Amerika, Indonesia, India, Inggris, Jerman dan Afrika selatan dalam menghadapi tantangan global. Indonesia sendiri telah menyesuaikan suku bunga sebesar 50 bp pada September 2022 menjadi 4,25.
“Indonesia faktor eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan. Bahkan di antara negara G20, Indonesia adalah negara yang pertumbuhan ekonominya nomor 2 tertinggi setelah Saudi Arabia. Jadi, dari segi faktor eksternal Indonesia aman,” kata Airlangga.
Terkait hadapi resesi ekonomi global, sedangkan faktor internal ekonomi Indonesia, Airlangga menjelaskan dalam sisi konsumsi masyarakat menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi. Terlebih lagi diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diantara 4,8 persen sampai 5,2 persen di tahun depan.
“Dari internal, ekonomi kita kuat karena kita punya domestic market. Jadi tentu berbagai lembaga yang memprediksi tersebut, melihat bahwa Indonesia relatif kuat,” kata Airlangga.
Baca juga: Ancaman Resesi Ekonomi Global 2023, Tetap Yakin Ingin Cicil Rumah?
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com