26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Soal Harga BBM Subsidi, Jokowi Minta Sri Mulyani Hitung Ulang Beban APBN

JAKARTA, duniafintech.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum memastikan jangka waktu yang dapat ditanggung APBN apabila menahan beban subsidi di sektor energi seperti Pertalite, Solar, LPG dan Listrik, terkait harga BBM Subsidi.

Jokowi menjelaskan selama ini beban subsidi yang diberikan oleh pemerintah diambil melalui APBN. Kendati demikian, dengan jumlah besaran Rp502 triliun belum bisa dipastikan sampai kapan APBN akan menanggung beban subsidi tersebut. Untuk itu, Jokowi meminta kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menghitung kembali.

“Apakah APBN akan kuat ? Akan dihitung oleh Menteri Keuangan,” kata Jokowi. Jakarta, Kamis (18/8).

Baca juga: Harga BBM Resmi Naik! Cek Daftar Harga Terbaru di Sini

Dia menjelaskan beberapa komoditas dan harga BBM hingga saat ini tidak mengalami kenaikan karena ada subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sehingga besaran harga yang beredar seperti harga bensin subsidi, LPG dan tarif listrik bukanlah harga asli. Namun merupakan harga yang sudah diberikan subsidi oleh pemerintah.

“itu harga subsidi pemerintah. Ini kita harus tahu, untuk apa ? Untuk menahan agar inflasinya tidak tinggi,” kata Jokowi.

Menurutnya tingkat inflasi sebesar 4,94 persen merupakan inflasi terendah jika dibandingkan dengan negara Eropa dan Amerika yang sudah mencapai 9 persen. Dia menambahkan dengan tingkat inflasi 4,94 persen juga sudah didukung dengan ditahannya kenaikan harga BBM.

“Itu (inflasi) masih didukung dengan tidak naiknya harga BBM,” kata Jokowi.

Sebelumnya, Sebagaimana diketahui, Kementerian Keuangan mengkhawatirkan anggaran untuk subsidi energi akan membengkak lantaran harga BBM dan volume penggunaan BBM subsidi merangkak naik.

Jika mengacu terhadap data PT Pertamina (Persero) saat ini penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite sudah mencapai 16,8 juta kilo liter. Berarti tersisa untuk kuota BBM subsidi jenis Pertaliter hanya sebesar 6,2 juta kilo liter hingga akhir tahun, dari kuota yang ditetapkan sebesar 23 juta kilo liter. Artinya, untuk kuota BBM subsidi jenis Pertalite akan ditambah sehingga anggaran subsidi akan membengkak.

Baca juga: Sesuai Keekonomian, BBM Pertalite Harusnya Dijual di Atas Rp 13.000/Liter

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan dengan adanya penambahan anggaran untuk subsidi BBM akan disiapkan sebesar Rp502 triliun. Dia menilai jika mengacu APBN, harga minyak didasari dengan harga US$100 per barel. Apalagi harga minyak sempat menyentuh harga US$120 per barel.

Dia menambahkan dengan harga minyak dunia yang masih diatas asumsi pemerintah, kemudian dengan adanya kurs rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Sehingga akan membawa dampak terhadap APBN 2022 menjadi semakin tertekan.

“Kita akan menghadapi tekanan nilai tukar rupiah, deviasi harga minyak dan volume yang meningkat,” kata Sri Mulyani.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Harga BBM Tidak Mengalami Kenaikan

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU