JAKARTA, duniafintech.com โ Wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite menjadi Rp10.000/liter kencang berembus belakangan ini.
Hal itu pun menuai komentar Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. Ia menyampaikan, pemerintah saat ini masih menghitung untuk kenaikan harga pertalite tersebut.
“Masih dihitung,” katanya, dikutip dari Gatra, Minggu (14/8).
Ia pun menyatakan bahwa saat ini beban subsidi energi yang dikucurkan oleh pemerintah sangat besar. Angkanya, kata dia lagi, bahkan bisa mencapai Rp600 triliun atau sekitar 25% dari total pendapatan negara.
Ditambahkan Bahlil, pemerintah pun di sisi lain tidak dapat serta-merta mencabut subsidi BBM seutuhnya lantaran hal itu akan menimbulkan inflasi yang lebih tinggi dari 4%.
Oleh sebab itu, sambungnya, penekanan subsidi perlu dilakukan pemerintah sebagai upaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan rakyat dengan kondisi fiskal.
Baca juga:ย Duh! Harga LPG Nonsubsidi Ikutan Naik Bareng BBM, Ini Rinciannya
“Sekarang kami masih split sekitar Rp5 ribu. Ini kan harga yang tinggi yang menjadi beban subsidi kami. Mungkin subsidi tetap ada, tapi angkanya harus diperkecil,” jelasnya.
Kata Bahlil lagi, permasalah lain yang timbul selama ini adalah penyaluran subsidi BBM yang tidak tepat sasaran. Diterangkannya, masih banyak industri seperti perkebunan maupun tambang yang memanfaatkan subsidi yang bukan menjadi hak mereka.
Baca juga:ย Pertamina Bolehkan Pembelian BBM Pakai Jerigen, Tapi Harus Lampirkan Surat Rekomendasi
“Apalagi subsidi itu tidak tepat sasaran. Minyak-minyak itu dikasih kepada oknum-oknum perusahaan kebun, tambang. Pajaknya dari rakyat kecil, subsidinya ke orang yang tidak pantas. Kan enggak fair dong,” paparnya.
Lebih jauh diungkapkannya, subsidi BBM tetap ada, tetapi hanya untuk masyarakat ekonomi bawah, motor di bawah 250 cc, dan angkutan umum untuk kebutuhan logistik masyarakat.ย
“Tapi yang lainnya tidak ada subsidi,” tutup Bahlil.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengatakan bahwa harga keekonomian BBM jenis Pertalite sebenarnya berada di angka Rp17.100/liter.
Akan tetapi, di lapangan saat ini masyarakat masih menemukan harga Pertalite sebesar Rp7.650/liter. Oleh sebab itu, selama ini pemerintah mensubsidi Pertalite sekitar Rp9.450/liter.
“Coba di negara kami bayangkan Pertalite naik dari Rp7.650 harga sekarang, kemudian jadi harga yang benar Rp17.100. Demonya berapa lama?” tutur Jokowi belum lama ini.
Baca juga:ย Subsidi BBM Capai Rp 502 T, Jokowi: Negara Kita Masih Kuatย
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.
Penulis: Boy Riza Utama