JAKARTA, duniafintech.com – Inovasi digital dan pengembangan ekosistem bisnis yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) telah berhasil meningkatkan frekuensi transaksi online hingga mencetak rekor tertinggi.ย
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja memaparkan, pada tahun 2021, total volume transaksi naik 42% secara year on year (yoy), terutama didukung oleh transaksi pada mobile banking yang tumbuh sebesar 60% (yoy).ย
Hal ini, sambungnya, selaras dengan kenaikan jumlah rekening nasabah BCA sebesar 16% (yoy) mencapai 29 juta di akhir tahun 2021, yang sebagian besar berasal dari layanan pembukaan rekening secara online.ย
“Dalam mengembangkan platform perbankan, BCA memperkuat ekspansi ekosistem digital melalui kolaborasi dengan mitra strategis serta melakukan berbagai inovasi layanan digital,” katanya dalam video conference Paparan Kinerja BCA 2021, Kamis (27/1).
Tak hanya itu, Jahja pun mengungkapkan, pihaknya juga semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung nilai-nilai yang berwawasan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik (ESG), sesuai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Tercatat pada 2021, penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan mencapai Rp154,4 triliun atau naik 20,9% (yoy), jauh di atas target pertumbuhan 5,5%.ย
Nilai ini berkontribusi 24,8% bagi total portofolio kredit, di antaranya mencakup pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan yang berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, produk eco-efficient, pengelolaan air dan air limbah, hingga efisiensi energi.
โBCA semakin memperkuat komitmennya untuk mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) mengacu pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ujarnya.
Adapun, sepanjang tahun 2021 BCA berhasil meraup laba bersih senilai Rp31,4 triliun atau tumbuh 15,8% secara year on year (yoy). Peningkatan laba sepanjang 2021 ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19.
โKami mengapresiasi upaya pemerintah dan otoritas dalam mengendalikan pandemi serta memberikan paket stimulus, sebagai upaya menuju pemulihan perekonomian nasional,” ujarnya.
Di samping itu, Jahja pun mengungkapkan, pada tahun yang sama BCA pun berhasil meningkatkan penyaluran kreditnya ke berbagai sektor, untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Dia memaparkan hingga tutup tahun 2021 perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 8,2% (yoy) atau senilai Rp637 triliun, melebihi target pertumbuhan yang 6%. Pertumbuhan kredit ini utamanya ditopang oleh segmen korporasi dan KPR.
“BCA turut mendukung momentum pemulihan dengan menyalurkan kredit ke berbagai sektor,” ujarnya
Dia memaparkan, penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemi, sementara untuk segmen UKM dan KPR juga mampu melebihi capaian di tahun 2019.ย
Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3% (yoy) mencapai Rp286,5 triliun di Desember 2021, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2% (yoy) menjadi Rp97,5 triliun.ย
Sedangkan, kredit komersial dan UKM juga naik 4,8% (yoy) menjadi Rp195,8 triliun. Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4% (yoy) menjadi Rp36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% (yoy) menjadi Rp11,8 triliun. Tak hanya itu, total portofolio kredit konsumer juga naik 5,1% (yoy) menjadi Rp148,4 triliun.ย
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra