JAKARTA, duniafintech.com โ Jenis-jenis pasar modal sangat penting diketahui oleh para calon investor yang hendak terjun ke dunia investasi.
Pada dasarnya, setiap investor tentunya ingin memperoleh keuntungan sebesar mungkin dari investasi yang dilakukannya.
Namun, pasar modal meminta kamu untuk menggunakan broker dalam melakukan transaksi sehingga kamu perlu membayar biaya broker dan tentunya keuntungan kamu menjadi berkurang.
Akan tetapi, ternyata ada salah satu dari jenis-jenis pasar modal yang membuat kamu tidak membutuhkan broker untuk melakukan transaksi itu.
Sejatinya, ada cukup banyak jenis pasar modal yang sering digunakan sebagai tempat transaksi oleh berbagai macam pihak.
Nah, buat calon investor yang ingin menanamkan modalnya di pasar modal, simak yuk ulasan berikut ini, seperti disitat dari Qoala.
Baca juga: Perkuat Pasar Modal, OJK Keluarkan Roadmap Pasar Modal
Sekilas tentang Pasar Modal
Pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, pekerjaan dan lembaga yang berhubungan dengan efek serta perusahaan publik yang memiliki hubungan dengan efek yang mereka terbitkan.
Menurut Bruce Lliyd, pasar modal adalah penghubung antara perusahaan dan investor lewat perdagangan instrumen jangka panjang dalam bentuk saham, obligasi dan semacamnya.
Sejarah Pasar Modal โ Jenis-jenis Pasar Modal
Menyitir buku Effectengids yang dirilis oleh Vereeniging Voor den Effectenhandel pada tahun 1939, transisi efek diketahui telah berjalan sejak tahun 1880.
Namun, di kala itu ia berjalan tanpa adanya organisasi resmi sehingga catatan mengenai transaksi tersebut tidak lengkap.
Maka dari itu, dibentuklah perusahaan untuk melakukan perdagangan komunitas dan sekuritas pada tahun 1878 yang bernama Dunlop & Koff.
Di Indonesia, cabang bursa efek baru dibuka pertama kali di Jakarta pada tahun 1912 di tanggal 14 Desember oleh Bursa Efek Amsterdam.
Pasar modal tersebut menjadi yang tertua setelah Tokyo, Hongkong, dan Bombay.
Bursa efek itu dibuat di Batavia karena pembangunan perkebunan besar-besaran yang dilakukan pada awal abad ke-19.
Nah, agar proses pembangunan dapat berlangsung dengan baik, tentunya dibutuhkan modal.
Salah satu bentuk modal yang mereka dapatkan saat itu adalah dari tabungan orang Eropa dan Belanda yang penghasilannya di atas rata-rata.
Maka dari itu, pada 14 Desember 1912 dibentuklah Asosiasi Perdagangan Efek. Pasar yang terletak di Batavia itu diketahui menjual belikan saham dan obligasi.
Instrumen Pasar Modal
Saat kamu melakukan jual beli di pasar modal, tentunya kamu membutuhkan instrumen pasar modal untuk melakukan jual beli tersebut karena instrumen pasar modal berfungsi sebagai barang yang kamu jual belikan di sana.
Instrumen pasar modal itulah yang akan memberikanmu keuntungan dari melakukan transaksi di pasar modal.
Berikut ini beberapa instrumen pasar modal yang perlu kamu ketahui dan di bawah ini adalah beberapa jenisnya.
- Saham
Saham adalah bukti kepemilikan dari suatu perusahaan. Instrumen yang satu ini adalah salah satu instrumen investasi jangka panjang yang bisa memberikan hasil imbalan yang tinggi tetapi risikonya juga tertinggi.
Investasi pada saham artinya kamu akan menanamkan modal dalam jumlah tertentu sehingga kamu akan mendapatkan bagian kepemilikan dari perusahaan itu.
Saham dapat dibeli dalam bentuk plot di mana satu lot berisikan 100 lembar saham. Saham untuk setiap perusahaan juga berbeda-beda harganya.
- Reksadana
Reksadana adalah salah satu jenis instrumen yang merupakan tempat untuk investor untuk melakukan investasi pada berbagai macam produk investasi seperti saham, obligasi dan deposito.
Berbagai macam dana ini akan dialokasikan oleh manajer investasi ke berbagai macam instrumen pasar modal.
Terdapat beberapa jenis reksadana yang bisa kamu ketahui sesuai dengan alokasi portofolio produknya, yakni:
- Reksadana pasar: reksadana yang dana kelolaannya dimasukkan kepada produk pasar uang sebanyak 100% seperti obligasi jangka pendek dan deposito. Cocok untuk investasi jangka pendek.
- Reksadana pendapatan tetap: investasi yang isinya minimal 80% produk obligasi sehingga cocok untuk investasi jangka menengah.
- Reksadana campuran: terisi oleh 1 sampai 79% obligasi atau saham dan 0 sampai 20% deposito bank sehingga cocok untuk digunakan pada investasi jangka menengah
- Reksadana saham: terdiri dari minimal 80% saham sehingga cocok untuk investasi jangka panjang
Reksadana ini sangat cocok bagi investor pemula yang tidak ingin menganalisis setiap produk investasi yang ada.
- Obligasi
Obligasi adalah surat perjanjian utang yang dilakukan oleh penerbit dengan investor.
Pada obligasi, investor akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk kupon atau bunga yang akan dibayarkan setiap bulan atau pada periode tertentu sampai tenor pinjamannya selesai.
Obligasi dapat diterbitkan oleh perusahaan maupun pemerintah. Sementara itu, SBN adalah obligasi dari pemerintah yang bisa dibeli mulai dari 1 juta.
- Derivatif
Derivatif adalah turunan dari efek pertama dan terdapat tiga jenis derivatif, yakni opsi, right, dan warrant.
- Opsi: jenis derivatif dari satu pihak atau lembaga supaya pihak tertentu bisa mendapatkan hak untuk membeli atau menjual saham yang sudah ditentukan oleh pihak penerbit
- Right: hak dari pemegang saham yang baru setelah ditawarkan dulu kepada perusahaan pemegang saham lama. Harga penawaran ini jadinya lebih murah daripada harga bursa
- Waran: surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan supaya investor bisa membeli saham dengan masa berlaku, jumlah dan harga tertentu.
- ETF
ETF adalah produk investasi yang menggabungkan konsep reksa dana dan saham ke dalam satu produk.
Kinerjanya mirip dengan reksadana sebab dana investor akan dikumpulkan secara kolektif tetapi produknya bisa diperjualbelikan secara real time seperti saham.
Karakteristik Pasar Modal
Tentunya, pasar modal punya karakteristik yang membedakannya dari berbagai macam pasar lainnya yang ada di dunia.
Kamu dapat melihat karakteristik pasar modal dari berbagai macam sudut pandang.
Misalnya saja dari pemakai dana, jenis instrumen, jatuh tempo instrumen, tingkat sentralisasi dan transaksinya.
Pemakai Dana
Jika dilihat dari pemakai dananya maka ada banyak pihak yang terlibat pada kegiatan di pasar modal.
Biasanya, permintaan dana akan dilakukan oleh perorangan pemerintah pusat dan juga perusahaan.
Permintaan dana semacam ini biasanya dilakukan di Indonesia. Adanya dana yang bisa digunakan oleh mereka yang membutuhkannya membuat berbagai macam instrumen bisa menjadi jembatan antara mereka yang membutuhkan dana untuk kebutuhan mereka serta mereka yang bisa menanamkan modal.
Tentunya, hal itu akan sangat membantu untuk perusahaan karena dengan itu perusahaan tidak harus terlalu bergantung pada bank yang membuat mereka harus membayar hutang dengan bunga.
Perusahaan pun dapat menjadi lebih leluasa terhadap pengelolaan keuangannya.
Jenis Instrumen
Apabila dilihat dari jenis instrumennya maka karakteristik pasar modal yang satu ini bisa kita lihat dari jenis instrumen yang mereka tawarkan.
Jenis instrumen yang ditawarkan oleh suatu emiten bisa dalam bentuk utang jangka panjang atau bisa berbentuk instrumen modal perusahaan.
Saat perusahaan mengisukan instrumen dalam bentuk utang jangka panjang, mereka akan memberikan keuntungan kepada investor dalam bentuk bunga atau kupon tetapi kalau mereka mengisukan instrumen dalam bentuk modal perusahaan maka investasi akan mendapatkan keuntungan lewat dividen.
Tentunya, entah jenis instrumen apa yang dipilih oleh seorang investor, ia tetap akan mendapatkan keuntungan dari kegiatan investasinya itu.
Jatuh Tempo Instrumen
Dilihat dari jatuh tempo instrumen di pasar modal, bentuk dari aset yang dijual belikan pada pasar modal merupakan dana yang jangka waktunya menengah dan juga jangka waktu panjang.
Surat berharga yang memiliki jatuh tempo kurang dari waktu 1 tahun akan diperjualbelikan pada pasar uang atau pasar jangka pendek.
Hal itu yang membuat kebanyakan orang yang melakukan investasi di pasar modal biasanya akan melakukan investasi ini dalam waktu yang panjang dan tidak terlalu terpengaruh dengan fluktuasi yang terjadi karena tentunya selalu terjadi perubahan pada suatu industri dan dalam jangka waktu yang panjang, mereka tetap akan mendapatkan keuntungan.
Tingkat Sentralisasi
Saat kamu melihat dari sudut pandang tingkat sentralisasinya, ruang lingkup dari suatu pasar modal terdiri dari permasalahan yang terbilang luas dan cukup menyebar.
Suatu hal yang tidak bisa kita hindari adalah pada suatu negara yang ukurannya terbilang luas, pasar modal secara wilayah maupun lokal biasanya sangat penting untuk diadakan karena hal ini bisa menyebarkan kepentingan dari investor dan juga pemakai dana.
Hal itu akan membuat kegiatan di pasar modal menjadi lebih efisien dan investor bisa mendapatkan keuntungan-keuntungan yang sudah dijanjikan ketika mereka melakukan investasi tersebut diawalnya.
Pemakai dana barangkali juga dapat memperoleh dana yang akhirnya membuat mereka bisa meningkatkan produktivitas mereka sehingga kinerja perusahaan menjadi semakin baik.
Transaksi
Terakhir, sudut pandang transaksi, yang menjelaskan bahwa transaksi yang dilakukan oleh pemakai dana dan juga investor dilakukan pada suatu pasar yang memiliki sifat terbuka dan dilakukannya tidak secara langsung.
Seperti diketahui, pada pasar modal kamu akan melakukan kegiatan jual beli produk investasi lewat agen atau yang seringkali kita disebut sebagai broker.
Dengan menggunakan jasa dari pihak perantara ini, tentunya kamu pun harus membayar biaya broker.
Hampir wajib bagi kamu untuk menggunakan broker dalam melakukan transaksi pada pasar modal.
Jenis-jenis Pasar Modal
Pasar modal tidak hanya terdiri dari satu pasar yang sudah kita rasa familiar sebelumnya.
Ada bagian dari pasar modal yang ternyata membuat kamu tidak perlu menggunakan broker untuk melakukan transaksi dan bahkan tidak akan mempengaruhi keadaan di pasar itu sendiri.
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar Perdana merupakan jenis-jenis pasar modal pada pasar yang efek atau sulit berharganya diperdagangkan ke masyarakat untuk pertama kalinya sebelum masuk ke Bursa Efek.
Periode dari pasar yang satu ini adalah saat saham atau efek lain ditawarkan oleh perusahaan kepada investor untuk pertama kalinya lewat perantara perdagangan efek yang tugasnya menjadi agen penjual saham.
Kegiatan ini seringkali disebut sebagai penawaran umum Perdana.
Pasar yang satu ini memiliki harga saham yang tetap karena perusahaan sudah menentukan harga terlebih dahulu dan jumlah sahamnya sebelum ditawarkan di pasar ini.
Karena jumlah saham yang ditawarkan jumlahnya terbatas maka belum tentu semua investor mendapatkan jumlah saham yang mereka inginkan sehingga perlu diketahui kalau semua keinginan investor tidak bisa dipenuhi secara keseluruhan kalau permintaannya berlebih.
Contohnya, terdapat 100 juta saham yang ditawarkan kepada masyarakat lewat pasar Perdana tetapi pembelian saham dari seluruh investor ternyata mencapai 150 juta saham.
Kelebihan permintaan ini membuat investor perlu membeli saham yang belum terpenuhi di pasar sekunder.
Kalau jumlah saham yang mereka dapatkan lebih sedikit dari yang mereka pesan maka perusahaan perlu melakukan refund atas kelebihan dana yang terjadi.
Banyak orang yang tertarik untuk membeli saham di Pasar Perdana karena adanya capital gain saat saham masuk ke Bursa.
Pada Pasar Perdana, investor akan mengisi formulir pemesanan pembelian saham dan menyetorkan dana ke rekening dana nasabah.
Lalu, investor harus menyerahkan bukti setor, identitas diri dan fpps. Fpps ini akan diserahkan oleh perusahaan efek ke penjamin emisi agar dilanjutkan ke biro administrasi efek supaya mendapatkan penjatahan saham.
Kalau sudah dikonfirmasi maka investor akan langsung diinformasikan dan forum pemesanan sahamnya akan dikumpulkan.
Baca juga: Ketua OJK Genjot Masyarakat Indonesia untuk Berinvestasi di Pasar Modal
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder merupakan kelanjutan dari Pasar Perdana sebagai jenis-jenis pasar modal di mana efek yang ada di Bursa Efek akan diperjualbelikan.
Pasar sekunder akan memberikan investor kesempatan untuk menjual atau membeli efek yang terdapat di Bursa setelah adanya penawaran di pasar Perdana.
Pada pasar ini, transaksi penjualan dan pembelian tidak terjadi di antara investor perusahaan tapi antara investor 1 dengan yang lainnya.
Kalau sudah dicatat pada bursa saham maka pesan perusahaan ini bisa ditransaksikan secara bebas kepada publik.
Contohnya, investor memiliki saham hasil transaksi di Pasar Perdana dan nantinya sisa saham tersebut akan dijual di pasar sekunder supaya bisa mendapatkan capital gain.
Bentuk transaksi yang terjadi di sini adalah software online trading yang merupakan transaksi perdagangan saham sehari-hari.
Kalau harga pada Pasar Perdana itu tetap maka hal itu berbeda dengan pasar sekunder karena harganya bisa mengalami fluktuasi akibat adanya penawaran dan permintaan untuk saham itu.
Permintaan dan penawaran ini bisa terjadi akibat banyak faktor seperti hal yang spesifik atas saham tersebut atau hal yang berhubungan dengan ekonomi makro seperti inflasi dan nilai tukar.
Di dunia keuangan, fluktuasi harga saham sejalan dengan kinerja fundamental perusahaan.
Pada pasar sekunder, dana jual beli investor sudah tidak akan masuk ke perusahaan tetapi berpindah tangan dari investor satu ke yang lainnya.
Ketika melakukan transaksi di pasar ini, investor perlu membayar biaya transaksi dalam bentuk komisi kepada broker yang biasanya akan dikenakan PPN sebesar 10% dari nilai transaksi yang diminta kepada investor.
Investor akan dikenakan pajak transaksi sebesar 0,1% untuk transaksi penjualan saham.
Transaksi pada pasar ini dilakukan pada bursa lewat perusahaan Bursa Efek yang merupakan anggota bursa.
Investor yang mau membeli saham harus melakukan perintah pembelian lewat perusahaan efek di mana mereka perlu menyebutkan nama saham dan nominal pembeliannya.
Investor yang mau menjual saham perlu melakukan perintah penjualan lewat perusahaan efek dengan menyebutkan nama saham, nominal penjualan dan harga jualnya.
Order yang masuk akan muncul pada sistem perdagangan bursa dan bisa dilihat di sistem yang dimiliki oleh perusahaan efek.
Kalau order beli sudah bertemu dengan order jual pada sistem perdagangan bursa maka transaksi ini sudah terjadi dan pemindahan aset akan dibantu oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan Kustodian Sentral Efek Indonesia.
Pada pembelian, investor perlu menyetor biaya sesuai dengan nominal pembelian maksimal 2 hari kerja setelah melakukan transaksi.
Investor yang menjual juga akan menerima bayaran maksimal 2 hari kerja setelah transaksi. Kalau ada libur maka yang dihitung adalah hari kerja bursa.
3. Pasar Ketiga (Third Market)
Ketika mendengar berita tentang pasar keuangan, kebanyakan investor pastinya sudah mendengar tentang pasar perdana dan pasar sekunder tapi ternyata ada juga pasar ketiga.
Pasar Perdana mendeskripsikan tentang pengisuan sekuritas baru seperti IPO dari saham atau sekuritas baru. Pasar sekunder merupakan pasar tradisional di mana saham dan sekuritas diperjualbelikan, tempat di mana investor merasa sangat familiar karena sering melakukan perdagangan.
Pasar ketiga merupakan tempat jual beli di mana broker dan investor institusional, seperti manajer pendanaan, bisa melakukan jual beli sekuritas yang biasanya diperjualbelikan dalam pertukaran formal seperti NYSE.
Ketika sekuritas dan saham ini diperjualbelikan di pasar ketiga, investor akan melewati pasar sekunder dan pertukarannya.
Sebelum menjual sekuritas ini kepada non member lewat transaksi pasar ketiga, anggota perusahaan harus memenuhi semua batasan permintaan pada buku spesialis dengan harga yang sama atau lebih tinggi.
Investor institusional yang normal akan mengambil bagian pada pasar ketiga termasuk perusahaan investasi dan rencana pensiun.
Pasar ketiga menyatukan investor besar yang mau dan bisa membeli serta menjual sekuritas milik mereka sendiri untuk uang tunai dan mendapatkan pengiriman secepat mungkin.
Sekuritas bisa dibeli dengan harga yang lebih rendah pada pasar ketiga karena tidak adanya komisi broker.
Aturan anonimitas membuat setiap pihak tidak bisa mengetahui identitas satu sama lain.
Terdapat aturan tambahan dan logika yang dibangun pada tampilan manajemen tapi ada beberapa informasi yang tidak bisa dibagikan ke publik sehingga memberikan anonimitas transaksi yang cukup baik.
4. Jenis-jenis Pasar Modal: Pasar Keempat (Fourth Market)
Jenis-jenis pasar modal pasar keempat mengacu pada pasar di mana pertukaran sekuritas dilakukan secara langsung di antara institusi pada jaringan komputer privat bukannya pada tempat pertukaran yang kita kenali seperti NYSE atau Nasdaq.
Pasar ini mirip dengan pasar ketiga karena berhubungan dengan sekuritas exchange listed yang diperjualbelikan over the counter di antara broker dan investor perusahaan besar.
Perbedaan diantara kedua pasar tersebut adalah tidak adanya broker yang memfasilitasi pertukaran.
Institusi akan secara langsung menukarkan sekuritas mereka kepada satu sama lain tanpa broker.
Institusi bisa menukarkan berbagai macam jenis sekuritas dan kontrak derivatif pada pasar keempat, seringkali untuk meningkatkan anonimitas atau untuk melakukan pertukaran besar tanpa mengubah pasar.
Pasar keempat biasanya diisi oleh institusi saja dan bisa dibedakan dengan mudah saat dibandingkan dengan Pasar Perdana, pasar sekunder, pasar ketiga dan dark pool.
Meski ketiga pasar lainnya memiliki mekanisme pertukaran dan menggunakan teknologi yang mirip dengan pasar keempat tetapi pasar-pasar tersebut melakukan pertukarannya secara publik sehingga menawarkan saham ke semua investor, termasuk ritel dan institusional.
Seringkali, pasar tempat ini digunakan untuk menukarkan sekuritas yang berhubungan dengan strategi pengelolaan risiko suatu perusahaan.
Contohnya, opsi pertukaran merupakan salah satu jenis derivatif yang bisa dipertukarkan lewat pasar keempat secara langsung dengan pihak yang mau melakukannya untuk mengelola risiko bunga.
Dengan put swaption, sebuah institusi bisa memasuki sebuah kontrak untuk membayar jumlah bunga yang tetap dan menerima floating rate of interest untuk menjaga utang kreditnya di neraca.
Di kasus lainnya, perusahaan bisa memilih untuk menukarkan sekuritas secara privat untuk menghindari terjadinya perubahan di pasar.
Hal ini bisa terjadi kalau mutual fund dan pensiun fund masuk ke block trade besar dengan satu sama lain.
Dua perusahaan bisa melakukan transaksi lewat elektronik communication network.
Dengan melakukan transaksi seperti ini maka mereka bisa menghindari kemungkinan untuk mengubah harga pasar.
Kedua pihak juga bisa menghindari biaya broker dan transaksi pertukaran.
Fungsi Pasar Modal โ Jenis-jenis Pasar Modal
Pasar modal punya fungsi dan berikut ini adalah penjelasan fungsi yang melekat padanya.
Sebagai sarana menambah modal usaha. Perusahaan bisa mendapatkan dana dengan menjual saham ke pasar modal di mana saham ini akan dibeli oleh masyarakat, lembaga, perusahaan dan pemerintah.
Pasar modal menjadi sarana pemerataan pendapatan. Setelah beberapa waktu saham yang dibeli ini akan memberikan dividen kepada investornya sehingga penjualan saham ini bisa dianggap sebagai bentuk sarana pemerataan pendapatan.
Pasar modal bisa meningkatkan kapasitas produksi. Tambahan modal yang didapatkan lewat pasar modal membuat produktivitas perusahaan bisa meningkat.
Pasar modal menjadi sarana pencipta kerja. Adanya pasar modal bisa mendorong terjadinya perkembangan pada suatu industri sehingga munculnya lapangan kerja baru.
Pasar modal menjadi sarana meningkatkan pendapatan negara di mana dividen yang mereka bagikan kepada pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah sehingga pemerintah bisa mendapatkan tambahan masukan lewat pajak ini.
Pasar modal merupakan indikator perekonomian negara. Aktivitas dan volume penjualan pada pasar modal yang mengalami peningkatan menunjukkan kalau kegiatan bisnis pada suatu perusahaan sedang berjalan dengan baik.
Manfaat Pasar Modal
Perusahaan yang menawarkan saham pastinya akan mendapatkan manfaat dari pasar modal. Bukan hanya perusahaan saja tetapi investor yang melakukan investasi juga akan mendapatkan keuntungan dari adanya pasar modal.
Bagi perusahaan
- Dana bisa didapatkan secara sekaligus ketika Pasar Perdana selesai
- Perusahaan memiliki solvabilitas yang tinggi sehingga citra perusahaan menjadi baik
- Perusahaan bisa menghimpun dana dalam jumlah besar
- Perusahaan tidak akan terlalu bergantung terhadap bank
- Tidak memiliki covenant sehingga perusahaan bisa mengelola dana perusahaan dengan bebas
Bagi investor
- Pertumbuhan ekonomi menjadi faktor atas perkembangan nilai investasi di mana peningkatan ini terlihat ketika harga saham meningkat sehingga bisa mendapatkan Capital Gain.
- Mereka yang memiliki saham bisa mendapatkan dividen serta mereka yang memiliki obligasi bisa mendapatkan bunga
- Bisa melakukan investasi dalam berbagai macam instrumen untuk mengurangi risiko
Baca juga: Kontribusi BUMN di Pasar Modal, Erick: Sumbang 23 Persen
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com