JAKARTA, duniafintech.com – Chief Corporate Affairs GoTo Nila Marita menyebutkan bahwa Gojek (PT Aplikasi Karya Anak Bangsa) telah menjual perusahaan fintech (teknologi finansial) kripto mereka yang berbasis di Filipina, yaitu Coins.ph.
“Kami yakin tim Coins.ph, yang didukung manajemen baru akan terus melanjutkan misi dalam meningkatkan inklusi keuangan dan menciptakan dampak positif di Filipina,โ katanya sebagaimana dikutip dari Katadata.co.id, Senin (4/4).
Dia menjelaskan, dengan Gojek melepas fintech kripto tersebut di Filipina. Decacorn Tanah Air ini akan fokus memperkuat investasinya di Vietnam dan Singapura, selain di dalam negeri sendiri.
“Kami terus berkomitmen di pasar utama di Indonesia. Pada saat yang sama akan makin memperkuat investasi kami di Vietnam dan Singapura,โ ujarnya.
Sementara, itu Nila tidak menjelaskan secara detil pihak mana yang telah membeli Coins.ph. Namun, berdasarkan laporan The Ken disebut bahwa mantan kepala keuangan Binance, Wei Zhou, lah yang membeli fintech ini.
Dari laporan The Ken terungkap nilai pembelian fintech ini hampir US$200 juta atau sekitar Rp2,9 triliun. Ini setara dua kali lipat dari yang dibayarkan oleh Gojek saat mengakuisisi Coins.ph pada 2019, yaitu sekitar US$95 juta.
Sebagaimana diketahui, Coins.ph didirikan oleh Ron Hose pada 2014. Fintech ini awalnya menyediakan layanan dompet digital yang dapat digunakan untuk membeli dan menjual aset kripto.
Fintech asal Filipina itu kemudian memperluas layanan, seperti isi ulang seluler, pembayaran tagihan, dan pengiriman uang.
Ron kemudian hengkang dari Coins.ph pada 2020 dan bergabung dengan perusahaan modal ventura Wavemaker Partners.
Posisi Ron kemudian digantikan oleh Hassan Ahmed, yang bekerja di sana selama 10 bulan sebelum akhirnya pindah ke kripto Coinbase yang berbasis di Amerika Serikat (AS) sebagai kepala Asia Tenggara.
Dari laporan tersebut juga diungkapkan bahwa layanan kripto Coins.ph tidak berjalan di bawah naungan Gojek. Meskipun, baru-baru ini Coins.ph mengumumkan terintegrasi dengan Ronin.
Ronin sendiri adalah sidechain Ethereum dari Sky Mavis yang dibuat untuk game play-to-earn Axie Infinity.
Mengalihkan Investasi ke Vietnam dan Singapura
Adapun, Gojek telah lama mengumumkan akan fokus pada pasar di Vietnam dan Singapura. Perusahaan pun telah melakukan divestasi operasi bisnis di Thailand kepada AirAsia US$50 juta pertengahan tahun lalu.
Gojek pun menambah layanan baru di Singapura sejak akhir 2021. Ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar dan bersaing dengan decacorn tuan rumah, Grab.
General Manager Gojek Singapura Lien Choong Luen mengatakan, perusahaan berencana memperkenalkan lebih banyak layanan di Singapura, selain layanan berbagi tumpangan (ride hailing).
“Ini akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan,” katanya kepada Channel News Asia, akhir tahun lalu.
Sebelumnya, Co-CEO Gojek yang kini menjabat sebagai CEO GoTo Andre Soelistyo sempat menyinggung rencana perluasan layanan di Singapura. Selain layanan transportasi, Gojek akan menawarkan pesan-antar makanan (food delivery), kebutuhan pokok (groceries) hingga keuangan, seperti pesaingnya Grab.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Rahmat Fitranto