31.6 C
Jakarta
Rabu, 24 April, 2024

Pertimbangkan Hal Ini Jika Ingin Mengajukan Pinjaman Online Saat Pandemi

DuniaFintech.com – Di tengah pandemi Corona yang belum berakhir, banyak orang yang kehilangan pekerjaan hingga uang tabungan pun habis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kemudian banyak masyarakat mencari jalan alternatif untuk ajukan fintech pinjaman online karna persyaratan yang mudah. Bagi pelaku usaha, kondisi serupa mungkin juga tengah dihadapi. Pasalnya, tak sedikit sektor usaha yang ikut babak belur terpukul virus corona. Jangan heran kalau pengusaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) pun banyak yang berakhir gulung tikar.

Namun, Sebelum mengajukan utang ke fintech pinjaman online sebaiknya Anda merekap sumber pendapataan saat ini. Hal ini untuk mengetahui apakah Anda memiliki potensi untuk mencicil utang tersebut. Bila Anda mempunyai sumber pendapatan yang cukup untuk membayar cicilan, sebaiknya mengajukan pinjaman sesuai kebutuhan. Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, apakah mengajukan pinjaman dapat menjadi solusinya? Atau justru menambah masalah baru? ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan.

Bertujuan untuk Pinjaman Produktif

Anda mungkin sudah sering dengar istilah utang produktif dan konsumtif. Singkatnya, utang produktif adalah utang yang dapat memberikan nilai tambah. Sementara utang konsumtif sebaliknya. Pasti sudah tahu ya, utang jenis apa yang diperbolehkan?

Sebagai contoh, jika ingin membeli handphone baru, ya alangkah bijak jika tidak perlu berutang. Lebih baik menabung dulu meski pembelian harus tertunda. Tapi, jika handphone tersebut diperuntukan membuat pekerjaan jadi lebih optimal atau bahkan mendatangkan pemasukan baru, maka fasilitas cicilan 0 persen dari kartu kredit bisa dimanfaatkan. Tidak hanya kondisi pandemi, penting untuk memastikan kembali tujuan mengambil pinjaman.

Baca Juga:

Pastikan Kondisi Finansial Aman untuk Berhutang

Namanya utang wajib buat dibayar. Oleh sebab itu, Anda harus bisa memastikan memiliki uang yang cukup untuk membayar tagihan di kemudian hari. Misalnya, mengajukan fintech pinjaman online untuk mengembangkan usaha. Tujuannya bagus, karena dapat dikategorikan sebagai utang produktif.  Namun, apakah Anda yakin mampu bayar cicilan pinjaman tiap bulan secara rutin?

Untuk mengetahui ini, harus memperhitungkan anggaran keuangan secara cermat. Lakukan financial check up hingga menghitung potensi keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Jika sudah, hitung apakah cicilan pinjaman yang mau diambil tidak melebihi 30 persen penghasilan. Jika tidak, maka bisa lanjut ke pertimbangan selanjutnya. Tapi jika setelah dihitung-hitung, Anda menyadari bakal sulit membayar cicilan, sebaiknya jangan nekat mencari masalah baru.

Penyedia Fintech Pinjaman Online Terdaftar dan Berizin di OJK

Sebelum mengajukan pinjaman, tentu saja harus memastikan penyedia layanan pinjaman aman dan terpercaya. Ciri yang paling mudah adalah lembaga tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk melihat daftar perusahaan fintech pinjaman online bisa klik disini.

Jangan lupa memperhitungkan biaya dari fasilitas pinjaman. Mulai dari bunga pinjaman, biaya administrasi, biaya provisi, hingga denda keterlambatan. Sudah jadi rahasia umum jika pinjaman online bisa diajukan dengan mudah dan cepat, dana bahkan bisa cair dalam hitungan jam. Namun sebagai konsekuensi dari kemudahan yang diberikan, Anda harus siap menanggung biaya pinjaman yang cukup besar.

Pinjaman online umumnya mematok bunga harian mulai dari 0,5 persen hingga 1 persen per hari. Iya per hari. Dengan kata lain, sekitar 15-30 persen per bulan. Maka, bisa dikatakan bahwa rata-rata bunga pinjaman KTA bank dalam sebulan setara dengan bunga pinjaman online sehari.

Boleh saja mengajukan pinjaman di tengah pandemi. Tapi sebelum itu, kamu bisa memikirkan solusi lain untuk mengamankan kondisi keuangan. Misalnya, dengan menekan pengeluaran atau menambah penghasilan.

Penulis : Kontributor

Editor : Gemal A.N. Panggabean

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE