30 C
Jakarta
Sabtu, 23 November, 2024

Neraca Perdagangan Surplus Selama 29 Bulan Beruntun, ini Jawab Mendag

JAKARTA, duniafintech.com – Neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 29 bulan beruntun, hal ini tentu jadi kabar baik dalam pemulihan ekonomi.

Kementerian Perdagangan mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus, mencapai US$4,99 miliar di bulan September 2022.

Pencapaian tersebut menunjukkan Indonesia memiliki kemampuan ekonomi yang dapat bertahan di tengah berbagai krisis.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mencatat pencapaian surplus dalam neraca perdagangan diperoleh secara beruntun sejak bulan Mei 2020.

Menurutnya Indonesia berhasil mempertahankan rekor surplus neraca perdagangan selama 29 bulan beruturut-turut. Surplus perdagangan disumbang dari sektor nonmigas sebesar US$7,09 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar US$2,10 miliar.

“Surplus perdagangan US$4,99 miliar ini dicatatkan di tengah sejumlah tekanan kondisi perekonomian global seperti lonjakan inflasi di sejumlah negara, konflik Rusia dan Ukraina yang belum mereda, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah serta pandemi Covid-19 yang masih belum sepenuhnya pulih,” kata Zulkifli.

Baca juga: Surplus Neraca Perdagangan April US$7,56 Miliar, BPS: Tertinggi Sepanjang Sejarah

Neraca Perdagangan Surplus Selama 29 Bulan Beruntun, ini Jawab Mendag

Salah Satu Faktor Rekor Surplus Neraca Perdagangan Selama 29 Bulan Beruntun

Dia menambahkan surplus perdagangan Indonesia bulan September 2022 didorong surplus dagang dengan beberapa negara mitra dagang.

Filipina menjadi negara mitra dagang yang menyumbangkan surplus terbesar dengan nilai surplus sebesar USD 1,13 miliar.

Kemudian, surplus perdagangan dengan India sebesar US$1,07 miliar. Negara ketiga penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat (AS) dengan surplus USD 1,07 miliar.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-September 2022 mengalami surplus US$39,87 miliar.

Terkait Surplus neraca perdagangan 29 bulan beruntun ini, Januari–September 2022 ini ditopang oleh surplus nonmigas US$58,75 miliar serta  defisit migas sebesar US$18,89 miliar. Angka tersebut jauh melebihi capaian surplus perdagangan tahun 2021 sebesar USD 35,33 Miliar.

Baca juga: Neraca Perdagangan Surplus 19 Bulan Berturut-turut, Bukti Perekonomian Terus Tumbuh

“Meskipun harga komoditas cenderung melandai, permintaan global melemah dan terdapat ancaman  resesi pada 2023, Indonesia diperkirakan masih dapat  menikmati surplus neraca perdagangan di tahun ini,”ujar Zulkifli.

Baca jugaBPS: Neraca Perdagangan Indonesia Maret 2022 Surplus US$4,53 Miliar

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU