DuniaFintech.com – Pemerintah Tiongkok melalui badan pengembang supply chain (rantai pasok) melakukan kerja sama dengan badan riset blockchain milik Binance untuk membangun infrastruktur UKM (Usaha Kecil Menengah) berbasis digital. Badan pengembang rantai pasok milik Tongkok sendiri cenderung mirip dengan Badan Usaha Logistik (Bulog) yang ada di Indonesia. Berposisi langsung dibawah pengawasan kementerian, badan tersebut bernama Zhongsang Beidon.
Ada pun badan pengawas untuk Zhongshang Beidon disebut sebagai Majelis Komisi Negara untuk Administrasi dan Pengawasan Badan Usaha Negara, atau yang dikenal di Indonesia sebagai Himbara. Badan pengawas Himbara tersebut bertanggung jawab untuk mengatur 96 pusat administrasi Himbara miliknya yang tersebar di penjuru negeri.
Berangkat dari permasalahan tersebut, badan riset blockchain milik Binance berkolaborasi dengan Zhongshang Beidou memanfaatkan blockchain membangun ulang infrastruktur rantai pasok. Selain mengatur ulang rantai pasokan, proyek ini juga menjadi momentum Binance mempromosikan inovasi industri serta mendukung pengembangan ekonomi digital di negeri Tirai Bambu.ย
Kedua belah pihak akan terlibat dalam riset ilmiah, pengembangan proyek serta terobosan teknologi dan konstruksi platform. Hongtao Duan, pimpinan Zhongshang Beidon mengatakan proyek ini sebagai komitmen pihaknya dalam mendorong permodalan industri berbasis data dan informasi.ย
โDengan menerapkan teknologi blockchain ke dalam industri rantai pasok, produk pertanian dan lainnya mampu terlindungi dan tertata kembali,โ
Baca juga:
- Terdaftar di Indodax, Theta Siap Rambah Pasar Indonesia
- Hadapi Pandemi, Seniman Indonesia Siapkan E-commerce untuk Berkarya
- Kenali Waktu yang Tepat Untuk Ajukan Pinjaman Modal Usaha
Infrastruktur Supply Chain UKM ala Tiongkok
Proyek infrastruktur rantai pasok UKM Tiongkok menjadi salah satu misi Binance untuk memperluas jaringan dengan pemerintah. Seraya dengan hal itu, Binance juga meluncurkan inisiatif bernama โHundred Cities, Thousand Enterprises Spark Projectโ. Gerakan inisiatif tersebut mendukung pemberdayaan UKM di Tiongkok.
Dalam gerakan tersebut Binance menginvestasikan RMB 100 juta kepada 1.000 usaha level mikro hingga menengah di Tiongkok. Selain investasi, para pelaku usaha akan diberikan akses kepada ekosistem Binance. Dalam ekosistem tersebut para pengusaha akan membangun forum dagang industri serta bantuan untuk transformasi digital.
Hubungan Binance dan pemerintah Tiongkok kembali mereda, setelah sebelumnya memanas lantaran kerasnya sikap pemerintah terhadap layanan jual/beli kripto dengan sistem fiat, serta ICO pada 2017. Hal itu membuat Binance angkat kaki berbisnis di negeri Tirai Bambu, meski didirikan di negara tersebut. Sikap keras pemerintah terhadpa masalah desentralisasi kripto dan perdagangannya langsung ditanggapi melalui serangkaian konsolidasi terukur.
DuniaFintech/Fauzan