28.2 C
Jakarta
Jumat, 19 April, 2024

Pemerintah Waspadai Perlambatan Kinerja Ekspor

JAKARTA, duniafintech.com – Meski kondisi perekonomian global diprediksi masih dilanda ketidakpastian pada tahun ini, sejumlah negara diproyeksikan masih akan menikmati pertumbuhan ekonomi yang positif, termasuk dari kinerja ekspor.

Ketergantungan pada pasar ekspor yang relatif rendah atau kurang dari 50% menjadikan negara-negara seperti Indonesia, Jepang, Brasil, Tiongkok, dan Amerika Serikat memiliki resiliensi yang tinggi melalui dukungan pasar domestik yang kuat.

Baca juga: Kementerian Perdagangan Pastikan Lembaga Pembiayaan Dukung UMKM untuk Ekspor

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan harga komoditas yang tinggi di pasar dunia dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia.

Namun sejak pertengahan 2022 telah mengalami perlambatan dan kemudian menunjukkan penurunan di akhir 2022, termasuk 3 komoditas utama ekspor Indonesia yakni logam, CPO, dan batu bara. Beberapa komoditas utama perdagangan global lainnya seperti gas alam, minyak brent, dan gandum juga memperlihatkan tren penurunan.

“Kalau kita lihat beberapa negara yang manufakturnya ekspansif yaitu Jepang, Prancis, Meksiko, Indonesia, Brasil, India dan Arab Saudi, sehingga menunjukkan sektornya masih kuat. Tetapi hampir beberapa negara besar seperti Italia, Jerman, Korea PMI-nya di bawah 50%. Sehingga ini menunjukkan bahwa dunia masih (dalam) ketidakpastian dan kita juga melihat pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan perdagangan yang tahun lalu ekspansinya 3,5%, maka di tahun ini diperkirakan hanya 1%,” ujar Airlangga.

Hingga akhir 2022, Airlangga mencatat untuk nilai ekspor Indonesia mencapai USD299,57 miliar atau tumbuh 29,40% (yoy). Sedangkan sisi impor juga mengalami pertumbuhan yang hampir setara yakni 25,37% (yoy) atau sebesar US$245,98 miliar. Lebih lanjut, kinerja ekspor dalam perdagangan internasional Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan akan tumbuh sebesar 12,8% (yoy) dan impor akan tumbuh lebih tinggi yakni sebesar 14,9% (yoy).

Baca juga: Kementerian Perdagangan Pastikan Dorong UMKM Untuk Lakukan Ekspor

Airlangga menyinggung arahan Presiden Joko Widodo untuk memperbaiki kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Selain jenis sektor yang diwajibkan, juga akan dilakukan review terhadap jumlah devisa dan jangka waktu penyimpanan DHE di dalam negeri.

“Dengan demikian kita akan lakukan revisi, sehingga tentu kita berharap bahwa peningkatan ekspor dan surplus neraca perdagangan akan sejalan dengan peningkatan cadangan devisa,” ujar Airlangga.

Airlangga juga menyampaikan arahan Presiden terkait investasi yang ditargetkan sebesar Rp1.400 triliun untuk tahun 2023.

“Perlu beberapa regulasi yang disempurnakan yaitu tentunya penyempurnaan Peraturan Pemerintah, penyempurnaan OSS RBA, dan Daftar Prioritas Investasi,” kata Airlangga.

Baca juga: APINDO Minta Pemerintah Pertimbangkan Larangan Ekspor Bijih Bauksit

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE