27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Perusahaan Kosmetik Aveda Gunakan Blockchain untuk Lacak Rantai Pasokan

DuniaFintech.com – Perusahaan kosmetik Aveda milik Estée Lauder Companies meluncurkan uji coba pada Februari 2019 dengan perusahaan blockchain Wholechain untuk melacak rantai pasokan vanili. Pada saat itu, setiap petani kacang vanili Madagaskar diberikan kartu identitas digital yang berisi kode ketertelusuran unik mereka. Ini didasarkan pada sistem identifikasi perangko tradisional yang disebut Fitomboka, melalui pembaca QR. 

Petani akan membawa hasil panen mereka ke koperasi lokal untuk dijual, yaitu saat mereka dapat mencatat penjualan melalui kode QR. Informasi ini kemudian dicatat melalui teknologi Blockchain, membuatnya tahan terhadap pengrusakan data. Setelah vanili meninggalkan tangan produsen, vanili kemudian dilacak melalui rantai pasokan di Blockchain untuk memvalidasi kualitas dan keasliannya.

Vanili dari Madagascar merupakan bahan utama untuk pembuatan 125 produk Aveda dan memiliki cerita tersendiri di balik merek tersebut. Produk pertama yang dibuat menggunakan bahan baku vanilla yang dilacak dengan Blockchain akan mulai dipasarkan ke toko-toko pada kuartal kedua tahun 2021.

Baca juga:

Blockchain Memudahkan dalam Tracking Kualitas Vanili

“Blockchain benar-benar membuat proses kerja menjadi sangat obyektif dan dapat dilacak,” kata Barbara De Laere, presiden merek Aveda Global. “Penggunaan Blockchain memungkinkan konsumen, kami dan stakeholder tahu apa yang terjadi pada bahan baku kami di sepanjang rantai pasokan.”

Ada alasan kuat untuk mengawasi rantai pasokan vanili. Menurut tulisan tahun 2018 dari The New York Times, Madagaskar memproduksi 80% vanili dunia, dan itu salah satu bahan yang paling mahal. Antara 2013 dan 2017, harga vanili melonjak dari $ 50 per kilogram menjadi $ 600 per kilogram. Madagaskar juga menghadapi korupsi dan ketidakstabilan pemerintah yang merajalela, sistem peradilan yang lemah, dan masalah deforestasi besar-besaran, menurut CIA World Factbook. Oleh karena itu, tanaman vanili menjadi sarang kejahatan, korupsi dan kekerasan.

Untuk merek global seperti perusahaan kosmetik Aveda, yang didistribusikan di lebih dari 65 negara, rantai pasokan merupakan perjalanan yang rumit dan terkadang tidak jelas. Perusahaan kosmetik Aveda bekerja sama dengan 450 petani di Madagaskar yang memanen biji vanili yang kemudian dikirim ke Grasse, Prancis dan  ke tujuan akhirnya di Blaine, Minnesota, tempat perusahaan kosmetik Aveda memproduksi produknya di Amerika Serikat. 

Perjalanan dari Afrika ke Eropa ke Amerika Serikat memakan waktu sekitar enam bulan, kata Greg Polcer, wakil presiden rantai pasokan global Estée Lauder Companies. Adanya teknologi Blockchain ini tidak hanya membuat bahan baku mudah dilacak dan dipantau kualitasnya, tapi juga mampu menghindarkannya dari praktek-praktek kejahatan yang merugikan.

(DuniaFintech/ Dita Safitri)

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU