JAKARTA, duniafintech.com – Pinjaman Online (pinjol) memang memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya ialah memiliki proses yang mudah dan cepat cair.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat pengguna pinjaman online (pinjol) saat ini masih didominasi oleh DKI Jakarta yaitu sebanyak 34 juta nasabah.
Deputi Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengembangan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Munawar Kasan secara akumulasi penyaluran pinjaman online sebesar Rp416,72 triliun. Dia mengungkapkan dari total akumulasi penyaluran tersebut, Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta merupakan pengguna pinjaman online yang terbanyak.
Maraknya pengguna pinjaman online dikarenakan pinjaman online hadir bagi masyarakat yang tidak bisa mendapatkan akses perbankan, sementara pinjol memiliki kelebihan mudah cair.
Secara rinci, penyaluran pinjaman untuk perorangan tercatat sekitar Rp416,72 triliun, sedangkan pinjaman untuk industri UMKM sebanyak Rp1400 triliun.
“Artinya, jumlah pinjaman ini mengikuti transaksi pengembangan usaha konsumtif. Sehingga industri ini berkembang,” kata Munawar.
Baca juga: OJK Himbau Penggunaan Pinjol Sesuai Kebutuhan
Pinjol Mudah Cair – Alternatif UMKM Sulit Akses Perbankan?
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengungkapkan sebanyak 46,6 juta pelaku UMKM yang belum memiliki akses kredit perbankan. Sedangkan sebanyak 132 juta individu yang belum memiliki akses kredit perbankan.
Padahal, dia menambahkan berdasarkan riset Bank Dunia secara total untuk penyaluran kredit, Indonesia memiliki potensi secara total kebutuhan pembiayaan UMKM sebesar Rp2.650 triliun. Secara rinci, industri jasa keuangan tradisional atau perbankan hanya menopang Rp1000 triliun per tahun.
“Ada gap Rp1650 triliun per tahun yang tidak bisa ditopang oleh perbankan,” kata Kuseryansyah.
Baca juga: 5 Pinjol Bunga Rendah Cepat Cair Modal KTP Saja, Intip Yuk!
Sebelumnya, Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah menuturkan kontribusi tersebut terlihat dari penyaluran pendanaan ke sektor produktif. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan sepanjang Januari hingga Mei 2022, tercatat sebesar Rp44 triliun atau rata-rata 50,60 persen dari total penyaluran.
Menurutnya penyaluran sebesar Rp44 triliun tersebut termasu pembiayaan untuk pendidikan, pertanian, lingkungan hijau seperti treatment air limbah dan sampah, reparasi dan perawatan kendaraan, juga aktivitas kesehatan dan sosial.
โIndustri fintech pendanaan berkontribusi nyata terhadap percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi,โ kata Kuseryansyah.
Dia mencatat sebanyak Rp14,10 triliun untuk pembiayaan di sektor UMKM dari 3.967.255 rekening perorangan dan badan usaha di bulan Mei 2022.
Menurutnya mayoritas pemberi pinjman ke sektor UMKM adalah dari sektor perorangan 69 persen, sisanya dari sektor badan usaha.
Adapun dari outstanding pinjaman per Mei 2022 sebesar Rp40,17 triliun atau meningkat 22,23 persen dibanding posisi Januari yaitu sebesar Rp31,21 triliun.
Dia mengatakan industri fintech pendanaan akan terus mendukung fokus penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia 2022 yaitu transformasi ekonomi digital termasuk dalam sektor fintech.
Hal ini membuktikan peran nyata bagi para anggota AFPI yang merupakan fintech pendanaan yaitu meningkatkan akses keuangan secara digital masyarakat yang underbanked dan underserved.
โSehingga kedepannya turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi,โ kata Kuseryansyah.
Baca juga: Pinjol Cepat Cair Resmi OJK 2022, Lihat Daftarnya di Sini!
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com