JAKARTA, duniafintech.com โ Profil risiko investasi penting dipahami oleh pelaku bisnis atau investor yang terjun ke dalam dunia usaha.
Profil risiko sendiri menjadi hal yang perlu dipertimbangkan sebab ia terkait langsung dengan kinerja portofolio yang dimiliki dan sangat berpengaruh terhadap kegiatan penanaman modal.
Adapun profil risiko bisa diartikan sebagai indikator yang biasa digunakan untuk mengetahui tingkat toleransi investor terhadap risiko investasi.
Nah, untuk mengetahui lebih jauh soal ini, simak ulasannya berikut ini, seperti dirangkum dari Qoala.
Baca juga: Tren Investasi Generasi Muda Patahkan Anak Muda Suka Pesta
Sekilas tentang Profil Risiko Investasi
Pada dasarnya, profil risiko adalah indikator atau alat pertimbangan yang dipakai untuk mengukur dan memilih alokasi aset secara tepat yang sesuai dengan portofolio investasi seseorang.
Dengan memilih alokasi aset yang tepat, kamu akan dapat menentukan besaran persentase dari setiap bentuk invest yang dipilih. Misalnya, kalau kamu tidak ingin mengambil risiko besar dalam berinvestasi dan lebih memilih mempertahankan nilai yang kamu investasikan maka pilihan instrumen investasi yang tepat adalah deposito sebab memiliki risiko yang cukup kecil.
Namun, lantaran risiko yang dipilih itu kecil, manfaat atau keuntungan investasi yang akan didapatkan juga tidak bisa besar. Sebaliknya, kalau seseorang menginginkan manfaat yang besar maka ia harus berani mengalokasikan aset investasinya pada instrument dengan tingkat risiko yang cukup besar seperti saham.
Jenis Profil Risiko Investasi
1. Agresif (Risiko Tinggi)
Ini adalah jenis investasi yang menanggung risiko paling tinggi dibandingkan jenis profil moderat dan konservatif. Namun, imbalan dari instrumen investasi jenis ini pun nantinya akan menawarkan potensi return atau keuntungan yang jauh lebih besar.
Investor yang berani mengambil risiko ini biasanya adalah mereka yang punya portofolio aset dengan persentase saham cukup besar, yakni mencapai 50%โ60%. Bukan itu saja, jenis saham yang dimilikinya pun beragam, mulai dari saham perusahaan besar hingga perusahaan yang baru mulai berkembang.
Adapun investasi dengan profil risiko ini lebih banyak dilakukan oleh investor yang sudah memiliki pengalaman dan paham betul dengan keadaan pasar serta ekonomi. Investor tipe ini pun lazimnya sudah siap kalau harus menerima kemungkinan rugi hingga 100%.
Di samping itu, tipe profil risiko agresif ini punya time horizon yang lebih panjang dari tipe profil lainnya. Time horizon untuk tipe profil risiko agresif biasanya mencapai lebih dari 5 tahun.
2. Moderat (Risiko Menengah)
Adapun moderat disebut juga sebagai jenis profil kelas menengah. Biasanya, jenis yang satu ini mengarah kepada karakter investor yang ingin memperoleh keuntungan lebih besar ketimbang tipe konservatif.
Sekalipun terbilang cukup berani, tetapi investor tipe ini masih lebih banyak bermain di area yang aman dan tidak terlalu berisiko. Investor yang satu ini mulai bisa bermain investasi yang fluktuatif, tetapi masih dalam tahap relatif stabil.
Baca juga: Investasi Sektor Energi Kolaborasi Tiga Perusahaan BUMN
Lazimnya, saham yang dipilih adalah saham jenis blue chip. Di samping itu, portofolio aset pun masih dikombinasikan deposito dan obligasi dengan jumlah yang cukup seimbang. Nah, untuk time horizon dari tipe moderat ini memang lebih panjang daripada tipe konservatif, yakni sekitar 1โ3 tahun, tetapi belum mencapai 5 tahun sebagaimana tipe agresif.
3. Konservatif (Risiko Rendah)
Ini menjadi tipe terendah dari 3 jenis profil risiko yang ada saat ini. Tipe yang satu ini adalah investasi risiko rendah yang biasanya didominasi oleh investor pemula. Adapun tipe konservatif ini adalah investor dengan karakter yang akan memilih investasi yang bernilai stabil.
Tipe ini akan mengalokasikan asetnya pada instrumen investasi yang dapat memberikan kepastian. Hal itu membuatnya hampir tidak pernah merugi selama berinvestasi. Namun, lantaran risiko yang dipilih cukup rendah, imbalan manfaat yang diperoleh pun kecil.
Lazimnya, pada portofolio aset investor dengan profil risiko konservatif ini akan menghindari instrumen yang memiliki tingkat fluktuasi tinggi seperti saham. Tipe konservatif akan lebih banyak bermain di instrumen deposito dan obligasi.
Sementara itu, persentase portofolio aset investor konservatif biasanya didominasi oleh deposit, yakni lebih dari 50% dan diikuti obligasi di posisi kedua. Sejumlah investor juga ada yang memilih menyimpan aset reksa dana, tetapi persentasenya cukup kecil, yaitu sekitar 5%โ10%.
Di samping itu, investor tipe konservatif ini punya time horizon yang cenderung masih sebentar. Secara umum, tipe ini didominasi oleh investor pemula yang lazimnya masih 1 tahun berkecimpung di dunia investasi.
Cara Mengecek Profil Risiko Investasi
- Sesuaikan dengan usia
- Kenali kondisi finansial
- Pertimbangkan sesuai tanggungan
- Pengetahuan tentang investasi
Manfaat Mengetahui Profil Risiko Investasi
- Memilih jenis investasi yang sesuai
- Mengatur portofolio investasi dengan benar
- Menyadari adanya risiko dalam setiap investasi
Sekian ulasan tentang profil risiko investasi yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Realisasi Investasi Asing Capai Rp892,4 Triliun, Pecah Rekor!
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com