duniafintech.com – Belum lama ini para imigran sedang bersukacita, pasalnya mereka bisa berkumpul bersama keluarga di hari lebaran dan sebelumnya juga memperingati hari pengiriman uang untuk keluarga imigran internasional. Seperti yang dilakukan di Inggris dengan program remittance yang unik untuk membantu keluarga mereka. Dengan memiliki manajemen keuangan yang kuat dan sehat dari sektor industri perbankan, disertai booming-nya industri financial technology.
Hari tersebut didedikasikan untuk para imigran guna membantu kesejahteraan keluarga kembali ke rumah dan perkembangan negara mereka.
Kita perlu bekerja sama untuk mengembangkan inisiatif yang dapat meningkatkan kesadaran, kepercayaan dalam bentuk berbasis kebutuhan transfer uang bagi para imigran.” ujar Kepala internasional imigrasi Inggris, Dipti Pardhesi.
Ini adalah sebuah win-win solution, bukan hanya untuk individu dan negara-negara yang menerima kiriman uang, tetapi juga untuk Inggris dari sisi finansial dan sosial inklusif. Kebutuhan sandang, pangan, papan, bisa terpenuhi meskipun belum semuanya. Pengiriman uang dapat membantu menutupi biaya kebutuhan dasar. Termasuk biaya pendidikan, perumahan, makanan dan kesehatan. Sedangkan untuk investasi juga berimbas positif, seperti pada tabungan, investasi dan penciptaan lapangan kerja dalam masyarakat.
Di tempat lainya, India juga menjadi concern dari PBB untuk masalah imigran, disebabkan negara penghasil film bollywood ini masuk urutan pertama masalah imigran. Dikutip dari catatan biro statistik India, setiap tahunnya, lebih dari 400.000 pekerja meninggalkan Bangladesh untuk bekerja di luar negeri.
Para imigran mewakili sumber daya manusia yang penting dalam masa krisis, di mana mereka menyediakan tenaga dan pemikiran yang dapat membantu keluarga mengatasi goncangan mendadak, seperti misalnya hasil panen yang gagal atau bencana alam. Meskipun dari sisi negara tersebut banyak yang bermigrasi namun masalah yang dihadapi oleh imigran Bangladesh seperti, biaya yang tinggi untuk imigran oleh agen perekrutan, upah rendah, kurangnya informasi tentang peluang imigrasi dan risiko diskriminasi, eksploitasi, dan penyalahgunaan jasa yang memadai untuk melindungi hak-hak pekerja.
Pelbagai laporan media mengenai tingginya biaya migrasi di negara tersebut membuat para imigran juga ketar-ketir, walaupun dari sisi pengiriman uang dari pekerja migran ini tidaklah bermasalah malahan membuat kontribusi yang berharga.
Bahkan selama resesi global kemarin aliran remittance dari Bangladesh yang bekerja di luar negeri memberikan kontribusi besar secara substansial pada pengembangan ekonomi. Pengiriman uang dari pekerja ekspatriat dalam mencari nafkah menjadi pendapatan tertinggi ke dua di negara ini setelah ekspor.
Laporan yang ditugaskan oleh PBB untuk mengurusi dana internasional dalam fasilitas pengiriman uang, IFAD melalui managernya Pedro de Vasconcelos mengatakan sekitar 40% dari pengiriman uang, sebesar $200 miliar, yang dikirim ke daerah pedesaan di mana mayoritas orang miskin hidup.
Dirinya menunjukkan bahwa para imigran telah meningkat 28% selama dasawarsa terakhir, pengiriman uang telah bangkit secara signifikan lebih besar 51% ย pada periode yang sama.
Uang yang dihabiskan pada makanan, kesehatan, pendidikan yang lebih baik memberikan peluang dan peningkatan perumahan dan sanitasi. Dan kiriman uang juga penting untuk membantu negara-negara berkembang mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang berkelanjutan,” tutup de Vasconcelos.
Source : theguardian.com
Writter by: Romy Syawal