duniafintech.com – Pergerakan harga Bitcoin Cash sepertinya begitu cepat naik dan turun. Menurut forbes.com, saat diluncurkan 1 Agustus lalu, nilai Bitcoin Cash melonjak sebanyak $ 7,6 miliar di pasar, namun kini turun kembali lebih dari setengah nilainya.
Mengapa jatuh?
Pada tanggal 8 Agustus, jaringan Bitcoin, sebuah konsorsium penambang memilih untuk menerima upgrade yang disebut “SegWit.” SegWit (singkatan dari Segregated Witness) adalah perangkat lunak yang akan meningkatkan kemampuan Bitcoin (BTC) untuk melakukan transaksi yang lebih efisien. Terjadilah pro dan kontra, mereka yang menentang solusi tersebut mendukung metode yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu dengan meningkatkan ukuran blok.
Sejak dimunculkannya mata uang digital hampir sembilan tahun yang lalu, jaringan Bitcoin telah mengalami beberapa upgrade dan perbaikan.
Tapi sebagian besar peningkatan kinerja tidak kontroversial karena pada dasarnya mereka tidak mengubah perilaku jaringan Bitcoin,” kata Bobby Lee, CEO BTCC, platform perdagangan Bitcoin pertama dan terbesar di China.
Lee, yang juga anggota dewan Yayasan Bitcoin, termasuk di antara mereka yang percaya bahwa merilis Bitcoin Cash, yang sekarang juga dikenal sebagai “Bcash,” merupakan langkah yang baik untuk dua pihak yang memiliki pemikiran berbeda. Masing-masing berjalan dengan caranya sendiri dan maju tanpa perlawanan.
Bitcoin bisa melambung lebih tinggi lagi
Harga Bitcoin telah mencapai titik tertinggi baru, yakni mendekati sekitar $ 3.500/BTC dan mencapai batas pasar $ 55 miliar untuk pertama kalinya. Ini hampir seukuran PDB Luksemburg.
Peluncuran SegWit, yang memakan waktu dua minggu untuk diimplementasikan sepenuhnya, dipandang sebagai tonggak sejarah bagi Bitcoin. Dengan aktivasi semacam itu, beberapa pedagang berspekulasi bahwa hanya masalah waktu sebelum mata uang virtual ini menyentuh angka $ 5.000/BTC.
Bitcoin mewakili teknologi di mana nilainya berasal dari kenyataan bahwa seluruh dunia menyadari bahwa ada jumlah terbatas,” kata Lee. “Ini aset digital langka.” Hanya 21 juta token yang ada. Saat ini 16 juta sedang beredar. Dua puluh juta akan ditambang dalam 10 tahun ke depan. Berdasarkan rumus matematika open source, dibutuhkan waktu 100 tahun untuk menambang jutaan Bitcoin terakhir,” jelas Lee, yang sangat optimis tentang masa depan cryptocurreny.
Written by : Sintha Rosse