Jakarta, duniafintech.com – Raksasa Stablecoin Tether telah membeli lebih banyak Bitcoin (BTC), sehingga total kepemilikan aset digitalnya menjadi lebih dari $2.8 miliar.
Data Blockchain menunjukkan alamat BTC yang terkait dengan Tether menerima 8,888 BTC—$379 juta—pada akhir Desember.
Pembelian tersebut membuat kepemilikan Tether menjadi total 66,465 BTC. Artinya, ini adalah salah satu perusahaan swasta terbesar yang memegang BTC. Tether terus-menerus mengambil BTC sepanjang tahun 2023. Pada bulan Mei, perusahaan mengumumkan akan mulai menggunakan keuntungan untuk membeli Bitcoin guna menyimpan cadangannya. Ia juga mengatakan pihaknya berencana untuk mulai menambang Bitcoin pada akhir bulan yang sama.
Tether mencetak USDT—mata uang kripto terbesar ketiga setelah Bitcoin dan Ethereum, dengan kapitalisasi pasar $94,5 miliar, menurut Indodax.
Namun selain memiliki kapitalisasi pasar yang besar, USDT adalah aset digital yang paling banyak diperdagangkan: ini adalah stablecoin—mata uang kripto yang didukung oleh aset nyata dan stabil, seperti dolar AS—sehingga banyak digunakan oleh pedagang yang membeli dan menjual aset digital.
Stablecoin seperti USDT berfungsi untuk menyederhanakan proses mengubah Bitcoin—atau mata uang kripto lainnya—menjadi dolar, euro, atau yen di bursa.
Namun, perusahaan di balik stablecoin terbesar ini masih kontroversial: di masa lalu, perusahaan ini telah dikritik karena tidak cukup transparan dalam mengungkapkan bahwa mata uang kripto tersebut memang didukung oleh apa yang mereka katakan—uang tunai dingin dan tunai.
Tether setuju untuk tidak lagi berbisnis di New York setelah penyelidikan Jaksa Agung New York selama dua tahun menemukan bahwa mereka telah “membuat pernyataan palsu tentang dukungan” terhadap stablecoinnya pada tahun 2021.
Bersama dengan pertukaran kripto dan perusahaan sejenis Bitfinex, mereka setuju untuk membayar denda $18.5 juta untuk mengakhiri penyelidikan negara selama 22 bulan terhadap aktivitasnya.
Namun Tether tampaknya mendapat dukungan dari setidaknya satu perusahaan keuangan tradisional besar. Dalam pesannya kepada para kritikus, CEO Cantor Fitzgerald Howard Lutnick mengatakan kepada CNBC pada bulan Desember bahwa broker Wall Street tersebut memegang “banyak” perbendaharaan penerbit stablecoin. “Saya menyimpan perbendaharaan mereka—dan mereka memiliki banyak perbendaharaan, sekarang jumlahnya lebih dari $90 miliar,” katanya.
Awal pekan ini, Lutnick menggandakannya dan mengatakan kepada Bloomberg secara langsung bahwa Tether memegang cadangan yang disebutkannya. “Mereka punya uang,” katanya.
Melalui platform INDODAX Academy, Kami menawarkan berbagai pelatihan, webinar, dan materi edukasi untuk membantu individu memahami potensi dan risiko investasi kripto dengan lebih baik.