JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhur Binsar Pandjaitan baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bahwa jumlah utang pemerintah Indonesia terkecil jika dibandingkan dengan utang-utang negara lainnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari International Debt Statistics Bank Dunia 2022. Posisi utang luar negeri Indonesia terakhir mencapai US$417,5. Posisi utang tersebut ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Seperti Thailand sebesar US$204 miliar, Vietnam sebesar US$ 125 miliar dan Filipina sebesar US$94 miliar.
Menurut Direktur Center for Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara dengan posisi utang tersebut, posisi utang Indonesia diantar negara lower-middle income country tergolong jumlah utang besar. Sebab, mengacu kepada pertumbuhan angka utang Indonesia meningkat 30,9 persen sejak tahun tahun 2016.
Dia menambahkan secara komposisi utang pun tidak bisa dikategorikan sebagai utang pemerintah saja. Tetapi utang yang berasal dari penugasan pembangunan infrastruktur oleh BUMN.
“Ini kan dikategorikan sebagai utang yang seolah-olah bukan utang pemerintah. Ini sebenarnya juga ada kaitannya dengan risiko ke APBN,” kata Bhima.
Kemudian, dia menambahkan secara rasio cadangan devisa terhadap total utang pun semakin melemah. Pada tahun 2020, reserves to external debt stocks berada pada level 31 persen, sementara tahun 2010 ada di level 47 persen. Artinya, secara lanjut utang dengan kemampuan menghasilkan devisa tidak berbanding lurus. Akibatnya tekanan selisih kurs akan membuat beban utang meningkat signifikan, selain itu yang perlu diperhatikan yaitu kenaikan tingkat suku bunga.
“Ini akan membuat Indonesia harus membayar lebih mahal bunga utang baru kedepannya,” kata Bhima.
Baca juga: Tol Serang-Panimbang Pakai Utang China, Luhut: Jangan Mubazir!
Sebelumnya, Luhut mengaku bahwa utang tersebut digunakan untuk sektor produktif yaitu infrastruktur. Menanggapi hal itu, Bhima menilai pernyataan Luhut perlu diragukan. Sebab, porsi belanja pemerintah yang paling mendominan adalah belanja pegawai, belanja barang dan belanja pembayaran bunga utang. Sementara belanja modal masih di urutan belakang.
“Kalau sekedar membanggakan untuk oli pembangunan, ya namanya kurang kreatif,” kata Bhima.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Letnan Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan soal utang pemerintah Indonesia yang sudah menembus angka Rp7.123 triliun. Menurut Luhut, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan, karena menurutnya utang tersebut adalah salah satu yang terkecil di dunia.
“Jadi kalau orang bilang kita ada utang, betul. Rp7.000 triliun, tapi utang yang adalah utang yang produktif,” kata Luhut.
Namun menurut Luhut, utang pemerintah Indonesia digunakan untuk sektor yang produktif. Misalnya, proyek jalan tol yang akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
“Kalau ini dibangun (proyek tol) simpul-simpul ekonomi akan timbul dan dia akan membayar sendiri utangnya. Dan kita salah satu negara yang punya utang terkecil di dunia,” ungkapnya.
Baca juga: Marah Indonesia Disamakan dengan Sri Lanka, Luhut: Sakit Jiwa!
Menurutnya, jika dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB), rasio utang Indonesia adalah 40%-41% dari PDB. Padahal banyak negara maju di dunia yang perbandingannya mencapai hampir 100%. Atas dasar ini ia menyebut utang Indonesia menjadi yang terkecil di dunia.
Baca juga: Indonesia Masuk Jebakan Utang dari China?, Ini Jawaban Luhut..
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com