30.9 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Akses Layanan Keuangan di Indonesia, Brick Gandeng Visa

JAKARTA, duniafintech.com – Memiliki misi membantu perluasan akses layanan keuangan di Indonesia, Brick, platform Open Data jalin kemitraan Visa.

Kemitraan ini memungkinkan penyedia layanan akses keuangan di Indonesia ini untuk mengambil wawasan data transaksi kartu agregat pengguna akhir, atas persetujuan pengguna, untuk penilaian terkait risiko kredit.

Wawasan tambahan membantu memungkinkan mitra dan klien Brick untuk memberikan pengguna kartu debit Visa wawasan keuangan dan akses yang lebih baik ke kredit melalui keputusan penjaminan emisi yang lebih baik. Ini juga memungkinkan konsumen untuk mengakses jalur kredit yang mungkin tidak dapat mereka lakukan.

Brick, platform Open Data telah membangun infrastruktur yang memungkinkan pengguna akhir untuk berbagi data dengan aman dan aman dengan aplikasi fintech dan saat ini melayani lebih dari 50 klien di Indonesia.

Beberapa diantaranya bergerak di bidang pemberi pinjaman fintech, bank digital dan aplikasi manajemen keuangan pribadi. Kemitraan Brick dengan Visa diharapkan dapat meningkatkan adopsinya di antara berbagai bentuk lembaga keuangan, sekaligus memperluas akses layanan keuangan di Indonesia.

Baca jugaKeuangan Digital: Inilah Layanan Keuangan Digital di OJK

akses layanan keuangan di Indonesia

Perluasan Akses Layanan Keuangan di Indonesia jadi Fokus Brick

Gavin Tan, CEO dan Founder Brick, menyatakan, sepanjang perjalanan kami dalam membangun infrastruktur tekfin di Indonesia.

“Kami menyadari kebutuhan akan kumpulan data yang lebih komprehensif bagi penyedia layanan keuangan untuk benar-benar memahami pelanggan mereka. Dengan kemitraan dengan Visa, kami yakin bahwa kami dapat memungkinkan lembaga keuangan untuk memperluas akses keuangan,” katanya.

Sampai saat ini, Brick meyakini terciptanya inklusi keuangan berarti membuka jalan bagi setiap individu maupun bisnis untuk memiliki kebebasan finansial melalui berbagai akses layanan keuangan di Indonesia.

Aspek ini memiliki peranan penting dalam memenuhi segala kebutuhan individu, seperti tabungan, pembayaran, kredit, serta asuransi yang bisa dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.

Baca jugaKerangka Kerja Inklusi Keuangan Fokus Digitalisasi dalam Presidensi G20 Indonesia

Tak sampai disitu, inklusi keuangan juga mempermudah akses ke berbagai layanan keuangan yang aman, nyaman, dan memadai bagi kelompok rentan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah, tinggal di daerah yang tidak terjangkau oleh layanan dan jasa keuangan, kurang terlayani, atau dikeluarkan dari sektor keuangan formal.

Dengan demikian, hal ini akan mencegah terjadinya ketimpangan di antara lapisan masyarakat.

Menurut laporan Statista, per Juni 2021, jumlah kartu kredit di Indonesia sebanyak 16,71 juta kartu sedangkan jumlah pemegang kartu debit 226,3 juta. Hal ini menunjukkan kesenjangan besar dalam inklusi keuangan, di mana sejumlah besar pemegang kartu debit tidak memiliki akses ke kredit.

Akses layanan keuangan yang tidak merata di seluruh Indonesia menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga menghambat kemampuan penduduk untuk mengakses modal dan pembiayaan, membatasi konsumsi mereka serta potensi pertumbuhan individu.

Baca jugaMasyarakat Digital Perempuan, Pemuda dan UMKM jadi Fokus Pemerintah

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU