duniafintech.com – Kabar menarik datang dalam perkembangan jagat mata uang digital, khususnya di Indonesia.
Tuur Demester, Pemimpin Redaksi Adamant Research, baru-baru ini memposting tulisan di twitternya bahwa ia mengindikasikan semakin banyak peggunaan Bitcoin dan likuiditasnya.
Source : Tuur Demeester @TuurDemeester, cointelegraph.com
Ia mengomentari sebuah pos di twitter itu bahwa di Indonesia menggunakan Bitcoin untuk pengiriman uang dari Arab Saudi, Malaysia, dan kapal pesiar. Bitcoin Lebih likuid dari emas.
Pos tersebut berasal dari seorang follower yang mengomentari sebuah wawancara antara CEO Demester dan Kraken Jesse Powell.
Komentar Demester di posting Twitter-nya, ‘Lebih likuid dari pada emas,’ merupakan pergeseran mendasar dalam persepsi publik dan kesadaran akan potensi Bitcoin.
Likuiditas secara tradisional merupakan prinsip mata uang, namun membatasi stabilitas. Stabilitas umumnya merupakan prinsip aset (seperti emas misalnya) namun membatasi likuiditas. Bitcoin menyatukan dua prinsip ini menjadi satu aset, yaitu mata uang yang stabil dan likuid.
Saat Bitcoin berkembang biak, dan likuiditas meningkat, properti safe haven dan properti mata uang Bitcoin akan terus berlanjut.
Tommy Lee baru-baru ini mengindikasikan proyeksi $ 6.000 untuk harga Bitcoin berdasarkan Undang-Undang Metcalfe, bahwa nilai sebuah jaringan sebanding dengan kuadrat jumlah penggunanya. Karena Bitcoin terus mendapatkan pengikut, seperti di Indonesia ini, nilai jaringan akan terus meningkat, meski ada pull-back sementara.
Written by : Sintha Rosse