JAKARTA, duniafintech.com – Crowdfunding adalah sebuah bentuk pendanaan untuk orang yang membutuhkan dana dalam pengembangan usahanya. Pengumpulan dana ini bisa berasal dari teman, keluarga, maupun investor.
Crowdfunding ini sebenarnya sudah cukup terkenal di dunia internasional dan diperkirakan akan berhasil mengumpulkan $16,2 miliar dollar di tahun 2014 lalu.Â
Di Indonesia sendiri sebenarnya skema ini masih belum terlalu populer, namun memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi instrumen pengumpulan dana investasi.
Memahami Apa Itu Crowdfunding
Konsep crowdfunding adalah sebuah skema pendanaan sebuah proyek bisnis yang dilakukan melalui penggalangan dana/oleh beberapa investor. Metode yang satu ini punya cara kerja yang mudah, murah, dan praktis.
Karena itu, skema patungan atau urun dana ini bisa diandalkan sebagai investasi yang menguntungkan buat investor yang ingin berinvestasi dengan mudah. Metode ini merupakan sebuah bentuk pendanaan untuk mereka yang membutuhkan dana dalam pengembangan usahanya. Nantinya, pendanaan ini akan terkumpul dari sejumlah orang (investor).
Pendekatannya menggunakan upaya kolektif dari sejumlah individu secara online dengan memakai sebuah platform atau media sosial metode patungan atau urun dana sebagai alat menjangkaunya.
Untuk diketahui juga, metode urun dana ini juga menjadi salah satu bentuk dari crowdsourcing dan keuangan alternatif yang mulai kembali muncul dan banyak dimanfaatkan orang untuk membantu para pengusaha maupun UKM yang tengah merintis bisnis.
Sejarah dan Perkembangannya di Indonesia
Sebenarnya crowfunding mulai ada di dunia ini sudah lama sekali. Hal ini terjadi karena kecenderungan manusia yang memang tidak sampai hati melihat orang lain kesulitan, sehingga yang merasa mampu pun akan membantu.
Penggalangan dana terekam pada tahun 1.700. Jonathan Swift memberikan sejumlah dana pada warga miskin yang berlokasi di Irlandia bagian pedesaan untuk dijadikan sebagai modal usaha. Jonathan tidak mengambil keuntungan dari sana, itu murni pemberian.
Tahun 1976, konsep yang lebih rapi muncul dan dinamakan dengan Grameen Bank. Mikrofinansial yang dibentuk oleh Dr. Yunus ini bertujuan untuk membantu rakyat kecil membuka usaha dengan bunga yang kecil pula.
Tahun 1997, untuk mengobati kerinduan fansnya, Marillion, band rock terkemuka Inggris mengadakan penggalangan dana untuk melakukan tur. Peristiwa ini yang mencetuskan hadirnya situs web penggalangan dana khusus bidang seni, yaitu ArtistShare di tahun 2000.
Kemudian lahirnya Bitcoin yang siapa sangka menjadi cryptocurrency terbesar saat ini juga berasal dari penggalangan dana yang diadakan oleh penciptanya. Apabila penciptanya tidak berani melakukan penggalangan dana, mungkin sampai sekarang kita tidak akan mengenal Bitcoin.
Setelah itu, situs web penggalangan dana pun bermunculan lebih banyak di mana-mana. Termasuk crowdfunding di Indonesia.
Baca juga:Â Crowdfunding Adalah: Bisa Untuk Pendanaan Infrastruktur
Crowdfunding di Indonesia dimulai dari Koin untuk Prita yang membuat masyarakat berbondong-bondong membantunya menyelesaikan kasus gugatan yang dialaminya. Kemudian, bermunculan situs web penggalangan dana lainnya yang membuat bisnis tersebut di Indonesia kian berkembang.Â
Jenis-jenisnya
Terdapat 4 jenis crowdfunding yang masing-masing jenisnya berbeda. Ada yang berjenis crowdfunding donasi, utang, equity, dan reward. Simak pembahasan detailnya berikut ini.
1. Crowdfunding Donasi
Jenis crowdfunding ini merupakan yang sama sekali tidak menawarkan imbalan apapun kepada pemberi dana, contohnya adalah bantuan donasi. Ini merupakan yang bersifat sukarela dan biasanya tidak akan memaksa pemberi untuk memberikan uangnya dalam jumlah tertentu.
Biasanya, donasi crowdfunding adalah lebih fokus untuk mendukung proyek-proyek yang bersifat membantu dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Selain itu, donasi juga berfokus untuk membantu proyek dalam hal kemanusiaan. Contohnya bantuan korban bencana alam.
2. Crowdfunding Utang
Crowdfunding utang ini biasa disebut juga dengan debt crowdfunding, contohnya adalah jasa peminjaman uang. Jenis ini sangat berbeda dengan jenis donasi karena fokus terhadap jasa peminjaman uang saja.
Dimana pemberi akan memberikan uangnya kepada jasa peminjam uang agar digunakan untuk modal terlebih dahulu. Kemudian, pemberi akan menerima uangnya kembali lengkap dengan insentif bunga dari hasil peminjaman sebelumnya.
3. Equity Crowdfunding
Seperti yang Anda ketahui, saham hanya bisa dibeli melalui bursa efek. Setiap perusahaan harus mendaftarkan perusahaan di bursa efek agar sahamnya bisa dibeli orang lain dan pihak perusahaan bisa mendapatkan dana dengan cepat.
Baca juga:Â Crowdfunding adalah: Intip Yuk Jenis-jenisnya di Indonesia!
Namun, sebenarnya ada cara lain untuk memperdagangkan saham perusahaan, yakni dengan menggunakan equity crowdfunding untuk membuka saham dari perusahaan kepada masyarakat luas.
Dalam hal ini, pihak penyelenggara jenis ini akan menggantikan peran sebagai auditor yang seharusnya merupakan tugas dari bursa efek.
4. Reward Crowdfunding
Reward crowdfunding ini merupakan jenis yang mirip dengan equity, karena sama-sama penggalangan dana untuk sebuah bisnis. Perbedaannya adalah pada jenis ini pemberi dana tidak akan mendapatkan imbalan berupa saham, melainkan berupa hadiah atau keuntungan.
Biasanya, keuntungan yang diterima akan berbeda-beda. Besar kecilnya keuntungan juga tergantung dari seberapa besar dana yang pemberi berikan dalam penggalangan dana untuk bisnis tersebut.
Dan inilah jenis serta contoh dari crowdfunding adalah yang perlu Anda ketahui. Masih banyak hal yang bisa dibahas dari ini.
Baca juga:Â Crowfunding adalah: Inilah Jenisnya yang Populer saat Ini
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada