JAKARTA, duniafintech.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan harga komoditas pangan dikendalikan oleh perorangan.
Mendag juga mengatakan bahwa kebutuhan pokok seperti kedelai, terigu dan minyak goreng turut dikendalikan oleh perorangan.
Terkait kendalikan harga komoditas pangan, Zulkifli mengungkapkan dari jumlah total penduduk Indonesia sebesar 270 juta orang, pihak yang mengendalikan kedelai hanya 1 orang. Kemudian, pihak yang mengendalikan terigu dan roti hanya 1 orang. Sedangkan untuk minyak goreng, pihak yang mengendalikan sebanyak 7 orang.
“Masa rakyat 270 juta orang diatur (komoditas pangan) diatur hanya satu sampai dua orang saja,” kata Zulkifli.
Untuk itu, Zulkifli mengaku akan membongkar permasalahan pihak yang mengatur pengendalian harga komoditas pangan. Namun, Zulkifli tidak mengungkapkan pihak-pihak yang terlibat dalam pengendalian harga komoditas pangan tersebut.
“Nah ini mulai kita bongkar agar memperluas ownership. Kita benahi pelan-pelan,” kata Zulkifli.
Baca juga: Awas! Bahaya Kelaparan Akibat Lonjakan Harga Komoditas
Harga Komoditas Pangan – Fleksibilitas Picu Inflasi?
Sebelumnya, Pemerintah mencabut aturan mengenai fleksibilitas harga gabah dan beras yang diatur oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Aturan tersebut dicabut dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) dan Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Asisten Deputi Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Muhammad Saifulloh menjelaskan aturan fleksibilitas tersebut digagas untuk membantu Bulog dalam penyerapan beras dan cadangan pangan menjadi lebih mudah. Namun dalam perjalanannya, Bulog kewalahan dalam pengaturan harga dengan pihak swasta.
Dia menjelaskan harga fleksibilitas ditetapkan dengan maksimal harga Rp8.800. Namun, skema yang direncanakan oleh Badan Pangan Nasional kepada Bulog untuk membeli gabah atau harga beras dengan harga murah. Namun, pihak swasta membeli beras dengan harga lebih mahal.
“Ternyata harga fleksibilitas itu memicu harga beras dan memicu kenaikan inflasi,”kata Saifulloh.
Baca juga: Pasar Dunia Pengaruhi Bea Keluar Komoditas Pertambangan Alami Penurunan
Perum Bulog mengendus adanya permainan perusahaan swasta yang menyebabkan harga beras melonjak.
Harga komoditas pangan dikendalikan perorangan juga turut disuarakan oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan perusahaan swasta saat ini tengah menguasai pasar, penguasaan pasar tersebut dengan memproduksi beras dengan teknologi tinggi, kepemilikan pabrik beras hingga sampai tahap pendistribusian beras.
“Ini mereka (perusahaan swasta) menguasai. Sampai hari ini tidak ada pengendalian. Mereka ini merusak harga di lapangan,” kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Masih seputar harga komoditas pangan yang dikendalikan perorangan, Dia menilai merajalelanya perusahaan swasta di pasar dikarenakan pemerintah tidak dapat mengawasi pergerakan swasta. Hal itulah lambat laun kekuatan perusahaan swasta menjadi besar sehingga akibatnya merugikan para petani dan ketahanan pangan.
Salah satu contohnya, pihaknya berebut alat angkut beras dengan pihak swasta. Sebab dalam penggunaan alat angkut beras, pemerintah kurang bersaing dengan swasta dalam hal menyesuaikan harga.
“Jadi kalau mau ambil angkutan yang sesuai swasta, kita pun kurang punya kemampuan,” kata Buwas.
Baca juga:ย Peraturan Bappebti Minimalisir Korban Investasi Komoditas Berjangka
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com