25.9 C
Jakarta
Sabtu, 20 April, 2024

Ini Strategi Pemerintah Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

JAKARTA, duniafintech.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki strategi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menjelaskan strategi pemerintah turunkan emisi gas rumah kaca tersebut diantaranya pertama, mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dan interkoneksi melalui supergrid.

Baca juga: BPH Migas Amankan 4,5 Ton Solar Subsidi, Rugikan Rp24,5 Miliar

“Pada peta jalan transisi energi, proyeksi kebutuhan listrik Indonesia pada tahun 2060 akan mencapai 1.942 Terawatt Hour (Twh) dan konsumsi listrik per kapita sebesar 5,862 KWH. Listrik tersebut akan dihasilkan 100 persen dari EBT dengan total kapasitas sekitar 708 Giga Watt (GW) pada tahun 2060,” kata Jisman. 

Strategi selanjutnya Strategi selanjutnya adalah dengan moratorium Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta mempensiunkan secara dini PLTU yang sudah ada. Kemudian, menerapkan prinsip-prinsip efisiensi energi secara masif. Strategi keempat adalah dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik serta kompor induksi secara massal. Terakhir, yaitu dengan pengembangan smart grid untuk mengatasi intermittency pada variable renewable energy.

Jisman menambahkan untuk mengurangi GRK di sektor energi bukanlah perkara mudah karena banyak tantangan yang dihadapi seperti pendanaan proyek infrastruktur, perluasan dekarbonisasi, pengembangan teknologi hingga pengembangan kapasitas dari sumber daya manusia. 

“Untuk itulah kami berharap dari pertemuan yang diselenggarakan MKI ini bisa menghasilkan dan memberikan suatu rekomendasi kepada pemerintah dalam mengurangi GRK dan mencapai NZE, khususnya di sektor ketenagalistrikan,” kata Jisman. 

Baca juga: Jurus Jitu Presiden Jokowi “Gas Rem” Kendalikan Pandemi Covid-19

Jisman mengatakan pemerintah menargetkan untuk mengurangi emisi GRK sebesar 32 persen dengan usaha sendiri dan sebesar 41 persen dengan bantuan dunia internasional. 

“Target pengurangan emisi GRK sektor energi pada tahun 2030 yaitu sebesar 358 juta ton CO2 dengan kemampuan sendiri dan 446 juta ton CO2 dengan bantuan internasional dari skenario business as usual,” jelas Jisman. 

Untuk mewujudkan komitmen pengurangan emisi GRK, Jisman menyebutkan bahwa Kementerian ESDM telah berkolaborasi dengan Kementerian dan Lembaga lain, serta stakeholder terkait untuk melakukan pemodelan guna menghasilkan peta jalan transisi energi, yang berisikan target dan milestone yang akan ditempuh Indonesia dari sisi supply dan demand energi untuk menuju Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

“Berdasarkan peta jalan tersebut, emisi GRK sektor energi diproyeksikan akan turun sebesar 93% dari skenario business as usual, dimana sisa emisi yang dihasilkan adalah sebesar 129,4 juta ton CO2 di tahun 2060,” imbuh Jisman.

Baca juga: BPH Migas Perkirakan Penggunaan BBM Natal Tahun Baru Akan Meningkat

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE