JAKARTA, duniafintech.com – Platform pendanaan bersama atau peer to peer (P2P) lending Investree semakin mantap untuk masuk ke ekosistem Bank digital pada tahun 2022. Hal ini dilakukan seiring dengan meningkatnya tren digital banking saat ini.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, kolaborasi tersebut dilakukan untuk memperkuat basis pendanaan kepada mitra Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).
“Strategi Investree ke depan itu kolaborasi dan tentu kita tidak bisa hanya bergantung kepada satu atau dua bank. Oleh karena itu kita harus memperbanyak porsi kerjasama dengan bank tersebut, termasuk salah satunya bank digital,” katanya saat berbincang dengan Duniafintech.com, dikutip Rabu (12/1).
Namun, dia menekankan bahwa kerjasama tersebut dijalankan dengan skema channeling, di mana bank berlaku sebagai pemberi pinjaman (lender) yang difasilitasi oleh Investree untuk disalurkan kepada peminjam (borrower).
“Sejauh ini kita masih fokus dengan kerjasama strategis melalui skema channelling dengan bank umum dan bank digital juga. Dan itu masihย menjadi salah satu fokus kita di 2022,” ujarnya.
Adapun, salah satu bank yang akan diajak kolaborasi oleh Investree di tahun ini adalah Bank Amar, yang belakangan santer dikabarkan akan diakuisisi oleh Investree, seperti yang dilakukan Gojek ke Bank Jago dan Akulaku Ke Neobank.
“Kalau channeling iya. Fokus kita dengan Bank Amar sebenarnya adalah channeling dan itu sudah kita lakukan sebelumnya, kita mau meningkatkan channeling dengan Bank Amar tersebut (ke depan),” ucapnya.
Agaknya, Investree cukup hati-hati untuk masuk ke ekosistem bank digital. Pasalnya, Adrian menyampaikan bahwa, untuk masuk lebih jauh ke ekosistem ini pihaknya masih mengkaji regulasi terkait digital banking tersebut, termasuk bagaimana arah pengembangannya ke depan.
“Memang tidak bisa dipungkiri landscape digital bank meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Positioning dari kita lagi mengkaji tentunya dari sisi regulasi digital bankingnya arahnya kemana,” ucapnya.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa kolaborasi dengan ekosistem bank sudah sejak 2018 dilakukan oleh Investree. Saat itu pihaknya menggandeng Bank Rakyat Indonesia (Bank BRI) sebagai mitra channeling dan terus berkembang hingga sekarang.
Bahkan, hingga saat ini tercatat bahwa kontribusi perbankan tersebut mencapai 50% dari total pendanaan yang tersedia di Investree.
“Kontribusi perbankan itu mencapai hampir 50% dari pendanaan yang ada di investree dan itu menunjukkan bahwa memang kita cukup diversifikasi dari sisi pendanaan, tidak hanya dari sisi ritel tapi juga dari sisi lembaga keuangan seperti perbankan,” tuturnya.
Sebagai informasi, per November 2021 fasilitas pinjaman yang berhasil disalurkan Investree mencapai Rp4,6 triliun atau tumbuh sekitar Rp1,6 triliun dibandingkan dengan penyaluran tahun lalu yang sebesar Rp3 triliun.
Dengan demikian, jika ditotal sejak berdiri hingga November 2021, fasilitas pinjaman yang berhasil direalisasikan oleh Investree adalah sebesar Rp13,7 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 80% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, dari total penyaluran fasilitas pinjaman yang sebesar Rp13,7 triliun tersebut, sebesar 8% di antaranya atau senilai Rp1 triliun merupakan fasilitas pinjaman berbasis syariah.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra