DuniaFintech.com – Harga emas pada Kamis 28 Januari 2021 kompak rontok setelah Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden menerapkan kebijakan untuk stimulus ekonomi. Selain itu, beberapa sentimen perekonomian dalam negeri juga turut menyumbang anjloknya harga emas.
Faktor lain penyebab anjoknya emas juga didukung oleh kebijakan Federal Reserve (The Feds) yang menginginkan untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 0% hingga 0,25%. Hal tersebut berdampak terhadap harga jual/beli emas secara signifikan, lantaran membuat harga dolar AS menjadi dominan.
Sementara itu, harga emas di pasar Pegadaian otomatis rontok, baik untuk UBS dan Antam. Untuk bobot 2 gram, Antam rontok senilai Rp 4.000, dibuka dengan harga sebelumnya Rp 1.938.000 kini di lego menjadi Rp 1.934.000 pada Kamis 28 Januari.
Selain itu, di bobot 5 gram Antam melego harganya senilai Rp 4.754.000 yang sebelumnya dibuka dengan harga Rp 4.765.000.
Di sisi lain, UBS juga mengalami penurunan signifikan. Untuk ukuran terkecil, yakni 0,5 gram kini berharga Rp 503.000 setelah sebelumnya berharga Rp 507.000. Sementara untuk ukuran 1 gram, harganya senilai Rp 942.000, dimana kemarin berharga Rp 949.000.
Baca juga:
- Mulai Investasi Emas di Tengah Pandemi? Simak Tips Berikut Ini!
- e-Mas Bank Mandiri Syariah, Investasi Emas Mulai dari Rp50 Ribu
- Reksadana yang Cocok Untuk Pemula. Ini Daftar Reksadana yang Perlu Anda Pilih
Harga Emas Kamis 28 Januari 2021
Berikut adalah daftar harga emas per Kamis 28 Januari 2021 di pasar Pegadaian. Ada pun daftar meliputi emas UBS dan Antam.
Bobot | Antam | UBS |
0,5 gram | – | Rp 503.000 |
1 gram | – | Rp 942.000 |
2 gram | Rp 1.934.000 | Rp 1.869.000 |
5 gram | Rp 4.754.000 | Rp 4.618.000 |
Sebagai salah satu jenis investasi yang populer di dunia, beberapa orang kerap menjadikan emas sebagai instrumen investasi jangka pendek, seperti indeks harga saham. Meski demikian, beberapa orang juga menjadikan logam mulia sebagai jaminan simpanan serta safe haven.
Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi laju pertumbuhan dan penurunan nilai emas, salah satu yang paling berpengaruh ialah perubahan nilai mata uang Dollar Amerika Serikat. Disebutkan, semakin rendah nilai tukar mata uang negeri Paman Sam tersebut terhadap Rupiah, maka harga logam mulia tersebut semakin meroket.
Faktor selanjutnya ialah produksi emas dunia. Sejak tahun 2000, jumlah produksi emas semakin menurun lantaran sumber daya yang semakin berkurang serta kesulitan dalam penambangan. Hal ini tentunya membuat logam mulia menjadi instrumen investasi yang diperebutkan.
DuniaFintech/Fauzan