DuniaFintech.com – Bank sentral Tiongkok (PBOC) berencana melakukan uji coba mata uang digital sebagai alat transaksi yang sah untuk penggunaan jasa transportasi daring. Menggandeng pengembang transportasi daring, Didi Chuxing, PBOC akan menerapkan pembayaran elektronik berbentuk mata uang digital (DCEP).
Selama 6 tahun, PBOC telah melakukan kajian mendalam akan potensi yang dihadirkan oleh Yuan digital. Biaya perputaran uang kertas, serta pengawasan penuh atas rekomendasi kebijakan atas pencetakan uang menjadi hal utama yang disorot dalam penelitian PBOC.
Nantinya, jenis transaksi pembayaran dengan mata uang digital Tiongkok ini akan otomatis tersedia di aplikasi Didi Chuxing. Pihak transportasi daring juga menilai proyek ini sebagai upaya dan dukungan pihak pemerintah dalam mengembangkan sektor ekonomi riil dengan layanan keuangan inovatif.
Sebelumnya, isu kemunculan mata uang digital Tiongkok yang hampir sepenuhnya siap. Gembar-gembor berita akan hal ini terus mencuat dalam beberapa bulan terakhir, meski bank sentral sendiri masih dalam tahap uji coba.
Baca juga:
- Dari Kecoa Hingga Hectocorn, Inilah Daftar Golongan Startup
- Sertifikasi Berbasis Blockchain Ini Jaga Keamanan Data untuk Melindungi Bisnis Anda
- Benahi Finansial, Penyabab Sifat Konsumtif Milenial dan Cara Mengatasinya
Uang Digital Tiongkok Siap Beredar
Akses uang digital milik Tiongkok memiliki potensi besar untuk berkembang. Dengan menggandeng Didi sebagai peluncuran proyeknya, maka terdapat 10 juta pengguna yang berkesempatan melirik Yuan digital tersebut. Pencapaian tertinggi pengembang transport daring tersebut telah melewati 30 juta pemakaian layanan dalam sehari.
Selain itu, terdapat juga layanan pemakaian sepeda, ‘Didi Bike’ yang telah mengoleksi 10 juta penggunaan layanan dalam sehari. Cheng Wei, pimpinan Didi mengklaim bahwa total keseluruhan penggunanya berkisar lebih dari 550 juta pengguna. Ia mengaku adanya penurunan bisnis saat COVID-19 gelombang kedua menerpa Beijing. Penggunaan layanan sempat kembali ke angka sedia kala pada awal Juni, sebelum pandemi datang untuk kedua kalinya.
DuniaFintech/Fauzan
