31.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Kisah Haru, Mantan Anak Punk Ini Dapat Kesempatan Naik Haji Gantikan Ayah yang Wafat

JAKARTA, duniafintech.com – Fatchul Supriyanto tak menyangka dirinya akan menunaikan ibadah haji, rukun Islam kelima, pada usia yang relatif muda. Mantan anak punk ini tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 Jawa Timur untuk pergi haji.

Tak pernah terlintas di benaknya untuk berangkat haji. Anak sulung dari dua bersaudara ini ditunjuk menjadi ahli waris pengganti haji sang ayah yang meninggal dunia tahun lalu.

Fatchul besar sebagai anak punk, kesempatan pergi haji ini menjadi momentum bagi dirinya untuk bisa berubah menjadi lebih baik, terutama ibadah.

Sejak dinyatakan sebagai ahli waris pengganti haji, ia mencari kiai dari pesantren di daerah Kediri untuk membinanya. Salah satu kiai yang ditemuinya kemudian memotivasi.

“Lebih baik menjadi mantan preman, daripada menjadi mantan ustaz,” kata Fatchul, melansir CNN Indonesia, Selasa (7/6/2022). 

Baca juga: Perhatikan! Ini 10 Vaksin Covid-19 yang Disetujui di Arab Saudi untuk Ibadah Haji 2022

Pria kelahiran Lamongan 33 tahun lalu itu telah bergabung dengan anak-anak punk di wilayahnya sejak lulus SMA. Ia mengaku kala itu tengah mencari jati diri.

“Namanya juga usia muda, saya ingin mencari jati diri. Saya ikut bergabung dengan anak punk,” ujarnya.

Menghabiskan masa muda di jalanan dengan rekan sesama punk, akhirnya berdampak pada kehidupannya. Ia jadi akrab dengan minuman keras dan meninggalkan salat.

“Kalau minum-minuman keras sudah biasa, ninggalin salat ya sudah biasa, namanya juga ikut pergaulan yang ada,” ujarnya.

Meskipun bergaul di jalan, Fatchul bersyukur dirinya tidak sampai menindik telinga, membuat tato di bagian dari tubuhnya, ataupun mencicipi narkoba.

Baca juga: Insya Allah Berkah, Segini Biaya Haji Plus hingga Daftar Travel ONH Plus Terbaik

Kehidupannya bersama anak punk tentu di luar sepengetahuan kedua orang tuanya. Baginya, pantang membuat bapak dan ibunya sedih dengan pergaulannnya itu. 

“Waktu itu, bapak ibu saya tidak tahu dengan kehidupan yang saya jalani. Apalagi bapak saya pas jadi TKI di Malaysia,” ujarnya.

Merasakan kehidupan jalanan, ia ikut pamannya berjualan tahu campur Lamongan di Kota Surabaya. Di kota inilah, Fatchul bertemu dengan seorang TNI yang akhirnya mengantarkan ia menjadi anggota TNI AD.

Fatchul menyebut sempat muncul ketakutan dalam dirinya akan dosa-dosanya pada masa muda ketika ditunjuk menggantikan almarhum ayahnya ini.

“Ya, sempat takut katanya ada balasan pas di Mekkah, tapi ya kalau niat kita ingin berubah menjadi baik, kenapa tidak,” ujarnya.

Ia pun bertekad untuk memperbaiki kehidupannya. Fatcul tak mau lagi meninggalkan perintah salat dan berkeinginan menjadi manusia yang taat.

“Sebelum terdaftar ahli waris pengganti haji, salat saya masih sering bolong. Kalau sudah capek, ya sudah sering lewat salatnya. Sekarang saya berusaha salat lima waktu tepat waktu,” katanya.

Baca juga: Saat Tiba di Bandara Arab Saudi, Jamaah Haji Indonesia Harus Setor Bukti Vaksin-PCR

 

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

 

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU