27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Mengenal Investasi dengan Skema Lump Sum, Bagaimana Cara Kerjanya?

Duniafintech.com – Selama pandemi Covid-19, investasi menjadi bagian penting yang harus disiapkan, terutama untuk dana darurat dan tabungan masa depan. Saat ini investasi juga bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Selain dengan cara cost averaging atau secara berkala, investasi juga bisa diimplementasikan dengan skema lump sum. Apakah itu investasi dengan skema lump sum?

Lump sum adalah istilah umum yang digunakan di dunia keuangan untuk menggambarkan metode pembayaran secara tunggal. Umumnya, lump sum sering terdengar di bidang yang terkait dengan investasi, asuransi, perbankan, lelang, akuntansi, dan pembayaran upah dan tunjangan.

Misalnya, Anda memiliki Rp 100 juta atau lebih di rekening bank Anda saat ini. Jika uang itu adalah uang “dingin”, maka Anda dapat menginvestasikannya pada saat yang sama dengan meletakkannya di beberapa sarana investasi. Inilah yang disebut metode investasi dengan skema lump sum.

Baca Juga:

Instrument Investasi dengan Skema Lump Sum

Pada dasarnya, setiap alat investasi bisa diselesaikan dalam satu kali pembayaran. Umumnya dalam investasi dengan skema lump sum, para investor sering kali memilih beberapa alat investasi, seperti:

Deposito

Deposito merupakan produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja. Kini, sudah banyak kalangan yang beralih dari tabungan biasa menjadi deposito karena bunga yang ditawarkan deposito lebih tinggi dari tabungan biasa. Hal ini tentunya membuat nasabah menjadi lebih tertarik.

Deposito cocok dan aman dipilih bagi Anda yang punya modal besar, dan menginginkan risiko investasi sekecil mungkin. Anda bisa memilih kurun waktu investasi deposito mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan hingga 24 bulan.

Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi perjanjian antara perusahaan emiten sebagai peminjam dana dengan investor sebagai pemberi dana. Penerbit obligasi wajib membayarkan bunga secara rutin serta melunasi pokok pinjaman saat jatuh tempo. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap di atas 10 tahun.

Obligasi memiliki tingkat risiko rendah-menengah dan aman apabila Anda kategori pemula ataupun investor professional. Keunggulan obligasi bagi investor bermodal besar, yakni kupon yang dibayarakan akan terasa signifikan.

Sukuk

Sukuk adalah surat utang atau bisa juga disebut sebagai obligasi, dimana konsepnya sesuai dengan prinsip syariah. Bukan hanya itu saja, investasi syariah dengan sukuk juga sudah pasti bersifat transparan dan jelas. Tentunya, dengan transparansi tersebut, Anda bisa melihat dengan jelas mengenai kemanakah dana disalurkan.

P2P Lending

P2P lending merupakan platfoarm yang mempertemukan pemberi pinjaman kepada peminjam. Investasi ini menjadi salah satu cara investasi yang banyak dipilih kalangan anak muda, sebab hanya sekali setor modal investor bisa mendapatkan bunga yang lumayan tinggi.

Risiko investasi pemodal di p2p lending tergoling menengah-tinggi. Dengan catatan, lakukan investasi p2p lending di platfoarm terpercaya yang telah terdaftar dan mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Saham

Saham adalah sebuah bukti kepemilikian nilai sebuah perusahaan. Artinya pemilik saham adalah pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang dimiliki maka semakin besar kekuasaannya di perusahaan tersebut. Memang pada umumnya, investor saham akan menyetorkan modal investasinya secara berkala tergantung dari harga saham. Namun, bukan berarti saham tidak bisa dilakukan dengan metode lump sum.

(DuniaFintech/VidiaHapsari)

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU