33.6 C
Jakarta
Jumat, 26 April, 2024

Neraca Perdagangan Catatkan Surplus, Pemerintah Pastikan Ekonomi Eksternal Indonesia Masih Aman

JAKARTA, duniafintech.com – Neraca perdagangan Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I tahun 2023 mencatatkan surplus sebesar US$6,5 miliar. Angka tersebut meningkat dibandingkan kuartal IV tahun 2022 yang mengalami surplus sebesar US$4,7 miliar. 

Berlanjutnya neraca perdagangan surplus transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial menjadi penopang kinerja NPI di kuartal ini.

Baca juga: Bank Indonesia Catat Kinerja Neraca Pembayaran Capai US$6,5 Miliar

“Surplus ini mencerminkan ketahanan eksternal Indonesia yang tetap terjaga di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan. Reformasi struktural untuk mendorong investasi dan hilirisasi industri terbukti berdampak positif bagi kinerja perekonomian nasional termasuk neraca pembayaran Indonesia,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu.

Febrio mengungkapkan surplus transaksi berjalan di kuartal I tahun 2023 tercatat sebesar US$3 miliar atau 0,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Surplus transaksi berjalan tersebut masih cukup tinggi walaupun lebih rendah dari Kuartal IV 2022 sebesar US$4,2 miliar.

“Surplus ditopang oleh neraca barang yang masih positif, didukung oleh kinerja ekspor yang cukup baik seiring permintaan dari negara mitra dagang dan juga stabilnya surplus pendapatan sekunder. Sementara itu, neraca jasa dan pendapatan primer dari transfer pendapatan investasi langsung dan portofolio mencatatkan defisit yang lebih rendah,” kata Fabrio. 

Di sisi lain, dia menambahkan surplus transaksi modal dan finansial tercatat sebesar US$3,4 miliar atau setara dengan 1 persen PDB, meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar US$0,3 miliar. Peningkatan ini ditopang oleh naiknya aliran masuk investasi langsung (FDI) dan kembalinya investasi portofolio ke Indonesia yang didukung oleh sentimen positif investor luar negeri atas menguatnya fundamental serta prospek ekonomi Indonesia.

Baca juga: Amerika Serikat Jadi Sumbangsih Terbesar Surplus Neraca Perdagangan Indonesia

Di samping itu, aliran masuk neto investasi langsung ke Indonesia pada Kuartal I 2023 tercatat US$3,4 miliar, sementara investasi portofolio neto sebesar US$3,0 miliar. Hal tersebut didukung oleh aliran modal masuk ke pasar obligasi pemerintah senilai US$4,5 miliar. Investasi langsung masuk terutama mengalir ke sektor manufaktur, sektor listrik, air dan gas, serta sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi.

Fabrio mengatakan adanya surplus aliran modal yang masuk ke dalam negeri mendukung pembentukan cadangan devisa. Pada akhir bulan Maret 2023, posisi cadangan devisa tetap terjaga sebesar US$145,1 miliar atau setara dengan 6,2 bulan impor. Adapun pembayaran Utang Luar Negeri (ULN) Pemerintah masih berada di atas standar kecukupan internasional sebesar tiga bulan impor.

“Cadangan devisa ini akan terus dijaga sebagai salah satu modal untuk menjaga ketahanan Indonesia terhadap berbagai risiko eksternal ke depan,” ujar Fabrio. 

Baca juga: Jual Beli Impor Baju Bekas Belum Usai, Kementerian Perdagangan Kembali Musnahkan 122 Bal Pakaian Bekas Impor

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE