DuniaFintech.com – Dalam proses pinjaman meminjam dari berbagai lembaga keuangan baik perbankan ataupun nonbank terdapat pinjaman online jangka panjang atau pendek yang biasa disebut dengan tenor. Jangka waktu pinjaman tersebut memiliki tenor beragam, mulai dari hitungan hari, hingga puluhan bulan. Setiap masa tenor pinjaman tentu memiliki konsekuensi bagi jumlah pinjaman yang harus dikembalikan berikut bunganya.
Biasanya banyak orang memilih untuk mengambil tenor pinjaman online jangka panjang. Karena jumlah cicilan yang harus dibayarkan per bulannya lebih kecil dibandingkan dengan tenor pinjaman jangka pendek. Pengambilan utang dengan tenor jangka panjang juga sering dilakukan perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, sebelum mengajukan pinjaman, ada baiknya pahami terlebih dahulu keuntungan dan kerugian dari masa tenor pinjaman. Khususnya untuk tenor pinjaman jangka panjang.
Angsuran Terjangkau namun Beban Bunga Lebih Besar
Pinjaman online jangka panjang membuat angsuran yang harus dibayar tiap bulannya menjadi lebih kecil. Namun, dengan masa pembayaran yang lebih lama, berarti beban bunga yang harus dibayar jadi lebih banyak, sehingga total angsuran pun menjadi lebih besar. Misalnya, angsuran pinjaman dengan tenor lima tahun dapat tiga kali lebih kecil dibandingkan pinjaman dengan tenor selama satu tahun.
Namun jika dihitung secara keseluruhan, beban bunga yang harus dibayar pun menjadi lima kali lebih tinggi. Bahkan jika dihitung-hitung, bunga yang dibayarkan mencapai lebih dari setengah pokok pinjaman. Selain itu, idealnya kita tidak memiliki utang lebih dari 30 persen penghasilan. Ini dapat menjadi patokan apakah Anda butuh tenor yang lebih panjang untuk mendapatkan cicilan kurang dari 30 persen pendapatan atau tidak.
Baca Juga:
- Terganggu dengan Layanan Pinjaman Online Ilegal? Segera Laporkan!
- Ingin Kembangkan Bisnis? Pinjaman Modal Usaha Tanpa Jaminan ini Bisa Dicoba
- Sejumlah Perusahaan Pinjaman Online Tetap Jaga TKB90 Meski Pandemi
Mengurangi Beban Pajak namun Mengurangi Beban Pendapatan
Bagi pelaku usaha, pinjaman online jangka panjang dapat menjadi pilihan ideal sebagai tambahan modal. Sebab, tingkat suku bunga pinjaman dapat tertutupi dengan omzet yang didapatkan. Selain itu, karena beban utang atau pinjaman tergolong ke dalam biaya yang dibebankan kepada perusahaan, biaya bunga utang jangka panjang mengurangi pendapatan sehingga mengurangi beban pajak. Meski begitu, pinjaman tetaplah beban yang harus ditanggung oleh pelaku usaha hingga waktu pelunasan tiba. Secara tidak langsung, pelaku usaha pun dituntut untuk meningkatkan pendapatan demi menutupi angsuran pinjaman, serta mendapatkan keuntungan lebih tinggi.
Waktu Cicilan Lama dan Resiko Semakin Besar
Lamanya waktu cicilan pinjaman dapat menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, tanggungan hutang memang jadi terasa lebih ringan. Di sisi lain, semakin lama waktu pinjaman, kemungkinan risiko yang ditanggung juga lebih besar. Anda harus memastikan kondisi finansial memadai, termasuk ketika terjadi faktor eksternal yang memengaruhi keuangan. Misalnya, jika terjadi risiko kecelakaan yang membutuhkan dana segar segera atau risiko PHK yang menyebabkan kehilangan penghasilan.
Tanpa perencanaan keuangan yang tepat, besar kemungkinan alokasi cicilan pinjaman bisa terganggu. Risikonya, mulai dari gagal bayar hingga penyitaan barang jaminan. Untuk meminimalkan risiko kredit macet, penting sekali untuk memiliki tabungan dana darurat yang memadai sebelum mengambil pinjaman jangka panjang. Beberapa perencana keuangan menganjurkan untuk menyiapkan dana darurat sebesar biaya hidup selama 6-12 bulan. Tapi yang jelas, Semakin besar pengeluaran dan tanggungan yang dimiliki, semakin besar pula dana darurat yang harus disiapkan.
(DuniaFintech/VidiaHapsari)