duniafintech.com – Dukung penggunaan digital payment, Bank Indonesia percepat implementasi QRIS (QR Code Indonesian Standard). Demi memperoleh akseptasi masyarakat secara luas dalam penggunaan pembayaran digital, penerapan QRIS yang diluncurkan pada tanggal 17 Agustus 2019 lalu akan dipercepat. Penguatan inovasi digital akan dilakukan melalui revitalisasi sandbox di Bank Indonesia ke arah innovation laboratory, industrial dan regulatory sandbox.
Baca juga: BI 7-Day Reverse Repo Rate Turun 25 bps Menjadi 5,50%
Dikutip dari situs resmi BI, Bank Indonesia senantiasa meningkatkan peran sistem pembayaran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi termasuk secara aktif mendukung transformasi ekonomi keuangan digital. Penguatan elektronifikasi dilakukan dengan koordinasi lintas otoritas untuk penyaluran bantuan sosial (Bansos), transaksi keuangan Pemerintah Daerah (Pemda), dan integrasi moda transportasi. Transformasi UMKM ke arah aplikasi platform digital dilakukan pada aspek pembayaran, keuangan dan perdagangan.
Kelancaran Sistem Pembayaran tetap terjaga baik tunai maupun nontunai.
Posisi Uang Tunai Yang Diedarkan (UYD) per Juli 2019 tumbuh 5,9% (yoy), sementara transaksi Triwulan II 2019 pembayaran nontunai menggunakan ATM-Debit, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik (UE) tumbuh 10,5% (yoy), didominasi oleh instrumen ATM-Debit dengan pangsa 97,0%. Transaksi UE Triwulan II 2019 terus mengalami pelonjakan dengan pertumbuhan 241,2% (yoy), mengindikasikan preferensi masyarakat terhadap uang digital yang terus menguat.
Baca juga: Changpeng Zhao, dari Restoran Fastfood ke Platform Pertukaran Dunia
Stabilitas sistem keuangan yang terjaga juga ditopang kinerja korporasi go public yang tetap baik seiring kemampuan membayar yang tetap sehat. Ke depan, Bank Indonesia memandang terbuka ruang kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong pertumbuhan kredit tanpa mengganggu stabilitas sistem keuangan. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan dalam kisaran 10-12% (yoy) pada 2019 dan 11-13% (yoy) pada 2020, sementara DPK diprakirakan dalam kisaran 7-9% (yoy) pada 2019 dan 8-10% (yoy) pada 2020.
-Karin Hidayat-