JAKARTA, duniafintech.com โ Setelah dalam beberapa waktu terakhir hanya dinilai sebagai wacana, akhirnya kenaikan tarif dasar listrik untuk orang kaya dalam waktu dekat segera terlaksana.
Pasalnya, pemerintah sudah memastikan bahwa kenaikan tarif ini berlaku mulai 1 Juli 2022 mendatang. Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana, kenaikan tarif listrik ini hanya berlaku bagi pelanggan PT PLN (Persero) dengan daya di atas 3.500 VA.
“Rencananya, peraturan itu per 1 Juli, tapi ini kan masih perlu dilaporkan ke pimpinan. Kami sudah mengusulkan untuk beberapa golongan saja, untuk orang kaya,” ucap Rida di Gedung DPR, Jakarta, dikutip pada Selasa (7/6) dari Kumparan.com.
Baca juga:ย Daftar Perusahaan Besar yang Bangkrut di Dunia dan Indonesia
Di sisi lain, dirinya juga sudah mewanti-wanti PLN untuk segera melaksanakan kebijakan kenaikan tarif listrik untuk golongan orang kaya ini saat pimpinan, dalam hal ini pemerintah, menyetujui usulan kenaikan itu.
“Itu kan atas usulan PLN, PLN sudah mengusulkan. Kami sudah evaluasi. Kami juga sudah membalas (merespons) ke PLN agar siap-siap kalau nanti pimpinan oke (setuju naik), ya 1 Juli tinggal dilaksanakan,” tandasnya.
PLN terancam defisit
Sejauh ini diketahui, pemerintah belum pernah menaikkan tarif dasar listrik sejak tahun 2017 silam. Sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah dunia, keuangan PLN pun kian boncos lantaran ditahannya kenaikan tarif ini.
Adapun melonjaknya harga minyak mentah dunia saat ini telah membuat harga keekonomian tarif listrik dilaporkan kian melonjak dan jauh dari asumsi pemerintah dalam APBN 2022.
Sebagai contoh, tarif listrik untuk rumah tangga (RT) 900 VA yang kini Rp1.352 per Kwh, harga keekonomiannya telah mencapai Rp1.533,1 per Kwh. Adapun untuk golongan RT 1.300โ6.600 VA, tarifnya saat ini Rp1.444 per Kwh, harga keekonomiannya telah senilai Rp1.533 per Kwh.
Disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dengan kondisi itu, kalau tidak ada tambahan subsidi dan kompensasi dari pemerintah kepada PLN maka keuangan perusahaan akan defisit.
“Pada Desember 2022, diproyeksikan arus kas operasional PLN akan defisit Rp71,1 triliun,” ucap Sri Mulyani dalam rapat dengan Badan Anggaran DPR pada pertengahan Mei 2022 lalu.
Baca juga: Padahal Dilarang Main HP di SPBU, tapi Kok Malah Disuruh Pakai Aplikasi MyPertamina?
Dengan adanya defisit operasional ini, Sri Mulyani menyebut bahwa PLN harus menarik pinjaman. Tentunya, hal itu akan berdampak pada meningkatnya cost of funds. Di lain sisi, dalam bahan paparannya per 30 April 2022, PT PLN sudah menarik pinjaman senilai Rp11,4 triliun dan akan melakukan penarikan pinjaman kembali di Mei dan Juni.
Dengan demikian, total penarikan pinjaman hingga Juni menjadi Rp21,7 triliun hingga Rp24,7 triliun. Di samping itu, Sri Mulyani pun menulis, PT PLN perlu menjaga rasio kecukupan kas operasi untuk mampu membayar pokok dan bunga pinjaman (debt service coverage ratio/DSCR) kepada lenders.
Baca juga:ย Lengkap! Begini Cara Pencairan BPJS Online Ketenagakerjaan
Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama
Admin: Panji A Syuhada