Duniafintech.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya berikan restu dan menyetujui kesepakatan yang akan memungkinkan aplikasi berbagi video pendek asal China TikTok untuk terus beroperasi di negaranya. Sebelumnya trump sempat plin plan soal TikTok mengenai kesepakatan ini.
Dilansir dari laman Bloomberg bahwa Trump akhirnya berikan restu kemitraan antara TikTok dengan perusahaan AS Oracle Corp dan Walmart Inc. Namun ia memberikan syarat agar perusahaan China itu memberikan uang sebesar US$5 miliar kepada pemerintah AS.
Uang itu rencananya akan digunakan Trump untuk mendanai pendidikan anak-anak di AS. โKami akan menyiapkan dana yang sangat besar untuk pendidikan pemuda Amerika,โ kata Trump.
Seperti di lansir BBC, Trump juga memastikan keamanan data dari sekitar 100 juta pengguna TikTok di AS melalui kesepakatan tersebut.
Kementerian Perdagangan AS juga menguatkan sinyal adanya jalan kesepakatan antra pemerintah AS dengan ByteDance Ltd, pembuat aplikasi TikTok. Kemendag menyatakan telah menunda tenggat waktu pemblokiran itu selama seminggu hingga 27 September mendatang.
Sampai saat ini, ByteDance belum mengomentari kesepakatan yang diusulkan, yang turut memerlukan persetujuan dari pemerintah China.
Baca Juga:
- Tingkatkan Moderasi Konten, TikTok Bentuk Dewan Penasihat Keamanan Asia Pasifik
- Teka-Teki Pembeli TikTok Mulai Terkuak! Siapa Saja Mereka?
- Tak Minat Beli, Google Malah Siapkan Aplikasi Saingan TikTok
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan AS mengeluarkan perintah larangan mengunduh dua aplikasi asal China, yakni WeChat dan TikTok. Aturan ini mulai berlaku pada hari Minggu, 20 September 2020 waktu setempat.
Melalui sebuah pernyataan, Kementerian Perdagangan mengatakan perusahaan AS dilarang mendistribusikan WeChat dan TikTok. Dua aplikasi ini juga sudah harus dihapus dari toko aplikasi app store milik Apple dan Google Play mulai hari Minggu.
Dilansir dari The Guardian, Kemendag AS menyatakan dua aplikasi ini akan dihapus dari App store ataupun Google Play. Pemerintah menilai langkah itu diperlukan untuk menjaga keamanan nasional AS.
Presiden Donald Trump menduga bahwa Partai Komunis China menggunakan data yang dikumpulkan melalui aplikasi itu untuk mengancam keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi AS.
Bahkan Trump sempat mengeluarkan ultimatum pada Agustus lalu yang berisi larangan bagi aplikasi TikTok jika tidak ingin dijual kepada pihak AS. Namun, tetap saja Trump akhirnya berikan restu meskipun dengan syarat mahar 5 miliar dolar.
Dikutip dari Reuters, Sekretaris Kementerian Perdagangan Wilbur Ross dalam konferensi pers nya mengatakan, “atas arahan Presiden, kami telah mengambil tindakan signifikan untuk memerangi pengumpulan data pribadi warga Amerika yang berbahaya di China. Sembari mempromosikan nilai-nilai nasional kami, norma berbasis aturan demokratis, dan penegakan hukum dan regulasi AS yang agresif.”
(DuniaFintech/Drean M.Ikhsan)