25.2 C
Jakarta
Minggu, 3 November, 2024

Berita Fintech Indonesia: BBM Naik Tak Pengaruhi Bisnis Fintech

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini mengulas seputar bisnis atau industri fintech yang terus melaju. 

Di tengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini, pinjaman fintech ke pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diyakini tetap melaju. 

Simak ulasannya berikut ini. 

Pinjaman Fintech ke UMKM Diyakini Tetap Melaju– Berita Fintech Indonesia

Meskipun berbagai kondisi yang menantang turut dirasakan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama akibat lonjakan inflasi, kenaikan harga BBM dan suku bunga acuan, hal tersebut tak gentar menyurutkan perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending dalam membuka akses pendanaan kepada pelaku UMKM.

Sebut saja fintech P2P lending Amartha contohnya, yang telah menyalurkan permodalan kepada 1,18 juta pelaku UMKM. 

Dengan total dana yang telah disalurkan lebih dari Rp 7,9 triliun. Sementara, besaran pinjaman di Amartha berkisar dari Rp 4 juta hingga Rp 15 juta.

Melansir Kontan, Rezki Warni, AVP Marketing & PR Amartha menyampaikan, bahwa Amartha optimis tetap dapat menyalurkan permodalan bagi pelaku UMKM, meskipun terdapat perubahan kondisi ekonomi yang disebabkan oleh inflasi, kenaikan BBM dan suku bunga acuan tersebut. 

“Pinjaman masih tetap didominasi ke wilayah di luar pulau Jawa, yakni Pulau Sumatra dan Sulawesi, karena terbukti memiliki performa yang sangat baik,” kata Rezki, dikutip Kamis (8/9/2022). 

Untuk meningkatkan performa keuangan itu, Amartha senantiasa menjalin kolaborasi dengan banyak pihak, baik perbankan maupun institusi lainnya untuk bersama-sama memberdayakan UMKM di Indonesia.

Berita Fintech Indonesia

Rezki mengungkapkan, Amartha juga berupaya untuk menjaga kualitas pinjaman dengan mengoptimalkan teknologi machine learning. Hingga saat ini, Amartha memiliki NPL  di bawah 0,5 persen. 

Di sisi lain, Amartha juga berencana untuk melakukan ekspansi wilayah operasional seperti ke provinsi Lampung, Bengkulu, dan Gorontalo. 

Oleh sebab itu, dengan adanya kebutuhan akan ekspansi serta historikal performa keuangan yang sehat ini, Amartha juga menargetkan untuk merekrut 1.800 tenaga kerja baru sampai dengan akhir tahun ini.

Angka Penyaluran dari Perusahaan Fintech Stabil– Berita Fintech Indonesia

Serupa dengan Amartha, hingga saat ini, Grup Modalku juga mencatatkan angka penyaluran pinjaman di setiap kuartal yang terbilang cukup stabil. 

Hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 38,73 triliun kepada lebih dari 5,1 juta pinjaman UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand hingga Vietnam.

Co-Founder Funding Societies dan CEO Modalku Indonesia Reynold Wijaya mengatakan, bahwa terdapat banyak variabel yang mempengaruhi penyaluran pinjaman Modalku kepada UMKM sehingga sulit untuk menyatakan bahwa dengan adanya hal tersebut maka akan berdampak langsung terhadap penurunan penyaluran pinjaman.

“Kami akan terus mengamati perkembangan ekonomi yang berkaitan langsung dengan industri dan segmen yang kami sasar dan mengintegrasikannya ke dalam model seleksi kelayakan calon peminjam sehingga kami senantiasa dapat mengelola risiko-risiko yang mungkin timbul,” kata Reynold.

Baca jugaBerita Fintech Indonesia: Industri Harapkan Pajak Pinjol Direvisi

Reynold menjelaskan, hingga saat ini segmen utama Modalku tetap UMKM, mulai dari segmen mikro hingga menengah. Segmen tersebut dibidik karena sesuai dengan visi utama perusahaan, yaitu mendukung UMKM berpotensi untuk mendapatkan akses pendanaan.

Perlu untuk dicatat, Modalku menyediakan layanan pendanaan digital, dimana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa jaminan hingga Rp 2 miliar dengan tenor bervariatif yang disesuaikan dengan profil usaha peminjam melalui penilaian tim kredit Modalku.

Area penyaluran pinjaman Modalku pun tidak hanya berfokus di Pulau Jawa, namun juga ke luar Pulau Jawa. Beberapa area di luar Pulau Jawa yang paling banyak didanai oleh Modalku antara lain Riau, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan di Bali.

Reynold mengaku, di tengah maraknya kenaikan harga BBM serta lonjakan inflasi, pihaknya terus mengevaluasi dampak terhadap proyeksi pinjaman yang diberikan. 

Kendati demikian, dirinya tentunya berharap hingga akhir tahun 2022 keadaan perekonomian semakin membaik.

Di tahun ini, Modalku terus berusaha meningkatkan penyaluran pinjaman UMKM di berbagai sektor industri melalui inovasi produk dan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk HSBC Singapura dan platform digital seperti Linkz Asia yang baru berjalan di tahun ini.

Selain itu, Modalku juga fokus untuk meningkatkan penetrasi pasar di masing-masing daerah karena potensinya masih sangat besar. Sebagai tambahan informasi, beberapa saat lalu Modalku juga baru saja melakukan ekspansi luar Jawa ke wilayah Makassar.

Perusahaan Fintech Lainnya

Selain itu, PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) juga mengaku masih optimistis kinerja penyaluran pinjaman di semester II/2022 dapat tetap tumbuh.

Hal tersebut sejalan dengan realisasi penyaluran pinjaman pada pertengahan tahun ini yang mencapai sebesar Rp1,3 triliun dan mencapai Rp1,75 triliun sepanjang tahun berjalan ini. 

Baca jugaBerita Fintech Indonesia: Cara Kembangkan UMKM dengan Pinjaman Modal dari Fintech

CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, bahwa kendati kondisi menantang turut dirasakan para pelaku UMKM terutama akibat lonjakan inflasi, kenaikan harga BBM dan kenaikan suku bunga acuan. Dia tetap optimistis hal tersebut tidak akan terlalu berpengaruh kepada penyaluran dana Akseleran ke UMKM.

“Justru dengan terus berlanjutnya pemulihan ekonomi dan potensi growth yang ada, kelihatannya pinjaman UMKM masih akan terus bergeliat ke depan. Kami optimis rata-rata penyaluran bulanan Akseleran masih bertahan di level Rp 230 miliar sampai Rp 250 miliar,” kata Ivan.

Asal tahu saja, hingga saat ini Akseleran telah menyalurkan permodalan kepada 3.513 borrower, dimana 1.136 di antaranya merupakan borrower aktif, dengan mayoritas UMKM berada di bidang engineering, konstruksi, energi, dan aneka jasa.

Itulah ulasan seputar berita fintech Indonesia. Kebaikan BBM diyakini tak berpengaruh terhadap pinjaman fintech ke UMKM. Semoga bermanfaat ya.

Baca jugaBerita Fintech Indonesia: Mengenal Kembali Fintech Syariah

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.

 

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU