DuniaFintech.com – Harga emas per Jumat 15 Januari 2021 merangsek turun drastis setelah diumumkannya percobaan vaksin COVID-19. Secara bersamaan, pasar Antam dan UBS kompak mengalami koreksi harga yang lumayan dalam.
Diansir dari Pegadaian, harga emas Antam untuk bobot 2 gram per 15 Januari 2021 mengalami koreksi sebanyak Rp 20.000, dibuka dengan harga Rp 1.952.000 menjadi Rp 1.932.000. Ada pun bobot 5 gram emas Antam juga menurun drastis, diawali dengan harga Rp 4.802.000 menjadi Rp 4.749.000.
Sementara itu, emas UBS juga mengalami koreksi harga yang signifikan. Bobot terkecil mereka seberat 0,5 gram menurun menjadi bilangan Rp 499.000. Sementara itu, untuk ukuran 1 gram harganya turun dari Rp 942.009 menjadi Rp 935.000.
Harga logam mulia mengalami volatilitas yang cukup intensif pada pekan ini. Seperti diketahui, saat sebelum pasar tutup di Jumat lalu, harga emas sempat mengalami tren positif. Namun pada awal pekan ini, harga emas di pasar cenderung stagnan dalam harga jual mau pun beli.
Baca juga:
- Ajarkan Investasi, DANA Buka Layanan Jual Beli Emas
- Prediksi Harga Emas 2021, Apakah Penurunnya Akan Tajam?
- Tips Investasi Emas untuk Pemula, Dijamin Bikin Untung
- Aplikasi Ini Jadi Pesaing Kuat WhatsApp dan Telegram, Kenali Beberapa Fiturnya
Harga Emas di Jumat 15 Januari 2021
Berikut adalah daftar harga emas per Selasa 12 Januari 2021 di pasar Pegadaian. Ada pun daftar meliputi emas UBS dan Antam.
Bobot | Antam | UBS |
0,5 gram | โ | Rp 499.000 |
1 gram | โ | Rp 935.000 |
2 gram | Rp 1.932.000 | Rp 1.855.000 |
5 gram | Rp 4.749.000 | Rp 4.581.000 |
Sebagai salah satu jenis investasi yang populer di dunia, beberapa orang kerap menjadikan emas sebagai instrumen investasi jangka pendek, seperti indeks harga saham. Meski demikian, beberapa orang juga menjadikan logam mulia sebagai jaminan simpanan serta safe haven.
Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi laju pertumbuhan dan penurunan nilai emas, salah satu yang paling berpengaruh ialah perubahan nilai mata uang Dollar Amerika Serikat. Disebutkan, semakin tinggi nilai tukar mata uang negeri Paman Sam tersebut terhadap Rupiah, maka harga logam mulia tersebut semakin meroket.
Faktor selanjutnya ialah produksi emas dunia. Sejak tahun 2000, jumlah produksi emas semakin menurun lantaran sumber daya yang semakin berkurang serta kesulitan dalam penambangan. Hal ini tentunya membuat logam mulia menjadi instrumen investasi yang diperebutkan.
DuniaFintech/Fauzan