27 C
Jakarta
Kamis, 25 April, 2024

Ini Jurus Bank Indonesia Hadapi Perlambatan Ekonomi Global

JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia (BI) memiliki strategi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Strategi tersebut yaitu Konsistensi, Inovasi dan Sinergi (KIS) dalam menyusun berbagai kebijakan. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan kinerja ekonomi Indonesia masih tergolong sangat baik, saat ini akan terus berlanjut di tengah masih terdapatnya potensi ketidakpastian di perekonomian global. Dia mengungkapkan terdapat beberapa hal yang menjadi potensi ketidakpastian tersebut antara lain pertama, perlambatan ekonomi global (slower growth). 

Baca juga: Peringatan Bos Bank Indonesia Adanya Perlambatan Ekonomi Global

Kedua, masih tingginya laju inflasi (high inflation). Ketiga, suku bunga kebijakan yang tinggi untuk waktu yang lama (higher policy rate for longer). Keempat, nilai tukar dolar Amerika Serikat yang tetap kuat (Strong US Dollar). Kelima, fenomena cash is the king. 

“Pentingnya strategi KIS dalam menyusun berbagai kebijakan,” kata Perry. 

Perry menjelaskan implementasi KIS yang dilakukan oleh pihaknya bersama dengan pemerintah dan stakeholder strategis lainnya selama tahun 2022 terbukti efektif dalam menjaga resiliensi perekonomian dan stabilitas keuangan Indonesia. Ke depan, hal tersebut diyakini akan berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 4.5% – 5.3%. Laju inflasi diproyeksikan terjaga di kisaran 3%±1% pada tahun 2023.

Baca juga: Bank Indonesia Catat Penyaluran Kredit Perbankan Capai 77,7 Persen

Dia menilai seiring konsistensi penguatan fundamental ekonomi tersebut, nilai tukar Rupiah diyakini akan terus mengalami apresiasi. Bank Indonesia akan terus melakukan berbagai inovasi yang terangkum dalam 5 kebijakan utama, yaitu kebijakan moneter yang pro-stability dan kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, serta kebijakan UMKM dan perekonomian syariah yang pro-growth. 

“Berbagai kebijakan tersebut didukung oleh sinergi melalui koordinasi erat dengan Pemerintah dan stakeholder strategis lainnya,” kata Perry. 

Perry menyinggung terkait dengan pengelolaan cadangan devisa yang merupakan salah satu elemen dalam mendukung kebijakan moneter. Menurutnya pemahaman terhadap fundamental ekonomi, siklus bisnis dan keuangan, serta tantangan ekonomi ke depan. Untuk itu, penguatan pengelolaan cadangan devisa yang telah diimplementasikan sejak tahun lalu akan terus dilakukan.

“melalui strategi alokasi aset yang mempertimbangkan profil kewajiban eksternal baik yang bersifat siklikal maupun struktural, serta mitigasi downside risks sehingga kecukupan cadangan devisa dapat terus terjaga,” kata Perry. 

Baca juga: Bank Indonesia Perkirakan Sektor Industri Pengolahan Alami Peningkatan 53,3 Persen

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE